Campusnesia.co.id -- Demak, 25 Januari 2020. Mahasiswa Tim I KKN Universitas Diponegoro periode 2020 Desa Mlaten, Demak mengadakan edukasi mengenai kesehatan reproduksi. Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat pentng, terutama pada remaja. Membuka akses kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual, berarti membekali remaja untuk mengerti dan paham terhadap dirinya sendiri, mampu menerapkan kebiasaan baik menjaga kebersihan, yang bisa menjadi asset dalam jagka panjang.
“Bagi kami kesehatan reproduksi adalah segala sesuatu yang menyangkut Kesehatan seksual dan pendidikan seksual bertujuan untuk mencegah, menjaga, dan mengembalikan fungsi organ seksual dan gangguan, jadi bukanlah hal tabu untuk dibicarkan lagi” ucap salah satu remaja Desa Mlaten.
iklan
Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehaan reproduksi. Maka dari itu TIM I KKN Undip dari Jurusan Kesehatan Masyarakat berhasil menggelar kegiatan “Ayo, Cegah IMS dan Lakukan SADARI”. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 25 Januari 2020 di Balai Desa Mlaten. Dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB. Dihadiri oleh Kepala Desa Mlaten Bapak Zumar dan Pihak Puskesmas Mijen I yaitu Ibu Amiroh. Adapun rangkaian kegiatan yang meliputi “Mengenal Infeksi Menular Seksual” dan “Benjolan pada Payudara” sekaligus mempraktikkan gerakkan SADARI (Periksan Payudara Sendiri).
IMS merupakan singkatan dari Infeksi Menular Seksual yang sebagai besar ditularkan melalui hubungan seksual, baik hubungan seks vaginal (melalui vagina), anal (melalui anus/dubur) atau oral (melalui mulut). Rangkaian kegiatan ini dilatarbelakangi dari kasus hampir 500 juta kasus baru IMS terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Konsekuensi akibat IMS cukup banyak, misalnya infertilitas akibat gonore, angka kelahiran mati meningkat, bayi lahir cacat akibat sifilis serta infeksi human papillomavirus sebagai pencetus kanker mulut rahim yang juga menjadi penyebab kematian yang cukup besar saat ini. Dengan adanya edukasi mengenai infeksi menular seksual (IMS) diharapkan masyarakat terutama remaja dapat menghindari diri terkena IMS. Edukasi IMS juga dapat meningkatkan kesadaran remaja mengenai bahaya IMS dan permasalahan lain yang ditimbulkan oleh IMS.
Sedangkan SADARI merupakan singkatan dari Pemeriksaan Payudara Sendiri, sebuah upaya pencegahan dan pemeriksaan mandiri terhadap benjolan pada payudara. Kegiatanini diawali dengan pemberian materi singkat mengenai bentuk-bentuk benjolan dan beragam penyakit pada wanita. Kemudian menampilakn video tutorial gerakkan SADARI. Setelah itu diadakannya praktik gerakkan SADARI bersama dengan remaja-remaja putri Desa Mlaten.
Tidak hanya itu kegiatan ini juga didukung oleh pihak puskesmas mijen I yaitu Ibu Amiroh. Beliau turut membantu dalam memberikan layanan konsultasi mengenai kesehatan reproduksi baik itu gejala-gejala yang sering dirasakan remaja, maupun riwayat-riwayat penyakit keluarga seputar kesehatan reproduksi yang pernah dialami serta turut memberikan solusi yang tepat agar terhindar dari penyakit kesehatan reproduksi.
Tampak antuasisme remaja desa mlaten datang untuk mengikuti kegiatan ini dilihat dari banyaknya peserta dan kondusifitas pada setiap rankaian kegiatan. Ada juga peserta dari desa lain yang rela hadir untuk mengikuti kegiatan ini.”Kegiatan ini memang harus terus dijalankan karna memang remaja butuh informasi2 kespro seperti ini” ucap salah satu peserta remaja putri. Pada saat pemaparan materi antusiasme remaja jua sangat terlihat terutama saat ditampilkan gambar-gambar pasien Infeksi Menular Seksual.
Dengan berjalannya program ini diharapkan para remaja desa mlaten dapat lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi dan dapat mempraktekkan SADARI rutin setiap bulan setelah melalui masa menstruasi.
Penulis : Nur Shadrina Nasution & Pratisara Trisna Ninggrum
Sumber : Tim KKN Undip Desa Mlaten
Foto : Tim KKN Undip Desa Mlaten