Campusnesia.co.id - Baru-baru ini ramai di twitter seorang pemimpin redaksi sebuah media alternatif yang mentwit pengalaman tidak menyenangkan saat malan di sebuah kedai.
Twit tersebut ramai hingga beberapa balasan mencantumkan screenshot rating bintang 1 serta ulasan negatif di akun Google my Business.
Sehari berselang yang bersangkutan kembali mentwit bahwa owner kedai tersebut sudah menghubungi dan keduanya saling memaafkan.
Sayang bola sudah bergulir dengan beragam opini netijen, di twit baru tersebut ada beberapa yang membalas dengan tangkapan layar rating bintang 1 serta ulasan negatif di akun Google my Business media yang dipimpinnya.
Postingan ini tidak bermaksud memperuncing perdebatan siapa yang benar dan salah, tapi saya pribadi jadi prihatin (baca ngeri) dengan cara-cara warganet dalam melakukan cancel culture.
Google my Business adalah produk google yang memungkinkan penggunanya membuat akun untum tempat usaha, kantor, warung, resto dan lain-lain.
Fiturnya bagus, selain informasi alamat, nomer telpon, website, jam operasional juga dilengkapi integrasi dengan titik lokasi di Google Map. Dengan ekosiatem google, nyaris setiap pencarian tetang alamat suatu tempat, Google my Business akan muncul paling atas, sangat membantu sekali.
Sistem rating dan ulasan juga tadinya jadi hal yang bagus, pelanggan yang sudah merasakan pengalaman bisa memberi apresiasi sekaligus meninggallan kesan.
Namun sayangnya ya itu tadi, sekaramg jadi sasaran tiap kali ada kesalahfahaman yang viral langsung jadi amukan massa.
Jujur, ketika memang kejadiannya sesuai fakta pelajaran dengan melampiaslan ke google ny business bisa dipahami.
Akan tetapi untuk kasus-kasus yang kesalahfahaman dan sudah diselesaikan, jejak rating dan ulasan negatif sering kali masih membekas.
Bak pedang bermata dua, bisa jadi senjata dan juga bumerang yang berbahaya nagi pemiliknya.
Senagai penutup, saya ingin mengajak pengguna internet untuk bijak, tak jarang hanya karena merasa kita anonim, antah barantah lalu tanpa berpikir panjang jadi jahat dengan ketikan.
Berlaku juga untuk sosial media seperti twitter dan instagram, apa-apa sekarang langsung menyerang sosial media.
Penulis
Mumun