Campusnesia.co.id - Beberapa hari yang lalu beredar pesan berantai di jaringan aplikasi WhatsApp, tentang subsidi pulsa belajar untuk dosen, guru, siswa, dan mahasiswa sebesar Rp250.000 dan kuota internet 75 gigabita (GB).
“Kemendikbud. Program kuota belajar pulsa 250rib dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh periode juni!! Batas akhir 2021-8-14,” demikian pesan berantai itu dengan terlampir sebuah tautan yang diterima Cyberthreat.id, Selasa (13 Juli 2021).
“Kemendikbud. Program kuota belajar pulsa 250rib dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh periode juni!! Batas akhir 2021-8-14,” demikian pesan berantai itu dengan terlampir sebuah tautan yang diterima Cyberthreat.id, Selasa (13 Juli 2021).
Tautan tersebut beralamat URL sebagai berikut: http://kuotabelajaronline.one/?v=Subsidi75GB#1626169110617. (tidak usah diklik)
Ketika mengklik alamat ini, pengguna akan diarahkan ke sebuah halaman web, seperti gambar di bawah ini.
Pengguna diminta mengikuti langkah-langkah yang disebutkan jika ingin mendapatkan kuota 75GB, yaitu dengan mengklik tombol hijau “WhatsApp”, lalu mengirimkan tautan ke 5 grup atau 20 teman di WhatsApp, “sehingga mereka juga bisa mendapatkan layanan gratis ini!” tulis keterangan di halaman tersebut.
Setelah berbagi tautan “kuota belajar online”, pengguna dijamin akan mendapatkan kuota internet dari operator asalkan menyelesaikan langkah berikutnya, demikian klaim keterangan di situs tersebut.
Setelah berbagi tautan “kuota belajar online”, pengguna dijamin akan mendapatkan kuota internet dari operator asalkan menyelesaikan langkah berikutnya, demikian klaim keterangan di situs tersebut.
Di bagian bawah juga terdapat tampilan sejumlah komentar dari “pengguna” yang mengklaim telah mendapatkan pulsa dan kuota internet tersebut.
Tertulis di kolom komentar tersebut sebanyak 298.000 komentar dan 483 share. Ketika Cyberthreat.id memperhatikan angka jumlah komentar dan share, dalam beberpa detik mengalami perubahan: angka tersebut terus bertambah.
Dalam waktu lima menit, berubah menjadi 346.000 komentar dan 531 share. Tidak jelas bagaimana penambahan tersebut terjad, sedangkan Cyberthreat.id tidak bisa membuka kolom komentar dan melihat ulasan pengguna lain (diakses via desktop).
Yang jelas di halaman utama itu tertulis besar sekali dengan huruf kapital “Cara mengubah kuota belajar Kemendikbud menjadi kuota utama”, lalu di bagian bawahnya terdapat alamat web sebuah bimbingan belajar: www.bimbelcimahi.com.
Ketika diklik alamat tersebut, pengguna memang diarahkan ke situs web bimbel tersebut. Situs web ini layaknya media daring ada kanal “tentang kami”, “redaksi”, dan lain-lain. Konten yang diunggah terkait pendidikan dan bimbel.
Bagaimana dengan kuota internet?
Ketika Cyberthreat.id mengikuti langkah-langkah yang diminta, ada yang terasa janggal. Bagaimana mungkin operator seluler langsung mengirmi kuota internet, hanya berbekal berbagi tautan?
Selanjutnya, alamat URL yang tertera juga sangat jelas tidak meyakinkan bahwa itu berasal dari Kemendikbud. Bagaimana mungkin pemerintah menggunakan alamat domain .one--situs web pemerintah selalu memakai domain .go.id--lalu masih memakai protokol “HTTP”—jelas tidak aman untuk komunikasi data di internet.
Kemendikbudristek, nama baru kementerian saat ini, memang memberikan bantuan kuota internet untuk belajar daring. Kementerian menyediakan informasi tentang bantuan kuota ini di alamat: https://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/.
Tertulis di kolom komentar tersebut sebanyak 298.000 komentar dan 483 share. Ketika Cyberthreat.id memperhatikan angka jumlah komentar dan share, dalam beberpa detik mengalami perubahan: angka tersebut terus bertambah.
Dalam waktu lima menit, berubah menjadi 346.000 komentar dan 531 share. Tidak jelas bagaimana penambahan tersebut terjad, sedangkan Cyberthreat.id tidak bisa membuka kolom komentar dan melihat ulasan pengguna lain (diakses via desktop).
Yang jelas di halaman utama itu tertulis besar sekali dengan huruf kapital “Cara mengubah kuota belajar Kemendikbud menjadi kuota utama”, lalu di bagian bawahnya terdapat alamat web sebuah bimbingan belajar: www.bimbelcimahi.com.
Ketika diklik alamat tersebut, pengguna memang diarahkan ke situs web bimbel tersebut. Situs web ini layaknya media daring ada kanal “tentang kami”, “redaksi”, dan lain-lain. Konten yang diunggah terkait pendidikan dan bimbel.
Bagaimana dengan kuota internet?
Ketika Cyberthreat.id mengikuti langkah-langkah yang diminta, ada yang terasa janggal. Bagaimana mungkin operator seluler langsung mengirmi kuota internet, hanya berbekal berbagi tautan?
Selanjutnya, alamat URL yang tertera juga sangat jelas tidak meyakinkan bahwa itu berasal dari Kemendikbud. Bagaimana mungkin pemerintah menggunakan alamat domain .one--situs web pemerintah selalu memakai domain .go.id--lalu masih memakai protokol “HTTP”—jelas tidak aman untuk komunikasi data di internet.
Kemendikbudristek, nama baru kementerian saat ini, memang memberikan bantuan kuota internet untuk belajar daring. Kementerian menyediakan informasi tentang bantuan kuota ini di alamat: https://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/.
Di web tersebut, tersedia informasi tentang bantuan kuota internet untuk belajar daring. Belum ada informasi baru di situs web itu tentang bantuan pulsa dan kuota internet.
Hanya, disebutkan, bahwa “Kebijakan bantuan kuota data internet pada tahun 2020 mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. Pada tahun 2021, Pemerintah akan melanjutkan kebijakan bantuan kuota data internet selamat tiga bulan dari bulan Maret hingga Mei 2021," tulis Kemendikbudristek.
Untuk bantuan pulsa dan kuota internet bulan Juni, seperti disebutkan dalam pesan berantai itu, Kemendikbudristek sama sekali belum memberikan informasi apa pun.
Pesan berantai seperti itu sebelumnya juga telah muncul pada Februari lalu.
“Informasi yang menyebar itu menyebutkan, subsidi pulsa berlaku hingga 14 Februari 2021, dengan besaran pulsa sebesar Rp 200.000 dan kuota internet sebesar 75 GB,” demikian tulis Kompas.com, 10 Februari 2021.
Hanya, disebutkan, bahwa “Kebijakan bantuan kuota data internet pada tahun 2020 mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. Pada tahun 2021, Pemerintah akan melanjutkan kebijakan bantuan kuota data internet selamat tiga bulan dari bulan Maret hingga Mei 2021," tulis Kemendikbudristek.
Untuk bantuan pulsa dan kuota internet bulan Juni, seperti disebutkan dalam pesan berantai itu, Kemendikbudristek sama sekali belum memberikan informasi apa pun.
Pesan berantai seperti itu sebelumnya juga telah muncul pada Februari lalu.
“Informasi yang menyebar itu menyebutkan, subsidi pulsa berlaku hingga 14 Februari 2021, dengan besaran pulsa sebesar Rp 200.000 dan kuota internet sebesar 75 GB,” demikian tulis Kompas.com, 10 Februari 2021.
Narasi yang disebarkan tersebut sangat mirip dengan yang didapatkan Cyberthreat.id hari ini, hanya berbeda di angka uang pulsa dan batas akhir mendapatkan pulsa. Dalam berita tersebut, Plt Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendikbud Hasan Chabibie menegaskan bahwa informasi itu adalah hoaks. "Kemendikbud memang merencanakan pemberian kuota, namun belum di-launching. Yang jelas Mas Menteri (Nadiem Makarim) sudah berulang kali menegaskan bantuan kuota ini berlanjut 2021," ujar Hasan.
Apa motif penyebaran tautan tersebut?
Tidak jelas apa motif dari pembuat situs web tersebut. Namun, kemungkinan penyebaran tautan tersebut adalah mendapatkan basis data nomor seluler dari pengguna yang telah mengirimkan ke pemilik web. Karena pengguna disuruh menuliskan nomor selulernya untuk mendapatkan kuota internet gratis yang digembor-gemborkan gratis itu.
Dengan mendapatkan nomor-nomor tersebut, pemilik web tersebut bisa saja menggunakannya untuk SMS Blast atau menjual basis data itu ke pihak lain. Apalagi saat ini marak telemarketing yang menelepon pengguna seluler untuk menawarkan berbagai macam produk.
Kemungkinan kedua sebagai alat promosi. Pemilik web menggunakan narasi bantuan pulsa dan kuota internet belajar daring untuk sekaligus mempromosikan organisasi bimbel tertentu. Sebab, di halaman web http://kuotabelajaronline.one terdapat pencantuman alamat web bimbelcimahi.com.
Ketiga, situs web semacam itu sangat rentan disalahgunakan untuk menjebak pengguna atau biasa dikenal dengan serangan phishing. Atau, yang lebih canggih lagi, situs web dipakai oleh pembuatnya untuk menanam malware.
Hati-hati dengan tautan seperti itu.
Kemungkinan kedua sebagai alat promosi. Pemilik web menggunakan narasi bantuan pulsa dan kuota internet belajar daring untuk sekaligus mempromosikan organisasi bimbel tertentu. Sebab, di halaman web http://kuotabelajaronline.one terdapat pencantuman alamat web bimbelcimahi.com.
Ketiga, situs web semacam itu sangat rentan disalahgunakan untuk menjebak pengguna atau biasa dikenal dengan serangan phishing. Atau, yang lebih canggih lagi, situs web dipakai oleh pembuatnya untuk menanam malware.
Hati-hati dengan tautan seperti itu.
sumber: cyberthreat.id