Campusnesia.co.id - Pagi itu Selasa 24 Mei 2022 seperti biasa ibu bangun pagi tatkala adzan subuh berkumandang.
Beliau biasa tidur di rumah kakak yang nyaris bergandengan menemani sang cucu daripada tidur sendirian.
Iya ibuku sendirian, bapam sudah almarhum dan aku bekerja di kota Semarang. Agar tak seorang diri tidur di rumah peninggalan alm. Bapak ini, beliau tirdur bersama keponakanku.
Pagi itu mungkin sekitar pukul delapan, sang cucu Tari sudah berangkat sekolah, satu lagi si Sah juga sudah berangkat bekerja, kakak perempuanku memasak di dapur rumahnya sendiri dam ibu hendak pergi berbelanja lauk pauk di tukang sayur yang biasa mangkal di perempetan jalan.
Jaralnya tak sampai 50 meter dari rumah, jalanpun belum satu menit juga sudah sampai serta beliau belanja mungkin hanya 10 menit waltunya.
Ketika pulang dan menuju dapur, kejanggalan dirasakan ibuku yabg sudah 60 tahunan, pintu kamarnya terbuka, padahal seingatnya terkuci ketika hendak pergi.
Tiba-tiba bulu kuduknya berdiri dan kepala terasa membesar seakan melihat genderuwo, ini adalah insting seseorang tatkala sedang salam kondisi musibah yang ia rasa sefera menimpa.
Dengan kaki gemetar ia masuk kamar, mendapati sprai terburai dan kasur yang terobek, kapuknya berserakan serakan bekas dicakar-cakar seseorang.
Matanya segera tertuju pada lemari plastik di depan tempat tidur, pintunya terbuka dan beberapa pakaian berantakan, astagfirullahaladzim...
Astagforirullah...beliau berteriak hingga mengagetkan kakak perempuanku yang sedang memasak di dapur umahnya sendiri.
Ia segera berlari menghampiri sang ibu kami, mendapati orang tua yang gemetaran seolah tak percaya apa yang sedang terjafi menimpanya.
Uang dan perhiasan itu raib, dalam ingatanya total ada 26 juta, 23 juta titipan sang cucu Sah yang sedianya alan digunakan membayar cash motor pesanan yang memunggu diantar dealwr datang.
Selebihnya adalah gabungam ibuku, pemberianku saat berangkat merangau selepas idul fitri yang lalu, tujuanku agar dogunalan untum keperluan sehari-hari selama aku berkerja di rantau, namun biasanya beliau tabung karena hendak mengganti atap rumah yang setiap hujan datang selalu bocor di mana-mana karena genteng yang sudah tua sejak tahun 90an.
Dua juta sisanya adalah nilai dari giwamg dan cincin beliau yang ikut dibawa maling, sialan!
Beliau menangis, syok dan merasa bersalah karena telah menghilangkan uang titipan sang cucu serta pemberianku, aku menenangkan beliau dalam sambungan telpon sore itu pasca kejadian.
Berjanji untuk mengganti semua uang uang hilang agar keponakan tegap bisa beli sepeda motor baru untuk bekerja serta uang tabungan untuk mengganti atap rumah yang sering bocor saat hujan.
Pencuri laknatullah, tega sekali mengambil uang dari seorang janda dan anak yatim.
Nayoritas tetangga juga ikut geram atas kasus pencurian ini, hingga muncul celotehan andai kelak tertangkap dan ketahuan perlu diberi pelajaran agar jera dan tak mengulangi perbuatannya.
Long short story, kata polisi hasil olah TKP tidak ditemukan sidik jari sehingga tidak diketahui siapa pelakunya, namun kasus tidak ditutup sehingga jika muncul bukti baru akan tetap diprosea secara hukum yang berlaku.
Kami sedang menanti keadilan dari Allah SWT, semoga pencuri uang janda lansia dan anak yatim ini segera mendapat karma di dunia.
Semoga hidupnya sengsara, jadi musibah untuk setiap jalannya dan kelak di akhirat jadi kerak neraka!