Campusnesia.co.id - Sanggang (26/07/2023) – Minggu ke-3 kegiatan TIM II KKN UNDIP diisi dengan pelaksanaan program monodisiplin oleh Amelia Retno Sawitri (21) pada hari Rabu, 26 Juli 2023 pukul 20.30 WIB bertema “Pengenalan Keanekaragaman Tanaman di Embung Cerme: Identifikasi, Penamaan, dan Deskripsi Singkat”. Pelaksanaan program ini dilatar belakangi oleh awamnya pengetahuan tentang aspek ilmiah dan pentingnya pelestarian tanaman yang belum terlalu meresap di kalangan warga.
Embung Cerme merupakan salah satu lokasi wisata yang terletak di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah. Embung Cerme. Embung ini biasanya dikunjungi oleh wisatawan lokal. Tempat wisata ini dapat dijangkau setelah menempuh perjalan kurang lebih satu jam dari Kota Solo dengan mengendarai motor.
Embung Cerme dibuat dengan mengusung nuansa alam yang asri dan sejuk yang dikelilingi oleh lahan perkebunan durian, kelengkeng, maupun alpukat. Selain tanaman tersebut, terdapat beberapa tanaman lainnya yang juga tumbuh di sekitar lahan perkebunan. Hal ini menunjukkan bahwa Embung Cerme merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki potensi biologis yang signifikan.
Dalam segi ekosistem, keanekaragaman tanaman menjadi salah satu aspek penting yang patut dipelajari. Flora lokal yang tumbuh di sekitar embung memiliki peranan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyediakan sumber pangan bagi fauna lokal jika memungkinkan, serta memiliki potensi sebagai bahan baku lokal.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman tanaman di Embung Cerme memiliki dampak positif dalam bidang konservasi dan pendidikan lingkungan. Proses identifikasi, pemberian nama, deskripsi singkat, dan status konservasi terhadap tanaman tersebut akan membantu dalam upaya pelestarian sumber daya alam lokal.
Upaya untuk memperkenalkan dan mendokumentasikan keragaman tanaman di Embung Cerme akan mampu memberikan masyarakat pemahaman yang lebih baik mengenai kekayaan alam yang dimiliki oleh wilayah mereka, khususnya Desa Sanggang. Hal ini mampu mendorong rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap lingkungan setempat.
Pengetahuan yang diperoleh dari pengenalan keanekaragaman tanaman di Embung Cerme dapat membuka pintu bagi Penelitian lebih lanjut, seperti studi ekologi, interaksi antara flora maupun flora dengan fauna yang ada di ekosistem tersebut, serta potensi pemanfaatan tanaman lokal dari berbagai aspek kehidupan manusia.
Program ini dihadiri oleh 13 anggota kelompok tani dari 10 dusun di Desa Sanggang termasuk Bapak Hendrik Simartama dari Yayasan Obortani Semarang, selaku pendamping kegiatan di Desa Sanggang sejak tahun 2019. Sasaran program yang menyasar pada kelompok tani tersebut dilatar belakangi oleh adanya kelompok tani yang juga mengelola tanaman durian, kelengkeng, maupun alpukat yang sering beraktivitas di sekitar embung.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan di kediaman Bapak Joko Santoso selaku ketua Kelompok Tani Desa Sanggang. Sebelum diadakannya pertemuan ini, terlebih dahulu dilakukan kegiatan eksplorasi tanaman di Embung Cerme dan dokumentasi, yang hasilnya nanti akan disajikan dalam bentuk power point untuk disampaikan kepada peserta. Pada saat pertemuan berlangsung, kegiatan diawali dengan pengenalan diri, pemaparan materi dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan, dan diakhiri dengan penutup dan sesi tanya jawab.
Hasil eksplorasi yang telah dilakukan, terdapat 12 tanaman di Embung Cerme, antara lain durian, kelengkeng, alpukat, cemara norfolk, pucuk merah, kacang tunggak/ tolo, mangga, pisang, pinus, jambu air, bunga kertas, dan putri malu. Masing-masing tanaman kemudian diidentifikasi nama ilmiahnya, karakteristiknya, peranannya, dan status konservasinya.
Tanaman durian, kelengkeng, dan alpukat yang menjadi tanaman unggulan di Embung Cerme maupun sanggang tersebut menjadi fokus utama penjelasan materi terkait dengan kegunaannya yang dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan makanan, minuman seperti tempoyak, durian ketan, es cendol durian, kue sus, pudding, dan lain sebagainya yang dapat menjadi inovasi bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, dari 12 jenis tanaman yang telah dieksplorasi dan diidentifikasi, masih banyak tanaman yang ternyata memiliki status konservasi Data Deficient (kekurangan data) seperti kelengkeng, pucuk merah, kacang tanggal/ tolo, mangga, pisang, jambu air, dan bunga kertas.
Selain itu, juga terdapat tiga jenis tanaman yang berstatus Least Concern (sedikit perhatian) seperti durian, alpukat, dan putri malu. Status konservasi ini menunjukkan bahwa populasi spesies tersebut relatif stabil dan tidak menghadapi ancaman signifikan yang menyebabkan penurunan populasi secara besar-besaran dalam waktu dekat.
Pada saat pelaksanaan kegiatan, peserta terlihat antusias dan tertarik dengan materi yang disampaikan meskipun beberapa istilah ilmiah yang disampaikan terkesan awam bagi warga.