Campusnesia.co.id - Jangli, Tembalang (03/08/2021) Tim Pengabdian Masyarakat Undip kembali meningkatkan semangat kreativitas masyarakat dalam berwirausaha di Tengah Pandemi salah satunya kembali menciptakan produk cemilan makanan di zaman dahulu dengan varian rasa.
Cemilan makanan ini berbahan dasar nasi dan tepung terigu tanpa menggunakan bahan berbahaya bagi tubuh seperti Bleng atau Boraks.
Tim Pengabdian masyarakat Undip kembali mengenalkan kepada masyarakat Jangli pembuatan krupuk gendar dari bahan-bahan yang aman bagi tubuh tanpa menggunakan bleng. Kebanyakan masyarakat jangli mengetahui pembuatan krupuk gendar harus menggunakan bleng.
Hal ini dikarenakan bleng dpaat membuat adonan menjadi renyah, gurih, dan dapat memperbaiki tekstur kekenyalan adonan sehingga dengan penambahan bleng dapat mempermudah pengirisan, pengawetan, dan setelah digoreng akan membuat krupuk menjadi renyah.
Motivasi dalam pembuatan krupuk gendar berawal dari pengadaan survei secara informal kepada salah satu warga RT 02 RW 02 Jangli, Kecamatan Tembalang. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa masyarakat jangli kekurangan dalam hal segi pemasukan perekonomian dan kebanyakan masyarakat jangli terkena PHK karena adanya perkembangan virus Covid-19 yang semakin meningkat.
Pelatihan pembuatan krupuk gendar ini dilakukan pada 03 Agustus 2021 bertempat di kediaman Bu RT 01 RW 02. Pelatihan tersebut didatangi oleh 10 ibu-ibu rumah tangga yang memiliki semangat dalam berwirausaha di tengah Pandemi.
Melihat potensi yang ada pada nasi, Tim Pengabdian masyarakat Undip 2021 melakukan sosialisasi dan pelatihan dengan masyarakat mengenai pengolahan sisa nasi yang masih layak dimanfaatkan sebagai produk cemilan makanan Krupuk Gendar yang bermanfaat di era pandemi Covid-19. Jika biasanya nasi sering dibuang sia-sia dan kurang dimanfaatkan. Kali ini sisa nasi masih bisa dijadikan sebagai Krupuk Gendar berbahan dasar tepung kanji yang aman bagi kesehatan tubuh.
“Saya selaku sekretaris desa Jangli, menyatakan sangat senang dan mengapresiasi inovasi mahasiswa undip dalam program pengabdian yang dilakukan di desa kami. Karena dengan inovasi tersebut dapat membantu kami dalam memanfaatkan kembali nasi yang awalnya terbuang sia-sia menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi.Apalagi kalau inovasi tersebut semakin dikembangkan dan mendapat dukungan berbagai pihak maka akan mempermudah dalam memanfaatkan segala sesuatu menjadi sesuatu yang bermanfaat di era pandemi covid-19. Saya harap dengan adanya program ini, ibu-ibu bisa menerapkan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari di era pandemi sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas masyarakat ditengah pandemi dan sebagai penambah penghasilan ibu-ibu ditengah pandemic Covid-19”.
Ibu Sundari berharap permintaan harga jual beras dan sembako lainnya kembali normal supaya masyarakat bisa berwirausaha dengan modal yang sederhana dan tidak terlalu mengeluarkan biaya banyak dalam pengeluaran di tengah Pandemi.
"Jika memang produksi krupuk gendar belum mencukupi bahkan belum mencapai target pasar, diperlukan strategi yang memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan kreativitas masyarakat dalam berwirausaha di tengah Pandemi " Ujar Ibu Sundari.
Penulis: Suci Handayani