Campusnesia.co.id - Hingga tahun 2012 saya termasuk orang yang ngeyel bahwa semua orang harus jadi pengusaha dan punya usaha. Alasanya karena menurut saya saat itu memiliki usaha adalah hal yang sangat mulia, mandiri, membuka lapangan pekerjaan, dll. Sedikit banyak saya akui karena pengaruh "motivator-motivator" he he.
Hingga suatu hari saya terlibat dalam diskusi yang seru dengan pak Agus Sugito, owner dari Pusataka RMA dengan buku Rumah Main Anak 1 dan 2 yang fenomenal berhasil menembus rekor penjualan belasan ribu eksemplar.
Saat itu beliau masih berstatus sebagai karyawan di sebuah lembaga nirlaba nasional dan beliau berpendapat bahwa tidak semua harus jadi penguasaha atau punya usaha. Jadi karyawan, pegawai dan PNS juga tak apa. Karena setiap orang tidak memiliki motivasi dan kemampuan yang sama, ada yang berbakat dalam mengelola usaha ada juga yang memang lebih cocok berkarya di sebuah instansi atau perusahaan. Selama halal it’s okey.
Selepas diskusi itu saya kembali merenungkan idealisme saya, dan sampailah pada sebuah kesimpulan baru, benar apa yang disampaikan oleh pak Agus, tidak semua harus jadi pengusaha, berkarya di perusahaan atau instansi pemerintah juga penting.
Lalu saya menemukan pemikiran baru selain karena faktor motivasi dan kemampuan, ada hal penting juga yaitu intisari dari kegiatan Membuka Usaha atau Jadi Karyawan yaitu Aktivitas Kemandirian.
Saya lebih sepakat bahwa yang jauh lebih penting dan fundamental adalah pentingnya pemahaman tentang aktivitas kemandirian. Sebagai manusia yang beranjak dewasa kita harus mengupayakan kemandirian, dimulai dari mandiri bisa mencukupi kebutuhan pribadi, tidak menjadi beban keluarga, tidak menjadi beban masyarakat. Dan level berikutnya adalah membantu keluarga dan masyarakat untuk mandiri juga.
Aktivitas kemandirian itu bisa dilakukan baik dengan membuka usaha atau berkarya di perusahaan dan instansi pemerintahan. Faktor penting yang juga tidak boleh dilupakan, yaitu tanggung jawab, ketika seorang individu memiliki tanggung jawab atau tanggungan hidup orang lain maka pilihan menjadi pengusaha atau karyawan jadi penting di atas ego idealisme pribadi. Kalau dengan menjadi karyawan bisa tetap mengaktualisasikan idealisme dan lebih sejahtera untuk apa memaksakan diri membuka usaha yang kadang hasilnya belum pasti dan berlaku sebaliknya.
Tetapi tetap saja, entrepreneurahip itu penting setidaknya menurut saya tentang pemahaman paradikma dan pola pikir, baik buka usaha maupun kerja harus tetap memiliki hal-hal baik dari entrepreneurahip, misalnya tentang kemampuan melihat peluang dan memanfaatkanya, mentalitas pantang menyerah, sikap terus berinovasi, dll.
Karena pada dasarnya, entrepreneur itu bukanlah sebuah profesi melainkan mentalitas yang wajib dimiliki siapapun.
*artikel di atas merupakan cuplikan isi buku "Lucu-lucuan jadi Sukses Beneran" karya Achmad Munandar, berminat untuk beli? klik di Sini.