Campusnesia.co.id - Klaten, 25/1/2023, Masalah gizi yang dihadapi oleh Pemerintah Indonesia adalah Triple Burden Malnutrition, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan zat gizi mikro.
Salah satu indikator dalam melihat balita kurang gizi adalah indeks BB/U. Biasanya hasil penimbangan berat badan saat posyandu digunakan untuk menghitung indeks BB/U. Prevalensi balita dengan berat badan kurang di Indonesia berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) pada tahun 2021 sebanyak 17%.
Berdasarkan data status gizi balita di Desa Soka bulan Desember tahun 2022, berdasarkan indeks BB/U didapatkan sebanyak 5 balita BB kurang dan 1 balita BB sangat kurang, sedangkan berdasarkan indeks BB/TB didapatkan sebanyak 6 balita gizi kurang dan 1 gizi buruk.
PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dapat dilakukan dalam rangka pemenuhan gizi balita untuk mengatasi status gizi kurang. Syarat PMT adalah mengandung cukup gizi terutama energi dan protein, dapat diterima, aman dan higienis dalam pembuatan maupun penyajian, makanan diutamakan berasal dari protein hewani.
Farras Imtiyaz Ramadhani Arifin selaku mahasiswi KKN Undip Tim 1 Tahun 2022/2023 melakukan kegiatan cooking class pembuatan PMT di PAUD Tumbuh Kembang Desa Soka, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten dengan sasaran utamanya adalah ibu dari anak-anak PAUD.
Inovasi onigiri sebagai PMT menggunakan bahan dasar ayam sebagai isian ditambah wortel kemudian dibalut nasi yang diberi warna agar menarik bagi anak-anak dengan tujuan menstimulasi keterampilan dan kreativitas anak serta yang utama supaya anak mau mengonsumsi PMT buatan sendiri sehingga dapat membantu untuk memenuhi asupan harian.
Dalam cooking class, anak-anak didampingi ibu-ibu untuk berkreasi membuat onigiri dengan berbagai bentuk menggunakan cetakan agar lebih mudah. Selanjutnya ditaburi dengan nori halus sebagai topping. Selama pembuatan PMT onigiri ayam terlihat antusiasme anak-anak dan mereka menyukai saat mencicipinya. Selain itu, dalam acara ini juga dijelaskan proses pembuatan isian onigiri agar bisa ditiru dan dibuat kembali di rumah.
Cooking class yang diadakan mendapat respon positif baik dari guru PAUD, murid PAUD, maupun orang tua murid PAUD. Menurut guru PAUD, Affany Kristina mengatakan bahwa “Acara ini sangat bagus untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam membuat makanan yang bergizi dan mudah dibuat dengan bahan pangan lokal yang tersedia di daerah ini”.