Campusnesia.co.id - Mamad akhir-akhir ini lebih sering pulang dari pada tahun-tahun yang lalu. Kalau ditanya kenapa, jawabanya agar bisa lebih sering pulang menengok ibunya. Tahun lalu ibunya masuk rumah sakit, saat itu ia sadar ibu yang dicintainya beranjak sepuh dan ia berfikir lebih sering pulang akan membuat ibunya bahagia.
Tiap kali pulang mamad mencoba tak hamya sekedar pulang, melepas rindu atau sejenak membebaskan diri dari rutinitas pekerjaan di ibu kota. Ia coba memperhatikan desa di mana mamad kecil tumbuh dengan segala kebaikannya.
Dalam level yang lebih idealis, ia selalu bertanya dalam hati kecilnya apa yang bisa ia berikan sebagai bagian dari masyarakat agar kampung halamannya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
"Kabar hot bulan ini apa kang?" Tanya mamad kepada kang Karno teman kecilnya sambil duduk di gardu perempatan desa.
"Telo...telo hargane hancur, dulu sempat Rp 2.500/kg mosok sekarang hanya Rp1.000/kg, banyak yang gak balik modal Mad" jawab kang karno dengan nada ngedumel.
Maklum, kang Karno dan sebagian besar masyarakat desa menanami ladangnya dengan singkong dan harga tahun ini benar-benar jatuh.
"Piye yo, kalau kondisi begini terus kan repot petani" tambah kang Tyo yang dari tadi main HP.
"Selama iki, telo itu buat apa tho kang?" Tanya mamad memastikan.
"Telo yo buat dijadiin tepung, tepungnya dijual ke pabrik" jawab kang karno.
"Ohh, mungkin biar bisa nilai ekonomisnya naik, perlu dijual dalam bentuk lain kang, ojo mung telo mentah utuh he he" mamad agak becanda.
"Maksudmu dijual dalam bentuk tape, gethuk, ngono?" Kang tyo mulai serius,
"yang mau beli ya siapa??" Nandanya agak pesimis.
"Lho ide bagus lho kang Tyo, masuk pak eko itu.." kang mad sumringah.
"Iki yo ngobrol ngalor ngidul ya, tapi nasib petani memang perlu dipikirkan, piye misal mengko sowan pak Kades ngobrolke ide iki? Sekalian apel dek Nisa ha ha" kang karno serius sekalian bercanda.
"Setuju aku No, ben mamad kenal karo Nisa, sopo ngerti jodho ha ha, mosok kancane anake sudah 2, nduwe pacar wae durung ha ha" kang tyo nambahi.
"Lho ya, ujung-ujunge bully jomblo, tapi cocok iki, matur pak Kades tentang ide pengolahan produk Telo agar nilai ekonomisnya naik" kang mad menutup obrolan.
***
Malam minggu tiba, Mamad, Karno dan Tyo berkunjung ke rumah pak Kades degan maksud mengutarakan keresahan dan memberi masukan terhadap masalah harga Telo yang murah.
Dalam hati, ternyata mamad meng-amini candaan dua temanya tentang pdkt dengan Nisa anak pak Kades.
"Assalamu'alaikum..." kang Karno memberi salam sesampainya di rumah pak kades, rumahnya asri dengan pohon jeruk bali di teras rumah dan beberapa bunga yang terawat.
"Wa'alaikumsalam, cari siapa mas?" Suara merdu menjawab salam kang Karno, dari bali pintu jati yang lebar itu perlahan-lahan mulai terlihat wanita muda berjilbab hijau daun dan sekelebat nampak senyuman yang membuat hati mamad berdegub kencang.
"Astagfirullah.." gumamnya dalam hati sembari menunduk.
"Bapak ada dek Nisa?" Kang tyo bertanya.
"Ohh ada kang, silahkan duduk dulu, saya panggilan bapak" jawab gadis yang baru saja lulus dari kebidanan sebuah poltekkes di semarang itu.
Mamad, kang karno dan kang tyo duduk sambil menunggu pak kades datang.
"Wah..wah..ada tamu ternyata, anak-anak muda ada apa ini malam minggu kok tumben dolan ke sini, bukan mau apel tho?" Canda pak Kades Ahmad sambil menyalami tamunya satu persatu.
Pak Kades Ahmad usianya bisa dibilang muda, ini periode pertama beliau dan kabar angin pemilihan akhir tahun ini akan maju lagi. Dibanding kades sebelumnya banyak prestasi dari beliau dan menurut warga mayoritas setuju mendukung beliau jadi kades lagi untuk kali ke dua.
"Kalau saya dan tyo ya gak mungkin apel lah pak kades, anake sudah 2 ha ha, gak tahu kalau samping saya ini, jomblo kadaluarsa ha ha" canda kang Karno sambil mencolek mamad dan semua tertawa.
"Gini lho pak kades, selain dalam rangka silatutahim, maksud kedagangan kami bertiga malam ini, hendak meyampaikan keresahan kami dan sebagain besar warga desa kita terhadap harga Telo yang jatuh bangun, merugikan petani pak kades," kang Tyo serius menjelaskan.
"Iyo..iyo benar kang tyo, aku ya kuga merasakan apa yang dirasakan warga dan bisa memahami, kondisinya memang demikian, saat musim panen Telo harga malah jatuh, dari berita pemerintah malah mau impor singkong kan nambah runyam saja masalahe" pak kades menjelaskan.
"Butuh solusi pak kades.." kang karno menyela.
"Betul kang karno, lha gimana, apa ada masukan atau ide yang bisa didiskusikan malam ini?" Jawab pak kades.
"Kalau itu giliran jomblo satu ini pak kades..monggo mas jomblo ha ha" kang tyo mempersilahkan mamad menjelaskan idenya tempo hari pada pak kades.
"Iya pak kades, dari obrolan kami tempo hari, muncul ide, agar telo harganya tidak jatuh sesekali perlu dijual dalam bentuk lain agar nilai ekonomisnya bertambah. Kalau selama ini dijual berupa Telo, patut dicoba dijual dalam bentuk makanan misal Kripik telo." Jelas mamad
"Wah iyo, apik iki idenya, tapi bagaimana nanti cara penjualannya? kalau dijual di sekitar sini paling kan gak seberapa hasilnya" tanya pak kades.
"Bener pak kades,
----bersambung
Penulis
Simon Naluh
Tembalang 28 Oktober 2015