Campusnesia.co.id - Pekerjaan dan Industri tak bisa saling melepaskan diri. Bahkan budaya pendidikan saat ini sangat terpengaruh dengan revolusi industri beberapa dekade yang lalu. Sehingga tidak jarang pendidikan saat ini sangat terpaku dengan kompetensi yang disetting oleh industri saat itu.
Tapi dunia terus berubah, bahkan industri saat ini jauh berbeda dengan industri zaman itu. Revolusi Industri juga sudah usang dengan mulai dominannya dunia informasi. Sehingga sudah dipastikan perubahan itu juga diikuti perubahan dunia kerja dan pekerjaan itu sendiri. Standar kompetensi bergeser sedikit demi sedikit, bahkan jam kerja saat ini sudah tidak relevan pada beberapa pekerjaan.
Maka kesiapan menghadapi gelombang perubahan itu, tidak akan terelakkan. Pada masanya pekerjaan yang mungkin berjaya 10 tahun lalu akan tergantikan dengan pekerjaan lain di masa depan.
Saat ini bukan saatnya melihat apa saja pekerjaan yang tersedia, tetapi melihat ke dalam diri apa saja yang menjadi kekuatan kita. Dan sekuat tenaga mengoptimalkan dengan Knowledge, Skill, dan Attitude yang tepat. Sehingga dengan kekuatan itu, kita bisa melihat peran apa yang tepat bisa kita isi dan berdaya dengan kekuatan itu.
Perdebatan tentang kerjaan paling prospek di masa depan selalu terjadi di meja makan. Meski tidak semua keluarga, paling tidak diskusi ini terjadi antara remaja dewasa yang sedang menentukan langkah awal dia mempersiapkan karier untuk kehidupannya pasca terlepas dari orang tua. Kuliah.
Saat ini langkah kuliah dipandang menjadi salah satu langkah yang paling krusial untuk menentukan masa depan. Ada yang menggunakan hukum yang penting kampusnya, karena jajaring alumninya kuat. Ada yang dengan anggapan lebih penting jurusannya karena pilihan jurusan menentukan prospek pekerjaan yang dibutuhkan.
Tapi, pada akhirnya anggapan maupun hukum yang diyakini tersebut, akan kembali pada individu yang akan menjalaninya. Menjalani dunia perkuliahan dengan segala "bunga"nya. baik yang semerbak wangi, maupun yang menyekat hingga menusuk hati. Kekuatan dan usaha yang menentukan hasil akhirnya, karena tak ada jalan yang betul-betul mulus, semua memiliki rintangannya sendiri.
Bilapun sudah selesai dari dunia perkuliahan, hidup tak berhenti. Rintangan bukan menjadi sirna, malah lebih lebat bak belantara. Persaingan dunia kerja yang pedih harus dihadapi, entah dengan masa percobaan, magang, trainee, apapun namanya.
Akankah kita bertahan? Akankah anak-anak kita cukup kuat? Apakah mereka mampu berjalan kedepan?
Penulis:
Ahmad Qi Sahlan
Penulis aktif sebagai Humanity Collaborator, Idea Enthusiast , Youth Development Partner dan Agile Strength Coach. Untuk sobat Campusneisia yang butuh Sharing-sharing persiapan karier, bisa konsultasi lewat facebook di sini atau via di wa.me/6289502224404