Campusnesia.co.id - Beberapa waktu yang lalu saya menemukan ada Starbucks Kaleng di Alfamart saat sedang berbelanja, karena penasaran maka saya beli satu kaleng. Jujur ini kali pertama saya minum kopi Starbucks sebelumnya tidak pernah beli bahkan yang versi cup di cafenya.
Ada dua varian yaitu Doubleshot Espresso Latte dan Mocha dengan isi 220 ml harga Rp 14.500 dan kali ini saya beli yang Latte.
Untuk rasa kopinya memang lebih kuat jika dibandingkan dengan Nescafe Kaleng 240 ml varian sama Latte. Bagi saya yang gak terlalu suka rasa kuat kopi jujur lebih suka Nescafe Latte yang susunya lebih terasa namun kopinya juga masih nyaman di perut.
Startbucks kaleng ini sudah sejak akhir tahun ada di minimarket, tapi setiap kali coba mencari selalu tidak menemukan karena sudah habis terjual antara laris atau banyak yang penasaran juga.
Bagaimanapun nama besar Starbucks jelas jadi sisi pendongkrak penjualan dan larisnya produk ini, wajar jika harganya juga lebih mahal dengan kopi sejenis yang bermain di segmen kaleng.
Sekilas info konsep awal Starbucks hanya toko jual beli kopi. Tidak seperti saat ini yang terkena dengan konsep kedai dan tempat nongkrong.
Starbucks Corporation adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk 13.123 di Amerika Serikat, 1.299 di Kanada, 977 di Jepang, 793 di Britania Raya, 732 di Tiongkok, 473 di Korea Selatan, 363 di Meksiko, 282 di Taiwan, 204 di Filipina, 164 di Thailand dan 500 di Indonesia.
Starbucks menjual minuman panas dan dingin; biji kopi; salad, sandwich panas dan dingin, kue kering manis, aneka camilan, dan barang-barang seperti gelas, dan tumbler. Melalui divisi Starbucks Entertainment dan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku, musik, dan film. Banyak di antara produk perusahaan yang bersifat musiman atau spesifik terhadap daerah tempat kedai berdiri. Es krim dan kopi Starbucks juga dijual di toko grosir.
Sejak didirikan tahun 1971 di Seattle sebagai pemanggang dan pengecer biji kopi setempat, Starbucks meluas dengan cepat. Pada tahun 1990-an, Starbucks membuka kedai baru setiap hari kerja, satu tahap yang terus dilanjutkan sampai tahun 2000-an.
Kedai pertama di luar Amerika Serikat atau Kanada dibuka pada pertengahan 1990-an, dan jumlah kedainya di luar negeri mewakili sepertiga dari total kedai Starbucks di seluruh dunia. Perusahaan ini berencana membuka 900 kedai baru di luar Amerika Serikat pada tahun 2009, dan telah menutup 300 kedai di Amerika Serikat sejak 2008.
Sejarah Pendirian Starbucks
Kedai Starbucks di 1912 Pike Place. Ini adalah lokasi kedua kedai pertama Starbucks (dulu di 2000 Western Avenue sejak 1971 sampai 1976.
Kedai Starbucks pertama dibuka di Seattle, Washington, pada tanggal 30 Maret 1971 oleh tiga rekanan: guru bahasa Inggris Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegl, dan penulis Gordon Bowker. Ketiganya terinspirasi oleh pengusaha pemanggangan kopi Alfred Peet, yang mereka kenal secara pribadi, untuk menjual biji kopi berkualitas tinggi beserta peralatannya.
Awalnya, perusahaan ini hendak diberi nama Pequod yang diambil dari nama kapal pemburu Moby-Dick, tetapi nama ini ditolak oleh sejumlah pendiri pendamping. Perusahaan ini akhirnya diberi nama sesuai nama mualim satu kapal Pequod, Starbuck.
Sejak 1971–1976, kedai pertama Starbucks berdiri di 2000 Western Avenue, kemudian direlokasi ke 1912 Pike Place. Perusahaan ini hanya menjual kopi panggang dan tidak menjual minuman kopi. Selama tahun-tahun pertama beroperasi, mereka membeli biji kopi hijau dari Peet's, kemudian mulai membeli langsung dari petani kopi.
Kevin Knox bertugas menangani kualitas kopi di Starbucks sejak 1987 sampai 1993 menulis di blognya tahun 2010 tentang bagaimana George Howell, veteran kopi dan pendiri Cup of Excellence, terkejut dengan biji panggangan gelap yang dijual Starbucks pada tahun 1990.
Berbicara dengan New York Times pada tahun 2008, Howell menyatakan bahwa panggangan gelap yang dipakai Starbucks tidak memperdalam rasa kopi, namun malah menghancurkan nuansa rasanya.
Consumer Reports edisi Maret 2007 membandingkan kopi milik jaringan cepat saji Amerika Serikat dan menempatkan Starbucks satu tingkat di bawah McDonald's Premium Roast. Majalah ini menyebut kopi Starbucks "kuat, tetapi terbakar dan cukup pahit sampai-sampai mata Anda berair, bukannya terbuka lebar".