Campusnesia.co.id - Mengutip laman wirausahanesia.com dalam sebuah tulisan tentang usaha balon karakter mereka menulis bahwa modal penting dalam wirausaha tidak melulu soal uang, kejelian dalam melihat dan mengambil peluang juga modal utama ketika hendak memulai usaha.
Seperti para penjual bendera merah putih dan umbul-umbul musiman yang hanya jualan menjelang peringatan kemerdekaan 17-an Agustus.
Hari ini kami mampir di sebuah lapak penjual bendera daerah Tirto Agung banyumanik Semarang yang ditunggu oleh pak Ade Hidayat.
Dari perbincangan singkat kami, ternyata pak Ade berasal dari daerah Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Beliau bersama dua belas rekannya merantau ke Semarang dari bulan Juli Hingga nanti selepas 17 Agustus untuk menjajakan dagangan bendera merah putih dan umbul-umbul.
Terpampang bendera berbagai ukuran mulai dari yang mini 12x20 cm dibanderol dengan harga Rp 5.000 hingga yang besar seharga Rp 50.000an tersedia pula ukuran lain diantaranya 90x60 cm, 180x80cm, 150x100cm, untuk umbul-umbul panjang tiga meter Rp 40.000 dan Rp 60.000 untuk ukuran panjang empat meter.
"Rutin mas setiap tahun jualan bendera ke Semarang, kalau dihitung-hitung sudah ada 10 tahun jadi penjual musiman" tutur beliau saat ditanya sudah berapa lama menekuni profesi ini.
Antusias masyarakat Indonesia dalam merayakan hari kemerdekaan yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus memang istimewa, aneka kegiatan selalu digelar dari kerja bhakti, malam tirakatan, upacara bendera dan aneka lomba.
Bendera merah putih dan umbul-umbul jadi elemen penting dalam setiap acara 17an, dari kebutuhan pribadi di depan rumah, pajangan di jalan komplek hingga gedung-gedung instansi.
Kehadiran penjual umbul-umbul dan bendera musiman satu sisi jadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan.
Untuk sobat campusnesia yang lagi nyari bendera dan umbul-umbul silahkan beli di penjual musiman yang bisa ditemui nyaris sepanjang jalan.
Jangan sungkan untuk menawar siapa tahu dapat diskon lumayan, tapi kalau ingin langsung membeli sebagai bantuan pedagang musiman tanpa menawar terima kasih sudah menjadi dermawan.
Penulis
Nandar