Campusnesia.co.id - Salah satu isu prioritas nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia adalah permasalahan mengenai stunting. Stunting merupakan suatu gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan yang buruk. Penyebab utama yang sering disoroti adalah gizi buruk pada ibu hamil, bayi, dan balita. Umumnya stunting ditandai dengan anak gagal tumbuh ke tinggi badan yang sesuai untuk usianya.
Problematika ini terbilang mendesak karena stunting menyebabkan kerusakan fisik dan mental yang tidak dapat diperbaiki pada anak-anak. Tidak sekadar urusan tinggi badan, stunting terbukti nantinya berdampak pada rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis saat anak sudah bertumbuh dewasa. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045.
Bekerja sama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Diponegoro turut serta berkontribusi dalam usaha pencegahan stunting melalui program MAHASISWA PENTING (Mahasiswa Peduli Stunting).
Sebagai salah satu wilayah yang angka stuntingnya terbilang tinggi, mahasiswa-mahasiswa KKN di Desa Pecalungan, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah pun tidak terkecuali. Memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di Desa Pecalungan, para mahasiswa ini melakukan penyuluhan pemberantasan stunting dengan topik utama pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan balita.
Pada hari Sabtu, 15 Juli 2023 di Balai Desa Pecalungan, dengan dihadiri ibu-ibu PKK Desa Pecalungan, mahasiswa KKN Tim II Undip mengadakan sosialisasi mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menurunkan angka stunting. Kedatangan mahasiswa di Balai Desa Pecalungan disambut dengan antusias oleh ibu-ibu PKK.
Dalam sosialisasi ini, para mahasiswa memaparkan mengenai pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu sumber nutrisi yang murah dan mudah didapatkan untuk pemenuhan kebutuhan gizi. Kelor, yang sering dianggap sebagai sayuran pahit dan kerap dikaitkan dengan hal mistis, nyatanya dapat diubah menjadi produk yang lebih ramah dan berguna untuk dikonsumsi ibu hamil serta balita.
Produk yang digagas oleh mahasiswa-mahasiswi KKN Undip sendiri dalam bentuk teh daun kelor dan suplemen. Daun kelor dikeringkan menjadi bubuk-bubuk yang selain dapat diseduh menjadi teh, juga dapat dicampur ke dalam makanan yang dikonsumsi ibu hamil serta balita. Tidak hanya menjelaskan cara pembuatan produk berbahan daun kelor, mahasiswa KKN melanjutkan dengan penjelasan mengenai cara budidaya tumbuhan kelor itu sendiri agar nantinya warga desa dapat memproduksi olahan kelor secara mandiri.
Tidak sedikit pertanyaan mengenai efektivitas tanaman kelor dalam pemenuhan gizi yang muncul dari ibu-ibu peserta sosialisasi. Disini, mahasiswa KKN Undip menjelaskan mengenai nutrisi dari kelor itu sendiri yakni dari daunnya yang kecil terdapat kandungan protein dan kandungan zat besi.
Mahasiswa KKN juga memberikan cara yang tepat untuk meningkatkan nafsu makan balita yang seringnya enggan untuk mengkonsumsi sayur seperti kelor. Selain dicampurkan ke dalam makanan sehari-hari, penambahan madu ke dalam teh kelor juga menjadi solusi yang tepat untuk menyamarkan rasa pahit dari daun kelor.
Teh Kelor
Dengan diadakannya sosialisasi ini, para mahasiswa KKN Undip berharap agar pengetahuan para ibu-ibu PKK mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang sangat penting untuk pencegahan stunting meningkat. Gizi yang buruk seringkali dikaitkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam menyediakan makanan yang layak bagi anak-anaknya dikarenakan berbagai faktor seperti kemiskinan.
Dalam sosialisasi pemanfaatan tanaman kelor sebagai upaya stunting, mahasiswa KKN Undip menunjukkan bahwa makanan bergizi tidak selalu makanan yang mahal, dibuktikan dengan olahan kelor yang dapat dengan mudah didapatkan dan dibudidayakan, serta telah terbukti menjadi salah satu makanan yang dapat mencegah stunting pada anak.