Campusnesia.co.id - Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terus menggalakkan pendidikan karakter sejak dini. Usia dini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya. Banyak cara dan metode yang dapat dilakukan orangtua maupun guru, salah satunya dengan menggunakan dongeng. Handajani (2008: 14).
mengemukakan bahwa dongeng dikemas dengan perpaduan antara unsur hiburan dengan unsur pendidikan. Unsur hiburan dalam dongeng dapat ditemukan pada penggunaan kosa kata yang bersifat lucu, sifat tokoh yang jenaka, dan penggambaran pengalaman tokoh yang jenaka, sedangkan dongeng memiliki unsur pendidikan ketika dongeng tersebut mengenalkan dan mengajarkan kepada anak mengenai berbagai nilai luhur, pengalaman spiritual, petualangan intelektual, dan masalah-masalah sosial di masyarakat. Hal inilah yang mendorong mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro Tahun 2022 untuk mengadakan program Pembentukan Karakter Anak melalui Literasi Dongeng.
Program Pembentukan Karakter Anak melalui Literasi Dongeng dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Februari 2022 di SD Negeri Karangmanggis, Dusun Candi, Kelurahan Karangmanggis, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Pelaksanaan kegiatan bersamaan dengan program Puisi sebagai Sarana Edukasi yang Imajinatif dalam Upaya Meningkatkan Pengalaman Berbahasa dan Kesadaran akan Kehidupan Sekeliling. Target kegiatan adalah siswa kelas 4 SD Negeri Karangmanggis.
Dongeng yang digunakan sebagai materi adalah dongeng “Si Pangeran Kodok”. Dongeng tersebut menceritakan tentang seorang pangeran yang dikutuk menjadi kodok, ia dapat berubah sampai ada seorang putri yang mengelus punggungnya. Setelah memahami kisah tersebut, siswa diminta untuk menyampaikan amanat atau pesan moral yang didapat dari dongeng “Si Pangeran Kodok”.
Ada beberapa pesan moral yang dapat siswa sampaikan yaitu yang pertama menepati janji yang telah dikatakan dan disepakati karena janji adalah utang dan utang harus dibayar. Ini dapat mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah diucapkan terutama untuk tidak memberikan janji palsu karena janji dapat membuat orang lain berharap, jika janji tidak direalisasikan dapat membuat orang lain kecewa dan bisa merusak kepercayaan orang lain.
Pesan moral yang kedua adalah jangan menilai orang lain dari penampilan dan tidak boleh menghakimi atau judge orang lain. Hal itu dapat dicontoh oleh siswa untuk tidak melakukan dan menghindari perilaku bullying kepada teman atau orang lain dan harus saling menghargai.
Siswa mengikuti kegiatan dengan antusias, mereka sangat memperhatikan dan komunikatif. Ini menjadi bukti bahwa dongeng dapat menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi anak.
Melalui dongeng, mahasiswa dapat memberikan contoh untuk tolong menolong, saling menghargai, jujur, telaten, sabar, semangat tinggi, dan nilai-nilai kebaikan lainnya. Poin terpenting adalah tujuan dari program ini yaitu untuk membentuk atau membangun karakter anak sehingga dapat menciptakan pribadi yang luhur pada anak dapat tercapai.