Campusnesia.co.id - Literasi selalu menjadi momok yang sangat penting dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Tidak hanya sekadar ajang meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membaca informasi, literasi juga sangat dibutuhkan menyikapi problamitika digital.
Pada tahun 2018, Programme for International Student Assessment (PISA) mencatat tingkat literasi Indonesia berada pada posisi ke 74 dari 79 negara di dunia dalam kemampuan membaca. Hal tersebut merupakan tamparan keras bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum muda.
Griya Peradaban sebagai salah satu wadah generasi muda Indonesia mencoba menjawab problametika tersebut melalui diskusi yang membahas tentang bagaimana cara membangun budaya literasi.
Materi pertama disampaikan oleh Founder Saaltu.Id, Muhammad Khozin. Ia menyampaikan materi berkaitan urgensi dan strategi dalam membangun budaya literasi. Urgensi literasi khususnya membaca menjadi poin penting dalam mengembalikan marwah literasi Indonesia.
“Siapapun kamu, dalam keadaan atau pada posisi apapun, kamu membutuhkan literasi” tutur Khozin.
Pada materi kedua lebih menekankan pada dunia tulis-menulis. Fajri Zulia selaku pembicara menyampaikan, menulis adalah substansi yang sangat penting dalam mengembangkan budaya literasi.
Wanita penulis buku ‘ABCD Perempuan’ ini juga menyampaikan terkait kiat-kiat yang dapat dilakukan seseorang dalam memulai menulis, yaitu tidak berhenti membaca dan memulai menulis.
Pada akhir sesi, Fajri Zulia yang saat ini sedang menempuh pendidikan strata dua di UIN Sunan Ampel Surabaya ini menjelaskan bagaimana cara seseorang agar tetap konsisten dalam menulis.
Ia menyebutkan ada empat hal agar seseorang bisa konsisten dalam menulis, yaitu membuat target tulisan, menulis review kesukaan, bergabung dalam organisasi atau komunitas kepenulisan, dan mengikuti lomba kepenulisan.
Baca Juga: