Ditinjau dari sumbernya jenis-jenis madu menurut Rostita (2007) antara lain, yaitu:
a. Madu Flora, atau madu bunga adalah madu mur
ni yang dihasilkan oleh nektar bunga. Madu ini terdiri dari dua jenis madu yaitu:
- Madu Monoflora adalah madu yang dihasilkan dari nektar yang bersumber dari satu jenis buga saja.
- Madu Porliflora adalah madu yang dihasilkan dari nektar yang bersumber lebih dari satu jenis bunga. Contoh : madu hutan.
b. Madu Embun yaitu madu yang dihasilkan oleh lebah dari sekresi serangga tertentu yang sering terdapat pada tumbuh-tumbuhan atau kelopak bunga.
c. Madu Ekstraflora yaitu madu yang dihasilkan dari nektar non flora atau yang bukan berasal dari bunga, misal daun, cabang atau batang tanaman. 19
Kemudian menurut cara memerolehannya madu menurut Suratno (2007) dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Honeycomb yaitu madu yang diletakkan oleh lebah didalam sel yang berbentuk segi enam yang ditutupi lilin. Jenis madu ini di jual kepada konsumen dalam bentuk kemasan yang sesuai dengan aslinya.
2. Madu saringan atau madu peras (strained honey) yaitu madu yang diperoleh melalui proses yang menggunakan alat khusus yang kemudian diletakkan dalam kemasan kaca ataupun botol.
3. Madu ekstraksi madu yang didapat dari proses sentrifugasi.
Kandungan Madu untuk Kesehatan Tubuh
Di dalam madu murni terdapat beberapa kandungan gizi seperti karbohidrat, protein, asam amino, vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung dalam madu antara lain Vit B1, B2, B3, B6, C, A, E, flavonoid, sedangkan untuk kandungan mineralnya ada Na, Ca, K, Mg, Cl, Fe, Zn dan lain-lain. Kandungan nutrisi dalam madu yang berfungsi sebagai antioksidan adalah vitamin C, B3, asam organik, enzim, asam fenolik, flavonoid, vitamin A serta vitamin E, dengan demikian pada madu terdapat banyak nutrisi yang berfungsi sebagai antioksidan (1).
Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium, Potasium, Sodium, Klorin, Sulfur, Besi, dan Fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Disamping itu, didalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon (5).
Menurut Waili (2004), konsentrasi kolesterol total dapat turun dengan pemberian madu sebesar 75 gr setiap hari. Penelitian Perez et al (2006) menunjukkan bahwa madu dapat menurunkan lipid peroksida dan malonaldealdehida (MDA). Hal ini diduga karena adanya aktivitas antioksidan yang terkandung di dalam madu.
Madu mengandung zat antibakteri sehingga baik untuk mengobati luka bakar dan penyakit infeksi. Adanya rasio perbandingan karbon terhadap nitrogen yang tinggi, kekentalan madu yang membatasi pelepasan oksigen, oksidasi glukosa yang menghasilkan H2O2 dan sifat osmolaritas yang tinggi membuat bakteri sulit untuk hidup (4).
Penulis: Ika Shintya
1. Bogdanov, S. Jurendic, T., Sieber, R., Gallmann, P. 2008. Honey for Nutrition and Health: a Review. After: American Journal of the College of Nutrition. 27: 677-689
2. Hammad, S. 2012. 99 Resep Sehat dengan Madu. hlm. 80-86. Aqwam Medika. Sukoharjo.
3. Pérez, E.J.A., Malaver, R, and Vit, P. 2006. Antioxidant Capacity of Venezuelan Honey in Wistar Rat Homogenates. J Med Food 9 (4): 510–516.
4. Rostita. 2007. Berkat Madu Sehat, Cantik dan Penuh Vitalitas. PT. Mizan Pustaka. Bandung.
5. Sarwono, B. 2001. Lebah Madu. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal. 61-63.
6. Suranto, Adji. 2007. Terapi Madu. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal. 28
7. Waili, N.S. 2004. Natural Honey Lower Plasma Glucose, C-Reactive Protein, Homocysteine, and Blood Lipid in Healthy, Diabetic and Hyperlipidemic Subjects Comparison with Dextrose and sucrose. J Med Food 7: 100-107.