Campusnesia.co.id - Ada masa dimana ketika memikirkan mau buat bisnis harus ndakik-ndakik, mulai dari jenisnya, konsepnya, produknya, strateginya, marketingnya dll.
Hingga sampai pada kesimpulan, bahwa pada dasarnya goal membuka usaha itu adalah menghasilkan omset dan laba bukan sekedar prestise terlihat keren-kerenan.
Apa yang ndakik-ndakik salah? Tidak, karena ini hanya pendapat pribadi saja, hanya ingin mengatakan sekarang kalau bikin usaha penginmya yang biasa-biasa saja, ala kadarnya, sistem yang sederhana namun tetap ada hasilnya.
Bikin konter pulsa misalnya atau buka warung burjo diantaranya, sederhana secara sistem bisnisnya namun tetap dalam filosofinya.
Jebakan prestise bisa membuat seseorang mabuk, lebih haus popularitas terlihat sukses ketimbang sukses beneran.
Konteks ala kadarnya tentu beda dengan asal-asalan saja, tetap harus dipertimbangkan bagaimana peluangnya apakah masih memungkinkan jika terjun ke jenis usaha yang dimaksud.
Kejelian jadi hal penting dalam tahap ini, melihat emas dalam tumpukan jerami dan potensi di masa mendatang.
Jualan pentol, siomay, kue putu, frozen food, sambal kemasan dll adalah contoh lain sederhana dengan hasil yang lumayan uangnya.
Emang bisa scale-able? salah satu pertanyaan mereka yang terbiasa ndakik-ndakik, emang butuh uang berapa sih untuk hidup? seperlunya saja, jalani dan syukuri apa yang ada.
Passive income juga juga istilah omong kosong, lebih sering diucapkan para leader MLM yang sedang mencari korban, gak ada itu passive income. Leader MLM saja masih harus jadi pembicara agar dapat member baru.
Sepasif-pasifnya anda yang mungkin memasukan uangnya untuk investasi entah deposito, reksadana maupun saham tetap ada effort setidaknya cek secara berkala pasar yang sedang berjalan.
Dan harus dipahami ketika anda merasa tidak ngapa-ngapain tapi dapat bagi hasil, ada orang yang siang malam berjuang, bisnis real untuk menghasilkan uang bagi anda yang hidup dengan so called passive income.
Penulis
Nandar.