Pekatnya aroma teknik disegala penjuru kampus perjuangan ternyata tidak mampu menyurutkan semangat mahasiswanya untuk menghafalkan Al-Qur'an. Adalah Rizki Mendung Ariefianto, mahasiswa yang mampu mengkhatamkan firman Allah SWT ditengah padatnya aktifitas kuliah. Tak hanya pandai menghafal Al-Qur'an, segudang prestasi dalam bidang keilmiahan dan organisasi pun turut Mendung kantongi selama tiga tahun masa studinya.
ITS memang terkenal sebagai kampus yang menuntut banyak waktu dari mahasiswanya. Nyatanya, hal ini justru menjadi cambuk bagi Mendung dalam memperjuangkan hafalannya. "Pikir saya, kalau sudah terlajur basah, mending mandi sekalian," gambar Mendung. Pasalnya, saat mulai berkuliah Mendung memang telah mengantongi setidaknya sepuluh juz dalam hafalannya.
Mendung menyatakan bahwa menghafalkan Al-Qur'an sembari berkuliah jauh lebih berat dibandingkan saat SMA. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan menghafal pada pondok khusus yang cenderung minim pendidikan formal. "Waktu masih SMA bisa rutin mengulang hafalan setidaknya sebanyak tiga juz dalam sehari. Kalau sekarang hanya saya sempatkan ketika ada waktu luang saja," papar salah satu anggota Trainer Navigator ini. Hal semacam itu terjadi karena padatnya aktivitas perkuliahan.
Mendung meyakini bahwa keberhasilannya dalam merampungkan hafalan Al-Qur'an tak lepas dari dukungan lingkungan tempatnya tinggal. "Makanya, saat dinyatakan diterima di ITS saya segera mencari pondok tahfidz di sekitaran ITS," terang peraih beasiswa Bidikmisi ini.
Lingkungan yang dimaksud oleh Mendung adalah adanya sosok seorang guru untuk membimbing serta sosok seorang teman untuk mendampingi. "Keberadaan seorang guru bagi saya bukan sekedar pengajar dalam menghafal Al-Qur'an. Guru adalah sosok yang selalu mendo'akan saya agar berhasil, serta memotivasi saya saat mulai merasa letih," tutur pria kelahiran Lumajang ini.
Bagi Mendung, teman adalah salah satu alasan terkuat baginya agar dapat Istiqomah dalam menghafal Al-Qur'an. "Biasanya ada sebuah kondisi dimana saya sedang bosan, kemudian melihat sekeliling dan mendapati teman-teman yang lain dengan semangatnya menghafal. Rasa bosan itupun sirna seketika," ungkap mahasiswa yang juga santri di Pondok Pesantren Muhyidin Gebang ini.
Kepada rekan-rekannya di ITS, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ini berpesan agar tidak hanya puas dengan status Hafidz atau Hafidzahnya. "Kalau bisa jangan hanya berprestasi dalam hafalan saja. Tunjukan bahwa para penghafal Al-Qur'an juga mampu berprestasi dalam bidang akademik, kompetisi, maupun organisasi," ajaknya.
Pesan tersebut memang terlihat sukar, namun bukanlah sesuatu yang mustahil. Bahkan, Mendung sendiri telah membuktikannya. Dibalut dengan statusnya sebagai Hafidz 30 Juz, Ia tetap sukses dalam bidang akademik, terbukti dari Indeks Prestasi Kumulatif-nya yang cumlaude hingga menyentuh angka 3,5.
Dalam hal organisasi, Asisten di Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro ini pernah menjabat sebagai staff FSLDK JMMI ITS tahun 2014. Mendung pun merupakan Pengurus Klub Keilmiahan Elektro tahun 2015 dan 2016. Tak hanya itu ia pun pernah menjabat Kepala Departemen Kaderisasi di Lembaga Dakwah Jurusan Kalam Himatektro tahun 2014. Dan juga pernah menjadi Kepala Departemen Syiar Kalam Himatektro tahun 2015 dan beberapa posisi penting lainnya.
Begitu juga dalam hal prestasi. Kurang lebih 20 lomba keilmiahan telah berhasil Mendung menangkan selama berkuliah di ITS. Salah satu yang paling dekat adalah juara pertama pada kompetisi paper online yang diselenggarakan oleh salah satu universitas di Toronto, Kanada. "Karena juara pertama, tim kami diundang untuk melakukan sesi presentasi disana. Untuk saat ini masih sibuk mengajukan dana ke ITS, kalau berhasil didanai dalam waktu dekat ini kami akan berangkat," tutur Mendung.
Tips Menghafal Al-Qur'an
Kepada ITS Online, Mendung sempat memberikan beberapa wejangan untuk membantu dalam menghafal Al-Qur'an. Pertama, jangan memulai tanpa didampingi Guru. "Kalau belajar tanpa guru, kebanyakan tidak akan mampu bertahan hingga akhir," tutur Mendung.
Kedua, harus sering melafalkan Al-Qur'an agar tidak terbata-bata. Ada baiknya melancarkan bacaan terlebih dahulu sebelum mulai menghafal. "Karena otak kita berbeda dengan otak anak kecil yang meskipun belum lancar dalam membaca, namun ingatannya kuat dalam menghafal," pungkasnya. (qi/hil)
Sumber: https://www.its.ac.id/berita/100473/en