Campusnesia.co.id - Jika Gigi Band punya lagu 11 Januari, mungkin aku perlu membuat lagu sendiri judulnya 12 dan 13 Januari 2022.
Kisah ini aku tulis tepat setahun peristiwa itu terjadi, aku buru-buru memacu beat merah putih tahun 2018 ku setelah membaca wa mu, kamu besok tanggal 2 Januari 2022 belum bisa masuk kerja karena ada kegiatan penting.
Sore itu juga kuterjang jalanan pantura dari Pati, Kudus, Demak dan Semarang saking penasarannya apa yang sedang terjadi.
Sesampainya di Tembalang, kubuka ruangan toko tempat kita kerja, di samping layar monitor meja kerjamu terlihat gift box warna coklat itu terbuka, aku segera melihatnya dan kudapati selembar surat bertulis tangan yang beberapa hari lalu kutulis sudah tak ada, tapi...
Tapi kotak merah kecil berisi kalung hasil tabungan adsense dirimu tinggal di sana, bersama gift box dari toko Annida yang merah pitanya.
Selama sepuluh hari hatiku galau, menunggu apa yang terjadi, kenapa kamu tiba-tiba ijin tak masuk kerja dan kira-kira jawaban apa yang akan aku terima.
Secara teori, persiapan hati yang sudah matang sejak Januari 2020 ini harusnya sudah siap dengan segala kemungkinan yang bakal terjadi.
Apalagi setahun terakhir, aku kira lampu hijau sudah muncul jadi kuputuskan menyampaikan maksud hati yang tulus ini.
Entahlah, mungkin aku orangnya terlalu gampang terinfluence, dari jaman drama Whats Wrong with Secretary Kim, She Would Never Know, Revolutionary Love, Mister Sun, My Golden Life hingga Start Up dan Hospital Playlist semua menampilkan kisah cinta teman sekantor sukses hingga hubungan serius.
Ku kira kisah kita bakal semanis itu, hingga sadar semua hanya drama di layar kaca yang mustahil terwujud di dunia nyata, mungkin...
Aku terlanjur berimajinasi hari-hari kita dipenuhi diskusi tulisan apa yang bakal kita posting hari ini, dan ngobrolin tentang plot drama korea terkini layaknya pasangan mas Arya dan mbak Anthy dari channel review Cine Cribe yang menginspirasi.
Aku selalu siap menerima jawabanmu, kemungkinannya cuma dua, dirimu terima dan sebaliknya.
Namun sekali lagi, praktiknya tak semudah itu, aku jadi paham kenapa Park Shin Hye dan Bae Suzy bisa menangis segitunya tiap adegan patah hati, karena memang rasanya sakit.
Sekedar info, di malam pertama aku baca wa bahwa dirimu tak bisa lagi kembali ke Tembalang dan belum bisa menerima niat baikku, aku yang sudah tua ini menangis hingga tertidur.
Aku pikir keesokan harinya bakal baik-baik saja, nyatanya enggak. Saat siang orang lalu lalang iya aku bisa menyembunyikan kisah cintaku yang malang, begitu malam tiba matilah aku.
Masih jelas di ingatanku, saat itu waktu menunjuk pukul satu malam, karena dada ini sesak tak tahu harus bagaimana lagi kutelpon ibun di rumah hanya untuk mendengar isak tangisku.
Beliau tak tahu apa yang terjadi pada anak lali-lakinya yang sudah tua ini, hingga satu jam kemudian baru bisa kuceritakan bahwa dirimu berpamitan dan tak kembali datang.
Dunia seakan runtuh, aku cuma pengin tidur berharap ketika bangun semua ini hanya bunga tidur.
Olive Chicken yang biasanya makan siang paling nikmat kini terasa hampa, apalagi cuma indomie goreng pake telur, aku gak anosmia karena corona, tapi gegera hati dan cinta.
Di laci sudah ada sepasang cincin yang kutabung dari bayaran mbah Google, mungkin dirimu pengin tahu, ide surat lamaran dan kalung itu terinspirasi dari drama Hometown Cha-Cha-Cha saat bu Yoon Hye Jin melamar pak Hong di pantai, andai kisah kita semanis drama korea, andai saja..
Kini setahun sudah berlalu, aku coba move on hasilnya cuma gamon. Aku coba melupakanmu tapi drama-drama korea tentang cinta itu mengingatkanku akan dirimu.
Andai, dirimu tanpa sengaja membaca tulisan ini, aku mau bilang perasaanku padamu masih sama seperti dulu, tulus ingin membina rumah tangga bersamamu.
Dari lubuk hati yang terdalam aku berharap masih punya kesempatan...
apa kabar kamu di sana Shintya?
Penulis
AM