Sobat Campusnesia, selamat malam selamat datang di awal bulan november. Semoga kita menjadi lebih baik di bulan ini ya. malam ini redaksi kembali hadir di kolom liputan dengan berita menarik seputar tema entrepreneurship, kali ini datang dari kegiatan pembinaan soft skill mahasiswa penerima Beastudi Etos Semarang.
Bagi kalian yang belum tahu, Beastudi Etos adalah beasiswa dari dompet dhuafa untuk mahasiswa yang berprestasi tetapi terbatas dalam hal finansial. selain pembiayaan kuliah, program beasiswa ini juga mengakomodasi asrama gratis selama 3 tahun dan yang paling menarik semua peserta beasiswa akan mendapat pembinaan pengembangan diri selama program yang meliputi aspek akademis, keagamaan, leadership, pengabdian masyarakat dan kemandirian.
Dengan demikian lulusan program beasiswa ini pasca kampus sudah siap menjadi pemimpin yang berkarakter unggul, mandiri dan peka serta peduli terhadap permasalahan sosial di masyarakat.
Malam ini redaksi berkesempatan mengikuti salah satu program pembinaan rutin bulanan para penerima beasiswa ini, yang diadakan oleh angkatan 2015 terdiri dari 4 orang mahasiswa dan 9 mahasiswi dari berbagai jurusan dan fakultas di universitas diponegoro.
Pembinaan berlangsung selepas sholat isya hingga jam 9 malam, di asrama putri yang terletak di jalan iwenisasri tembalang semarang. pembinaan kali ini bertema tentang kiat-kiat dalam berwirausaha dan strategi menghadapi masyarakat ekonomi asean atau MEA.
Materi disampaikan oleh CEO Loetju merchandise, Achmad Munandar, sebuah umkm di semarang yang bergerak dalam industri kreaif tepatnya merchandising dan digital printing.
Selama satu jam, peserta antusias mengikuti jalanya pembinaan yang penuh makna dalam suasana yang sederhana. nuansa kebersamaan dan kekeluargaan terasa dengan acara yang digelar lesehan sembari menikmati gorengan dan makanan kecil. Sekedar informasi ini salah satu ciri khas acara-acara pengembangn diri program beasiswa ini, penuh kesederhanan dalam pelaksanaan namun penuh makna dan esensi.
Mas Nandar sapaan akrab pembicara menyampaikan banyak hal, tapi yang menarik diantaranya penekanan beliau pada poin pentingnya pemahanman pola pikir ketika seseorang hendak memutuskan terjun dalam dunia wirausaha, beliau memberikan contoh pemahaman tentang mindset terhadap tanggung jawab, kejujuran, karakter tidak mudah menyerah serta motivasi-motivasi lain selain uang yang harus dimiliki seorang pelaku usaha, contoh tentang kebermanfaatan yang bisa diberikan bagi masyarakat dengan usaha yang dimiliki.
Setelah bicara tentang mindset beliau masuk pada tataran teknis meulai usaha, mengelola dan mengembangkan dengan sedikit sekali teori dan lebih banyak bercerita tentang pengalaman pribadi ketika menglola Loetju merchandise.
Menjelang akhir sesi di bahas juga tentang peluang dan tantangan di era MEA, salah satu yang perlu dipersiapkan adalah kemampuan berinovasi, kemampuan SDM bersaing dan kemampuan meningkatkan kualitas produk.
Pada sesi tanya jawab, peserta tambah antusias terbukti setidaknya 5 peserta melontarkan aneka pertanyaan, salah satu pertanyaan menarik adalah tentang fenomena kalah bersaingnya produk lokal dengan gempuran produk asing dan fenomena lebih banyaknya impor bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. di sini diskusi dua arah menjadi menarik, karena bicara kewirauasahaan tidak hanya seputar laba rugi tetapi lebih luas dari itu termasuk didalamnya ekonomi lebih luas dan kepentingan politik dll.
Nah menarik bukan, samapai ketemu di liputan selanjutnya, salam prestatif./redaksi