Campusnesia.co.id - Saat bekerja di PT. Pamapersada Nusantara, saya pernah mendapatkan nasehat dari Pak Wadi Harjanto, Manager saya saat itu. “Nur, dua penyakit manusia dalam berinteraksi dengan orang lain adalah sulit menerima kritik dan ingin mendapatkan penghargaan yang lebih”.
Beberapa saat saya memahami nasehat ini mudah untuk di lakukan, bahwa kita mudah menerima kritik dan tidak terlalu peduli dengan penghargaan yang lebih dari orang lain. Saya pribadi menilai bahwa sulit menerima kritik dan ingin mendapatkan penghargaan adalah sebuah kewajaran. Siapapun tidak senang dengan kritikan.
Dan siapapun orang ingin mendapatkan penghargaan. Namun kaidah bagaimana kita mampu menerima kritikan serta tidak berlebihan mengharap penghargaan dari orang lain ternyata memang banyak memberikan keuntungan, kebaikan, kesuksesan dan yang pasti kebahagiaan. Tulisan kali ini saya berbagi tentang bagaimana menanggapi sebuah kitikan.
Kebanyakan kita, seringkali kita menjadi terlambat karena kritik kecil. Kita memperlakukannya seperti keadaan darurat, dan mempertahankan diri seolah – olah kita sedang berada dalam pertempuran.
Namun, kenyataannya kritik tidak lebih daripada suatu pengamatan yang dilakukan oleh orang lan mengenai kita, mengenai Tindakan kita, atau cara berpikir kita tentang sesuatu, yang tidak sesuai dengan visi yang kita miliki.
Akhirnya, ini jadi masalah besar. Bila kita bereaksi terhadap kritik dengan respon yang defensive dan tanpa dipikir lagi, kita akan sakit hati. Kita merasa diserang dan perlu bertahan atau melontarkan kritik balik.
Kita memenuhi pikiran dengan rasa marah atau rasa terluka yang tertuju kepada diri kita sendiri atau kepada orang yang mengkritik. Semua reaksi ini membutuhkan energi mental yang luar biasa.
Latihan yang benar – benar sangat bermanfaat adalah menerima kritik yang ditujukan kepada diri kita. Ini bukan berarti kita harus menjadi orang yang lemah, yang menjadi sasaran gangguan orang, atau merusak harga diri dengan meyakini semua hal negative yang ditujukan kepada diri kita.
Saya hanya mengatakan bahwa seringkali bila kita menerima kritik dengan baik, kita akan membuat keadaan menjadi lebih baik, memuaskan orang yang ingin mengungkapkan sudut pandangnya, memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar sesuatu mengenai diri kita sendiri dengan melihat sedikit kebenaran dalam pendapat orang lain, dan barangkali yang paling penting, memberikan kesempatan kepada diri kita untuk tetap tenang.
Salah satu saat pertama saya secara sadar menerima kritik yang ditujukan kepada saya adalah bertahun – tahun yang lalu Ketika seorang teman saya berkata, “kadang – kadang dirimu terlalu banyak bicara.” Saya ingat, sejenak saya merasa berat mendengarkan kritikan tersebut, sakit hati rasanya sebelum memutuskan untuk menerimanya.
Setelah beberapa saat saya menarik nafas agak Panjang dan memandang kolega saya dengan seksama, saya membalasnya dengan berkata, “kau benar, saya kadang – kadang memang terlalu banyak bicara.” Saya menemukan sesuatu yang mengubah hidup saya. Dengan menerima kritik nya, saya jadi mampu melihat bahwa ia memiliki sudut pandang yang baik.
Saya sering kali terlalu banyak bicara. Apalagi pada topik yang kita memiliki pengetahuan, pengalaman dan antusiasme padanya. Lebih lanjut, reaksi saya yang non defensive membantunya untuk bersikap tenang. Beberapa kemudian, ia berkata, “Kau tau tidak ? Kau enak sekali diajak bercanda.” Ternyata beliau menyampaikan kalimat yang menyenangkan bagi saya.
Walaupun saya tidak yakin ia akan mengeluarkan kata – kata ini seandainya saya menjadi marah karena pengamatannya itu. Sejak saat itu saya belajar bahwa melawan kritik tak akan membuat kritik itu terhapuskan.
Kenyataanya, reaksi negative terhadap kritik sering kali malah meyakinkan orang yang melontarkan kritik bahwa mereka benar dalam menilai diri kita. Kita ingat kaidah ini, Jika kita melawan kritik orang lain tentang diri kita, akan semakin meyakinkan orang lain bahwa memang benar kita sesuai dengan sudut pandang mereka.
Cobalah strategi ini. Saya yakin Anda akan menemukan bahwa menerima kritik yang kadang – kadang dilontarkan memiliki lebih banyak keuntungan daripada kerugian.
Itulah mengapa salah satu karakter terbaik seorang pemenang adalah menjadi pribadi pembelajar, pribadi terbuka, siap dengan kritikan sebagai bahan perbaikan dimasa mendatang.
Ketika kita tidak menerima kritik maka kita akan merasa sudah hebat dan sudah maksimal dalam berpikir dan bertindak. Namun Ketika kita terbuka dengan kritikan, maka akan terbuka potensi dan kesempatan – kesempatan yang lain untuk diri kita naik kelas.
Penulis:
Nur Saudi, ST, MM
Tulisan lain sila berkunjung di www.nursaudi.com