Campusnesia.co.id -- Plastik pada awal kemunculannya adalah terobosan dan solusi dari permasalahan yang ada, hingga dalam perkembangannya karena sifatnya yang anorganik atau tidak dapat diurai oleh alam akhirnya ia jadi masalah baru.
Hal serupa juga menjadi permasalah utama di Desa Getas kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, masyarakat belum paham cara untuk mengolah sampah anorganik dengan benar.
Kesimpulan di atas diperoleh dari hasil survei selama satu minggu yang dimulai pada tanggal 7 Januari 2019 kepada perangkat Desa Getas dan masyarakat sekitar, menurut hasil wawancara dan pengamatan langsung pada masyarakat pengolahan untuk sampah-sampah plastik masih dengan cara dengan membakarnya. Kebiasan membakar sampah plastik ini jika dilakukan secara terus menerus akan berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan
Berangkat dari fakta tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tim I Universitas Diponegoro memiliki inovasi untuk mengatasi permasalahan di Desa Getas di bidang pengolahan sampah plastik yaitu dengan pembuatan alat pengubah sampah plastik menjadi minyak tanah.
Muhammad Rifqy Fadhillah Salah seorang anggota tim yang merupakan mahasiswa UNDIP dari jurusan Teknik Mesin bersama-sama rekanya, mencoba untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan pembuatan alat pengubah sampah plastik menjadi minyak tanah.
Bahan-bahan yang di gunakan untuk membuat alat ini adalah panci, pipa besi berbentuk L, selang plastik dan kompor pemanas. Bagian dari panci ini di lubangi kemudian disambungkan dengan pipa L. Pipa ini dibuat panjang agar fraksi plastik yang menguap bisa terkondensasi dan mencair menjadi minyak tanah, kemudian bagian ujung pipa di beri penampung.
Cara kerjanya juga sangat sederhana sampah plastik dibersihkan dari kotoran-kotoran bukan plastik kemudian dicuci dan dikeringkan. Plastik dimasukkan dalam panci dan dipadatkan sampai penuh. Kemudian ditutup rapat, diklem agar tidak ada kebocoran disisi-sisinya. Jika perlu diberi seal dari karet
Satu panci dapat menampung 3 kg sampah plastik. Bagian bawah ember dipanaskan dengan api yang besar dan stabil. Dipanasi terus hingga minyak menetes dari ujung pipa. Jika belum menetes tetapi hanya keluar asap maka pipa yang digunakan kurang panjang. BBM alternatif yang diperoleh hanya satu macam yaitu minyak tanah belum sampai ketahap menghasilkan solar ataupun premium.
Masyarakat dan perangkat Desa Getas sangat sangat mendukung dan terbantu dengan adanya pembuatan alat ini sebagai salah satu solusi alternatif dalam melakukan pengolahan sampah plastik tersebut. Mereka akan berencana untuk mengembangkan alat ini kedepannya sehingga hasil BBM yang diperoleh bisa lebih bagus dan juga mempuyai nilai jual yang lebih tinggi.
Sumber: Pers release TIM KKN Undip Desa Getas Kec. Singorojo Kendal
Editor: Nandar
Foto: Dokumentasi TIM KKN Undip Desa Getas Kec. Singorojo Kendal