Campusnesia.co.id - Beberapa bulan ini di desa saya Tegalharjo kecamatan Trangkil Kabupaten Pati ada lomba tradisional yang sedang hits. Lomba yang membutuhkan daya tangan bagi pesertanya, apa itu? yup panjat pinang.
Pandemi yang membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan tidak diijinkannya berbagai kegiatan yang menyebabkan kerumunan berdampak ditiadakannya acara-acara rutin di desa. Sebagai contoh pelaksanaan Sedekah Bumi atau Pesta Panen, biasanya diramaikan dengan pagelaran wayang kulit, tong tek, kehoprak hingga dangdut kini tidak diperbolehkan.
Sebagai penggugur kewajiban, beberapa bulan lalu hanya diadakan pegelaran wayabg kulit selama dua jam.
Begitupun dengan pelaksanaan peringatan hari kemerdekaan atau 17 agustus yang tahun-tahun sebelumnya ramai sekali. Kali ini bisa dibilang sangat sepi.
Panjat Pinang
Namun, hal terdebut tidak mengurangi inisiatif warga dan anal-anak kecil. Di desa saya berawal dari keinginan menghadirkan hiburan dan peringatan 17 agustus, lomba panjat pinang di gelar berbagai RT, dari yang diorganisir oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Namun, hal terdebut tidak mengurangi inisiatif warga dan anal-anak kecil. Di desa saya berawal dari keinginan menghadirkan hiburan dan peringatan 17 agustus, lomba panjat pinang di gelar berbagai RT, dari yang diorganisir oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Sebagai penyemangat berbagai hadiah diperbutkan, dari jajanan, pakaian baru, hingga uang tunai. Sederhana tapi sejenak bisa menjadi pelepas stres dari pandemi yang tak kunjung selesai, ekonomi yang terdampak dan pusingnya sekolah online.
Pelajaran yang bisa dipetik
Selain sebagai hiburan yang merakyat, panjat pinang juga mengajarkan banyam hal. Misalnya, semangat gotong royong. Tanpa ada semangat gotong royong dan saling bantu tidak mungkin bisa mencapai puncak hadiah.
Kerja sama tim dan berkontribusi sesuai perannya, dalam panjat pinang tidak bisa saling egois dan individualis. Ada yang berperan sebagai tumpuan, menjadi sandaran agar rekan yang lain bisa mencapai puncak.
Berikutnya adalah pelajaran pantang menyerah, butuh usaha puluhan kali hingga akhirnya puncak hadiah bisa direngkuh. Tanpa semangat pantang meyerah hal ini pasti mustahil diraih, apalagi ada "pasukana air" yang memang disiapkan sebagai "ujian dan rintangan" bagi para pemanjat.
Fenomena yang menarik juga terlihat, walau panjat pinang yang digelar sekelas lingkup RT, namun para pedagang khusus event (mpremo) tak kalah dengan gelaran acara sekelas orkes dangdut atau sedekah bumi.
Penyebabnya tak lain, pandemi yabg berujung tidak diijinkanya berbagai acara dan hiburan digelar juga berdampak pada pedagang mainan dan makanan khusus event ini. Dari pada terus menganggur, menunggu keadaan yabg tak kunjung membaik, keputusan berdagang di berbagai event kecilpun dilakoni.
Jangankan level panjat pinang, orang hajatan yang mengubdang organ tunggal saja ada penjual pop ice, sosis bakar dan mainan.
Semoga pandemi segera berakhir, kalau di desamu apakah juga banyak diselenggarakan panjat pinang seperti ini sobat? Jika iya jangan lupa tetap menjaga protokol kesehatan ya.
Penulis: Nandar
Foto: Mumun