Campusnesia.co.id - Phyllanthus niruri L. merupakan tumbuhan yang tersebar luas di banyak belahan dunia. Indonesia mengenalnya sebagai meniran hijau karena membedakannya dengan Phyllantus urinaria yang lebih dikenal dengan meniran merah. Meniran sendiri berasal dari bahasa jawa, di etnis dayak dan melayu kalimantan tumbuhan ini disebut ‘hambin buah’ karena perwujudannya seperti menghambin (mengangkat atau menggendong) buah yang ada dibawah ketiak daunnya.
Secara umum meniran dapat tumbuh hampir di seluruh tempat dengan kehangatan yang cukup (6). Herba ini terdistribusi pada tempat dengan iklim tropis dan sub-tropis atau di kedua hemispher. Tanaman ini merupakan local indigenious dari hutan hujan tropis seperti hutan Amazon, daerah Asia tenggara dan Cina (8).
Selain pada daerah hutan hujan, tanaman herbal ini juga dapat tumbuh pada lahan basah bahkan yang dekat dengan laut, sehingga dilaporkan juga tumbuh di daerah Amerika seperti Bahama, India terutama di daerah selatan, Nigeria, Ghana dan banyak tempat lainnya (8).
Morfologi Meniran
Phyllanthus niruri L. merupakan tanaman herba yang monokotil, annual, tumbuh secara liar. Bercabang dengan bentuk bulat, cabang kecil dan simetris, berbentuk seperti daun yang menyerupai bulu. Setiap daun kecil membawa sebuah bunga dibawahnya, dan lalu buah. Tegak, dengan ukuran 30 hingga 60 cm.
Buahnya seperti kapsul, agak rata dan sangat kecil, dengan diameter 2-3 mm. Akar tunggang panjang dengan sedikit cabang. Bunga meniran terbagi tiga (poligam) yaitu biseksual, bunga jantan dan bunga betina (2). Bunga jantan memiliki 5 calix dan 3 stamen, sedangkan bunga bentina memiliki 5 calix dan putik, bunga biseksual memiliki semua bagian tersebut (4).
Kandungan dan Manfaat Meniran
Berdasarkan penelitian, meniran memiliki aktivitas biologis sebagai antioksidan dan hepatoprotektif, antihiperurisemia, imunomodulator, antimicrobial, antiplasmodial, dan gastroprotektif.
Efek farmakologis tersebut disebabkan oleh adanya senyawa kimia dalam herba meniran yang termasuk dalam golongan flavonoid, alkaloid, terpenoid, lignan, polifenol, tanin, kumarin, dan saponin (3). Selain itu berbagai kajian fitokimia telah menemukan kandungan senyawa kimia herba meniran yang lebih rinci, yaitu antosianin, filantin, dan hipofilantin serta katekin dan sapogenin steroidal (7).
Bagian dari herba meniran (daun, akar dan batang) memiliki banyak manfaat sebagai obat tradisional, karena mengandung beberapa senyawa kimia yaitu alkaloid (sekurinin), flavonoid (kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin, astragalin, nirunin, niruside, rutin, leukodelfinidin dan galakotekin), dan lignan (filantin dan hipofilantin). Pada tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.), senyawa flavonoid dapat berfungsi sebagai analgetik (5).
Daun meniran yang mengandung flavonoid memiliki aktivitas sebagai analgetik. Rasa sakit atau nyeri merupakan pertanda ada bagian tubuh yang bermasalah, yang merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi serta memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguangangguan di dalam tubuh seperti peradangan (rematik, encok), infeksi kuman atau kejang otot.
Rasa nyeri dapat terjadi disebabkan oleh rangsangan baik mekanis maupun kimiawi yang ditimbulkan oleh kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator (perantara) nyeri seperti bradikinin, histamin, serotonin, dan prostaglandin (1).
Penulis: Ika Shintya
Daftar Pustaka
1. Afrianti, Ria, Revi Yenti, dan Dewi Meustika. 2014. Uji Aktifitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Putih Jantan yang di Induksi Asam Asetat 1%. Padang : StiFa Indonesia Yayasan Perintis Padang.
2. Ariolla, Nicholas de. 2011. Chanca Piedra (Phyllanthus niruri L.). Laboratoriosfitofarma, Lima.
3. Bagalkotkar, G., Sagineedu, S.R., Saad, M.S., & Stanslas, J. 2006. Phytochemical from Phyllanthus niruri Linn.and their Pharmacological Properties: a review. Journal of Pharmacy and Pharmacology, 58(12), 1559-1570.
4. Joseph B. & S.J. Raj. 2011. “An Overview Parmacognistic Propertties if Phyllanthus Amarus Linn.” International Journal of Pharmachology 7. Ansinet.
5. Mangunwardoyo, W. 2009. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.). Jakarta: UI.
6. Narendra, K. 2012. “Phyllanthus niruri: A Review on its Ethno Botanical, Phytochemical and Pharmacological Profile” Journal of Pharmachy Research Vol. 5. Research Gate.
7. Nurcahyo, B. 2015. Identifikasi dan Autentikasi Meniran (Phyllanthus niruri) Menggunakan Spektrum UltravioletTampak dan Kemometrika. Bogor: IPB.
8. Paithankar V. V. dkk., 2011. “Review Article Phyllanthus Niruri: A Magic Herb”. Research in Pharmacy 1(4) : 1-9. India