Campusnesia.co.id -- Vaksin Moderna, disebut menimbulkan efek samping yang lebih sakit dari jenis vaksin lain, sehingga masyarakat menjadi takut untuk vaksinasasi. Apakah Sobat juga termasuk? Bagi Sobat yang masih ragu melakukan vaksin, yuk simak penjelasan berikut.
Vaksin Moderna menjadi jenis vaksin yang
banyak didistribusikan belakangan ini. Meski dikenal memiliki efek samping yang
lebih terasa, namun menurut BPOM, vaksin ini memiliki efikasi hingga 94,1 persen dan aman untuk kelompok
populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Vaksin Moderna merupakan vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang dibuat oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat. Vaksin COVID-19 yang banyak digunakan dan paling tidak 50% efektif dapat membantu mengendalikan pandemi.
Efek samping paling umum, seperti: nyeri, bengkak, atau kemerahan di bekas suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot atau sendi, panas dingin, mual dan muntah, bengkak bawah lengan, dan demam.
Bulan Agustus lalu Poltekkes Semarang kembali mengadakan vaksinasi tanpa syarat domisili, pelayanan vaksin ini dilaksanakan pada tanggal 12,13,16, 18 dan 19 Agustus dengan kuota harian terbatas. Pendaftarannya dibuka pada pukul 08.00 WIB sehari sebelum vaksinasi dilaksanakan.
Mendapat info dari teman kos, saya mencoba ikut mengisi form yang dibuka pada pukul 08.00 WIB. Untuk percobaan pertama di tanggal 17 Agustus, saya gagal bergabung karena kuota telah penuh, padahal saya mencoba submit form pada 08.04, bisa dilihat banyaknya masyarakat yang ikut mendaftar untuk program vaksin ini.
Syukurnya di kesempatan kedua pendaftaran saya berhasil. Selanjutnya panitia akan mengirim pesan blast melalui WA, berisi jadwal lengkap sekaligus bukti ketika registrasi.
Vaksinasi ini dibuka untuk peserta baru yang
akan menerima vaksin dosis pertama, dan vaksin dosis kedua untuk peserta lama
yang telah dijadwalkan untuk menerima vaksin dosis selanjutnya.
Vaksinasi dilaksanakan pukul 08.00-13.00, dimana peserta perlu mengambil nomor antrian dan form yang telah disediakan, sewaktu pengambilan antrian perlu menunjukkan bukti pesan WA tadi.
Setelahnya peserta dapat menunggu disekitar auditorium, di kursi yang telah disediakan. Karena tidak hanya peserta vaksin dosis pertama, peserta yang mengantri cukup banyak. Pemanggilan nomor urut juga digilir antara vaksin pertama dan kedua.
Jadi Sobat
perlu bersabar menunggu antrian hingga nomor urut dipanggil. Sebenarnya proses
vaksinasi secara keseluruhannya tidak terlalu lama, membutuhkan waktu sekitar
20-30 menit karena beberapa tahap dengan antrian di dalam ruangan.
Proses pertama yang dilakukan setelah mendapat giliran adalah cek tekanan darah. Pengecekan tensi dilakukan sebagai syarat pertama apakah kondisi tubuh Sobat memenuhi kriteria mendapat vaksin.
Kemudian Sobat akan diarahkan ke bagian input data, KTP asli perlu ditunjukkan untuk pencatatan data diri oleh petugas. Setelahnya Sobat dapat melakukan pengecekan kesehatan atau screning dengan dokter yang bertugas.
Sebelumnya pada
form yang telah Sobat isi, pertanyaan serupa akan ditanyakan kembali untuk
verifikasi dan akan dijelaskan secara singkat mengenai vaksin yang akan didapat
dan kemungkinan efek samping yang akan dirasakan.
Setelah mendapat suntikan vaksin, Sobat akan
diminta menyerahkan form tadi kebagian input data final. Setelah menunggu
antrian dan dipanggil, petugas akan memberikan kertas yang berisi pernyataan
telah melakukan vaksin pertama dan mendapat jadwal vaksin selanjutnya, juga obat
(paracetamol) sebagai antisipasi efek samping yang mungkin terjadi.
Berdasarkan pengalaman saya, efek yang saya rasakan adalah sedikit bengkak dan nyeri di bekas suntikan dan sedikit demam yang teratasi dengan minum paracetamol yang diberikan tadi.
Untuk rasa nyeri
yang cukup parah, Sobat dapat memakai obat luar untuk mengatasi masalah otot
agar sakitnya lebih berkurang. Kurang lebih nyeri di bekas suntikan akan hilang dalam 3-5 hari.
Penjelasan Ahli
Dilansir dari Kompas.com, Menurut seorang ahli patologi klinis di UNS, Tonang Dwi Ardyanto yang memberikan penjelasan terkait efek samping Moderna, berkata “Setelah vaksin mRNA seperti Moderna disuntikkan, respons pertama yang diberikan tubuh adalah segera menangkap vaksin dengan menggunakan sel-sel otot.
Oleh sel otot, vaksin diubah menjadi protein S (spike), kemudian dikeluarkan dari sel otot. Sel dendritik sendiri dapat juga langsung menangkap vaksin, memproduksi protein S di dalamnya. Selanjutnya sel dendritik membawanya ke limfonodi. K
arena adanya produksi protein S oleh sel otot ini, aktivitas sel-sel fagosit menjadi terpicu. Akibatnya, makin banyak sel-sel imunitas bawaan ke lokasi penyuntikan. Terjadilah pembengkakan, kemerahan, dan nyeri.
Ia mengatakan, efek samping tersebut seharusnya hanya berlangsung sementara. Sebab, setelah protein S terbawa ke limfonodi, kondisi akan berangsur pulih.
Setelah itu, tubuh akan memulai proses
pembentukan antibodi. Untuk itu bagi masyarakat umum yang mendapatkan
vaksinasi Moderna, merupakan hal wajar bila hampir semua merasakan peradangan,
bengkak, dan nyeri di tempat suntikan ini.
Penulis: Ika Shintya