Campusnesia.co.id -- Pati (15/2), pandemi Covid-19 yang menerpa Indonesia dalam setahun belakangan tidak hanya berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat saja, tetapi juga berbagai sektor yang ada di masyarakat. Mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, bahkan sosial kemasyarakatan terkena dampak dari virus yang diduga muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok. Akibat lain yang timbul diantaranya ditunda bahkan dibatalkannya berbagai event kegiatan. Event kegiatan yang masih berjalan pun perlu beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Universitas Diponegoro yang tengah mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga telah beradaptasi dengan kondisi pandemi yang menerpa Indonesia hingga hari ini. Kegiatan KKN yang semula berupa penerjunan ke wilayah-wilayah tertentu sekarang bergeser menjadi berlokasi di lingkungan kampung halaman masing-masing mahasiswa, dan beberapa juga dilaksanakan di lingkungan sekitar kampus Tembalang. Selain itu, pelaksanaan kegiatan yang dilakukan mahasiswa perlu mengedepankan protokol kesehatan sehingga tidak terjadi penyebaran virus Covid-19.
Atas dasar hal tersebut, mahasiswa mencoba untuk menggali permasalahan yang perlu dan dapat diatasi oleh mahasiswa di kampung halaman, Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan penemuan mahasiswa, permasalahan yang muncul masih dapat diatasi dengan mengedepankan prinsip swadaya masyarakat. Akan tetapi, masyarakat dan juga aparat pemerintahan dirasa belum mumpuni untuk menghidupkan dan mengandalkan swadaya masyarakat dalam penyelesaian permasalahan di desa. Maka dari itu, mahasiswa merasa perlu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam swadaya masyarakat melalui perencanaan partisipatif.
Perencanaan partisipatif dirasa mahasiswa menjadi metode pendekatan paling efektif dalam peningkatan pemahaman dalam swadaya masyarakat di tingkat bawah. Penggunaan perencanaan partisipatif dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan sehingga masyarakat akan memiliki rasa kepemilikan bersama dan menjadikan perencanaan yang dihasilkan dapat diterima, dilaksanakan, dan dipelihara oleh masyarakat. Selain itu, penggunaan metode ini dirasa cocok dengan bidang studi mahasiswa yang merupakan mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota sehingga mahasiswa lebih memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman untuk mengarahkan masyarakat dalam pemahaman perencanaan partisipatif yang lebih baik.
Akan tetapi, kondisi pandemi yang juga tidak luput menyerang Desa Tambaharjo menghambat rencana awal mahasiswa sehingga perlu dilakukan inovasi dikarenakan kondisi pandemi dan keterbatasan waktu kegiatan KKN. Atas dasar itulah, mahasiswa lebih menekankan peningkatan pemahaman perencanaan partisipasi ke dalam bentuk sosialisasi yang dilakukan secara door to door. Selain itu, partisipan yang terlibat juga dibatasi menjadi ketua RT dan RW serta kelembagaan di desa. Hal tersebut dimaksudkan agar sosok-sosok pemimpin di desa mampu mengarahkan masyarakat dalam perencanaan partisipatif dan tidak terpaku pada mahasiswa sehingga masyarakat dapat berjalan dan bergerak secara mandiri.
Manfaat yang didapatkan dengan pengadaan kegiatan ini pun dirasakan cukup membantu. “Wah, bagus itu mas.” Komentar dari Pak Mubaligh, Kepala Desa Tambaharjo. Selain itu, beliau juga mengingatkan untuk menjaga protokol kesehatan saat kegiatan berlangsung. “(Memang) lebih baik door to door saja mas, biar tidak ada kerumunan.”
Meski begitu, memang kegiatan ini dirasakan cukup kurang oleh mahasiswa. Harapannya, akan muncul lagi kegiatan lanjutan baik oleh Universitas Diponegoro maupun atas inisiatif dari pihak desa sehingga pemahaman masyarakat akan perencanaan partisipatif akan lebih bertambah dan bermanfaat bagi lingkungan.
Penulis:
Hafizh Alfunni'am