Assalamu'alaikum sobat Campusnesia, sehat kan yah? sudah bulan september nih pertengahan bulan nanti tepatnya tanggal 12 umat muslim di Indonesia akan merayakan hari Raya Idul Adha, tak kalah meriah dengan Idul Fitri, Idul Adha juga dikenal dengan idul Qurban karena selama 3 hari dilaksanakan pemotongan hewan Qurban.
Qurban sendiri bisa dengan Unta, kambing atau sapi, dengan syarat tentu hewanya harus sehat dan memenhuhi minimal umur yang ditentukan. Salah satu yang menarik menurut redaksi dari idul qurban ini adalah semangat berkorban dan berbagi unuk sesama. Bagi sebagain masyarakat Indonesia makan daging itu tidak seiap hari sehingga momen idul qurban jadi salah satu saat yang ditunggu.
Bicara tentang qurban, berdasar pengamatan penulis, makin kesini kesadaran mayoritas msyarakat Indonnesia semakin tinggi, dan hampir semua orang hari ini mampu melaksanakanya. Tapi bukan berarti tanpa tantangan, ketika semakin banyak yang berqurban biasanya terkonsentrasi disuau daerah yang masyarakat lingkunganya banyak yang mampu berqurban. Penulis memilih 2 tantangan yang menarik untuk dibahas yaitu; sebaran Manfaat Qurban serta Jangka Waktu Manfaat.
Sebaran Manfaat
ada kesenjangan antara daerah yang masyarakatnya menengah ke atas dan menengah ke bawah dimana konsentrasi hewan qurban hanya di daerah yang banyak berqurban. solusinya harus disebar merata.
Jangka Waktu Manfaat
hari raya idul qurban yang cuma 3 hari biasanya selama itu juga daging qurban akan terdistribusi selain 3 hari itu sudah tak bisa dinikmati atau didistribusikan. Solusinya harus ada cara bagaimana di 3 hari idul adha dimana daging melimpah bisa didistribusikan dilain waktu.
Dari pengantar di atas penulis menemukan solusi atas tantangann tersebut yang dilakukan oleh 2 lembaga kemanusianan dan penyalur zakat. Yaitu Dompet Dhuafa dengan tebar hewan Qurban dan Rumah Zakat dengan Super Qurban (kornet daging qurban).
yuk kita simak.
1. Tebar Hewan Qurban oleh Dompet Dhuafa
kami kutip dari web Dompet Dhuafa Jateng :
Bicara ibadah kurban maka kita akan selalu diingatkan akan keteladanan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Setiap hari raya Idul Adha kita diperintahkan Allah untuk menyembelih hewan kurban sesuai kemampuan yang kita miliki, bisa dengan kambing, sapi, kerbau, ataupun unta. Hewan kurban yang disembelih kemudian dibagikan kepada warga sekitar. Pada hari itu tercipta suasana kekeluargaan, gotong royong, kepedulian, kedekatan, kedermawanan, dan semua orang bahagia menikmati daging kurban bersama-sama. Namun, ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum bisa merasakan suasana itu. Ada saudara-saudara kita yang jarang bahkan hampir tidak pernah menyaksikan penyembelihan hewan kurban di daerahnya. Oleh karena itulah, Dompet Dhuafa (DD) mencetuskan program Tebar Hewan Kurban atau yang biasa dikenal dengan istilah THK.
THK bermaksud menghimpun dana kurban dari masyarakat metropolitan dan perkotaan, kemudian mendistribusikannya ke daerah-daerah marginal, pedesaan, dan daerah bencana yang mereka jarang sekali menikmati hewan kurban. Program yang masif dan kolosal ini tidak mudah untuk dilakukan karena ada puluhan ribu ekor hewan kurban yang didistribusikan dan melibatkan berbagai elemen yakni pekurban, mitra, peternak, dan masyarakat penerima manfaat. Oleh karenanya, program THK yang masif ini harus dikelola secara struktural dan sistematis. Alhamdulillah sampai periode yang ke-22 ini, THK terus mendapatkan kepercayaan masyarakat yang begitu tinggi.
Ada beberapa benefit bila kita menyalurkan kurban melalui THK DD :
1. Melaksanakan ajaran Agama dalam bentuk kepedulian sosial
2. Membantu mendistribusikan daging ke daerah-daerah minus
3. Membantu mengatasi masalah kekurangan pangan bagi warga miskin
4. Membantu meningkatkan kesejahteraan peternak
5. Membantu memberikan pendapatan bagi pedagang dan mitra kerja lainnya
6. Membantu mengalirkan uang dari pusat (kota) ke daerah
7. Membantu meningktakan pemanfaatan produk lokal
8. Membantu meningktakan pertumbuhan ekonomi
9. Meningkatkan syiar Islam
Coba bayangkan, suatu daerah yang sebelumnya tidak pernah dilakukan penyembelihan hewan kurban kemudian ada hewan yang dikirim ke sana untuk disembelih. Maka, selain mereka bisa menikmati daging kurban, syiar islam juga akan sangat dirasakan. Mereka akan melihat prosesi penyembelihan hewan kurban, melantunkan takbir bersama-sama, bergotong royong memotong daging dan membagikannya. Mereka menjadi tahu seperti apa pelaksanaan kurban, tidak hanya sekedar mendengarkan dari ceramah. Disamping itu, akan tumbuh motivasi bagi mereka untuk bisa berkurban sendiri di tahun-tahun berikutnya dengan meningkatkan etos kerja.
Bagi Anda dari Semarang dan wilayah Jawa Tengah, dapat menyalurkan kurbannya melalui DD Jateng.
2. Super Qurban RZ (Kornet Daging Qurban)
kami kutip dari web Rumahzakat.org ;
Bandung menjadi kota pertama di Indonesia yang melakukan inovasi kurban dengan cara dikornetkan. Inovasi ini dilakukan oleh lembaga zakat RZ. Daging kurban yang dikornetkan memiliki manfaat yang panjang dan lama.
“Kami yang pertama melakukan kornetisasi kurban di Indonesia,” kata Marketing Strategic Division Head RZ, Yesi Mariska Indira, saat ditemui Merdeka Bandung di Kantor Pusat RZ, Jalan Turangga, Bandung, Senin (05/09).
Pembuatan daging kurban yang dikornetkan, kata Yesi, sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim disebutkan, sejak zaman Rasulullah SAW sudah dilakukan pengawetan daging kurban dengan cara pengasinan. Dengan cara tersebut, daging kurban tidak habis dalam tempo singkat, manfaatnya menjadi jangka panjang.
“Kornetiasi ada dasarnya dari riwayat Rasul, bahwa kita boleh menyimpanan daging kurban, misalnya untuk menghadapi masa paceklik. Sehingga masyarakat tetap bisa mendapatkan daging meski periode kurban sudah lewat,” katanya.
Metode kurban yang dikornetkan, terbukti sangat relevan dengan zaman sekarang. Indonesia memiliki daerah yang luas, beberapa daerah kerap dilanda bencana alam maupun rawan pangan. Saat itulah daging kurban RZ dengan merek Superqurban didistribusikan.
“Superqurban tepat untuk pembinaan gizi dan siaga bencana. Beda dengan mie instan, kornet memiliki protein yang lebih dalam membantu meningkatkan gizi masyarakat,” ujar yesi.
Inovasi daging kurban yang dikornetkan sudah dijalankan RZ sejak 16 tahun lalu. Sebelum tahun 2000, RZ melakukan pengkornetan di Australia. Baru setelah itu pengkornetan dilakukan di Indonesia.
Meski dikornetkan, penyembelihan hewan kurban tetap dilakukan pada periode kurban. Prosesi penyembelihan mendapat sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Daging yang dikornetkan murni daging, tidak dicampur dengan jeroan. “Sehingga kualitas daging kornet kami nomor satu, juga sudah mendapat sertifikat halal dari MUI,” katanya.
Bagi masyarakat yang mau berkurban, Rumah Zakat menyediakan beberapa pilihan Superqurban. Untuk satu ekor kambing harganya Rp 2,25 juta yang dikornetkan menjadi 40 kaleng kornet kambing, 1/7 sapi Rp 2,4 juta (50 kaleng kornet sapi) dan satu ekor sapi Rp 16,7 juta (350 kaleng kornet sapi).
nah menarik kan sobat ampusnesia, kamu..tahun qurban juga kan? /AM