Keterangan Foto: Mahasiswa KKN UPGRIS dan peserta pelatihan sedang menunjukkan tanaman hias menggunakan media tanam hidrogel |
Campusnesia.co.id - SEMARANG, Mahasiswa KKN UPGRIS menyelenggarakan pelatihan menanam dengan media tanam hidrogel kepada masyarakat desa Kedungpane, Mijen Kota Semarang (7/2/2020).
Keceriaan terlihat dari ibu-ibu RW 02 desa Kedungpane saat menanam bunga hias menggunakan media tanam hidrogel. Ini merupakan kali pertama mereka mengenal hidrogel sebagai media tanam.
Hidrogel sendiri merupakan media pengganti tanah yang ramah lingkungan. Hidrogel berbentuk bola-bola kecil berwarna-warni yang bila diberi air akan diserap dan membuat bola-bola itu menjadi besar.
ads
Penggunaan hidrogel sebagai media tanam selain ramah lingkungan karena mampu terurai mikroba juga memiliki bentuk yang indah dan jauh dari kesan kotor serta memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air beserta nutrisinya. “hidrogel ini aman, cara membuatnya mudah, ecofriendly dan tidak kotor,” jelas Maria Ulfa, dosen UPGRIS.
Menurut Maria Ulfa, selaku narasumber pelatihan, tanaman yang menggunakan media tanam hidrogel bisa bertahan lama jika perawatannya baik, kecuali jika dipaparkan dengan matahari. “Hidrogel yang digunakan sebaiknya beli di petani, agar lebih aman. Jika hidrogel kotor langsung dibersihkan dengan cara dibongkar ulang. Jangan sampai hidrogel terendam air. Siram tanaman menggunakan sprayer,” ujar Maria.
iklan
Adapun tanaman-tanaman yang bisa digunakan dengan media tanam hidrogel antara lain tanaman indoor yang tidak membutuhkan intensitas cahaya yang banyak dan tanaman berakar serabut. Contohnya lidah buaya, lili paris, rumput gajah besar, bambu rejeki, tanaman mint dan masih banyak lagi.
Saat ini, tanaman hias menggunakan media hydrogel mulai digunakan di perkontaran-perkantoran. Hal ini menjadi kesempatan atau peluang usaha bagi ibu-ibu peserta pelatihan yang ingin mengembangkan usaha agrikultur.
“Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas ibu-ibu sekaligus menambah peluang usaha,” kata Damar, koordinator KKN UPGRIS saat ditemui.
penulis: Nurul Isnaeni Putri