Campusnesia.co.id - Maret kemarin salah satu film paling dinanti di tahun 2021 akhirnya tayang juga, berbarengan dengan mulai dibuka kembali beberapa bioskop tanah air, film yang mempertemukan dua makhluk paling adidaya di jagad raya membuat industri film dan bioskop kembali bergairah.
Yup, tidak lain tidak bukan, film yang saya maksud adalah Godzilla vs. Kong, buah ambisi dari Legendary Pictures dan Warner Bros dengan Monsters Universe nya. Bukan hal yang asing menilik tren semesta sinema ala MCU dan DCEU.
Godzilla vs Kong adalah sekuel dari tiga film pendahulunya yaitu Godzilla (2014) yang disusul dengan Kong: Skull Island (2017) dan Godzilla: King of the Monsters (2019). Kali ini Legendary mempertemukan dua raksasa paling ditakuti ini di medan tempur tengah kota.
Pemeran Godzilla vs Kong
Beberapa nama artis holywood turut meramaikan film ini diantaranya Alexander Skarsgård, Millie, Bobby Brown, Rebecca Hall sang pengasuh Kong, Brian Tyree Henry, Shun Oguri, Eiza González, Jessica Henwick, Julian Dennison, Kyle Chandler, Zhang Ziyi, Demián Bichir.
Di bangku sutradara ada Adam Wingard, sedang naskah ditulis oleh Terry Rossio berdasar pada karakter Godzilla yang dicipatakan oleh rumah produksi asal Jepang Toho dan King Kong karya Edgar Wallace dan Merian C. Cooper.
Trailer Godzilla vs Kong
Poster Godzilla vs Kong
Review Godzilla vs Kong
Mengambil setting pasca pertarungan sengit antara Gidzilla melawan King Ghidorah yang berkahir dengan kekalahan mosnter naga berkepala tiga tersebut, Godzilla tadinya menyendiri ke lautan. Hingga kemudian kemunculannya kembali meresahkan warga dunia atau amerika lebih tepatnya dengan menghancurkan sebuah fasilitas pabrik.
Teori dasarnya sangat sederhana, Godzilla hanya akan turun gunung jika dirasa ada sebuah kekuatan yang mengancam, pada dasarnya ia dipercaya sebagai pelindung umat manusia dari ancaman yang bisa menghancurkan bumi dan isinya.
Terbukti memang, setelah kehancuran Monarch perusahaan yang terobsesi dengan kekuatan para monster yang berujung lepasnya king Ghidorah muncul lagi perusahaan Apex yang akhirnya menciptakan Mechagodzilla dengan inti dari otak kepala Ghidorah.
Pertarungan antara Godzilla melawan Kong adalah scene terbaik dalam film ini, se isi kota hancur luluh lantak hanya saja setting malam hari dengan lampu neon yang menyala agak mengganggu mata tapi secara keseluruhan masih bisa dinikmati.
Kita tahu tentu saja Godzilla pemenang pertarungan ini, bahkan dengan Kong yang membawa senjata kapak dari zaman entah kapan yang ia dapat bersama rombongan di dasar bumi yang ternyata ada dunia pra sejarah? bernama Hollow Earth.
Mechagodzilla sebenarnya bisa jadi lawan tangguh, premis pemanfaatan kecerdasan dari kepala Ghidorah yang akhirnya justru berfikir dan bergerak sendiri tanpa bisa dikontrol oleh sang pilot mengingtakan saya dengan premis dilm Transformers: Age of Extinction yang rilis tahun 2014 saat manusia berusaha membuat robot dengan teknologi dari bangkai Megatron justru megatron hidup kembali dan lepas kendali.
Kalau ada hal minus dalam film ini tentu saja scene-scene berisi manusia dan percakannya yang entah mengapa justru kurang tepat saja, mungkin jika Legendary bermaksud untuk membuat sekuel lagi ada baiknya porsi scene manusia dikurangi saja dan sebab kekalahan Mechagodzilla yang gahar yang "hah? cuma gitu aja?" gara-gara sebotol air minus yang menyebabkan konsleting ruang kendali, mungkin penulis skenarionya sering nonton berita indonesia yang setiap ada kebakaran pasti kesimpulannya akibat hubungan arus pendek.
Tetap asyik sebagai hiburan, apalagi buat kalian yang menanti duel antara Kong dan Godzilla ditambah robot Godzilla menghancurkan se-isi kota.
Penulis: Nandar