Pagi di hari Senin, mari sambut mentari, walau tiap hari muncul tapi tak mbosenin | #PendidikanKita #CharacterBuilding
1. Ada peserta Pelatihan Kepemimpinan dan Pendidikan Karakter FIM 17 bertanya: “Apa model terbaik sistem pendidikan kita?” #PendidikanKita
2. Model pendidikan itu pilihan. Yg terbaik, acuannya pada jati diri bangsa. Cita-cita bangsa hendak jadi apa dan kaitkan dgn potensi negeri
3. Nah bagaimana meraihnya, ‘bagaimana’-nya itu yang akan jadi model. Yang namanya model itu beragam. Maka bisa berubah | #PendidikanKita
4. Ada juga model yg dipertahankan. Pertahankan model, biasanya modelnya baik. Andai ada perubahan, tak menyangkut prinsip-prinsip
5. Berubah atau tak berubah, sejatinya mesti punya alasan. Yang pasti, apakah model pendidikan cocok dengan keindonesiaan | #PendidikanKita
6. Model pendidikan penjajahan dulu, cuma siapkan lulusan untuk kerja sebagai klerikel, pegawai administratif di pemerintah Hindia Belanda
7. Untuk itu Ki Hajar Dewantoro tawarkan konsep pendidikan yang lain. Siapkan lulusan jadi pemimpin untuk kelak bawa Indonesia
8. Cuma kultur permanen feodal, hambat kemajuan negeri. Yang bisa baca tulis, dulu terhimpin di pusat-pusat kekuasaan | #PendidikanKita
9. Dalam sistem feodal, diam-diam pendidikan diarahkan tetap untuk lestarikan kekuasaan. Tidak untuk kemajuan rakyat. Apalagi bangsa
10. Feodal itu tak terima jika rakyat bisa maju. Feodal itu tak siap melihat daerah bisa lebih maju ketimbang pusat |#PendidikanKita
11. Maka sekolah terbaik hanya ada di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Banten yang tetangga Jakarta, pendidikannya tertinggal jauh
12. Apalagi di Papua. Jangan berharap besar akan ada perubahan dahsyat jika ‘tradisi feodal’ masih melekat |#PendidikanKita
13. Di sisi lain, model pendidikan kita sekarang cerminkan 3 hal. Ke-1 terkesan panik. Tak puas segera ubah. Yang jadi korban anak bangsa
14. Ke-2 kita ingin cepat berhasil. Instant. Lihat Singapore maju, kita adop. Lihat Eropa maju, kita undang. Lihat Australia, ‘welcome sir’
15. Ke-3 di implementasi, penyimpangan lebih merusak lagi. Pendidikan jadi proyek. Apa sungguh bangun untuk bangsa, hanya Allah yg tahu
16. Ada yang bilang konsep KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah kekeliruan struktural. Rusaknya jadi sistemik | #PendidikanKita
17. Dengan UN, rusaknya pendidikan dibelah lebih tajam dan lebar. Siswa di pelosok, tak pernah bisa lampaui kualitas siswa di kota
18. Kebocoran soal sudah jadi tradisi. Tanpa nyontek seolah bukan sekolahan Indonesia. Bahkan guru pun dorong siswa ‘nyontek massal’
19. Sekolah favorit adalah akibat, alih-alih selesaikan masalah, malah pertegas kasta sekolah. Ini terjadi sudah 30an tahun. Tak ada solusi
20. Sekolah favorit, dari dulu itu-itu juga. Siswa yg ingin masuk, siswa terbaik dari sekolah asal. Jadi kualitasnya tetap ‘top markotop’
21. Dana BOS pun akhirnya jadi penyempurna kerusakan. Sebab guru yg dimiskinkan pemerintah, akhirnya terpaksa jadi tikus-tikus sekolah
22. Maka ada kasus di sekolah di Ragunan Jakarta Selatan. Kep sek-nya dipanggil dinas pendidikan. Ternyata kekonyolan soal BOS
23. Diminta kembalikan dana BOS. “Pak, saya tak terima. Di kuitansi bukan tanda tangan saya. Jadi maaf, saya tak pikirkan itu”, kata kep sek
24. Dan jangan lupa. Modus operandi pengelolaan proyek dari Sabang sampai Merauke sama saja. Yg dikuitansi dan yg diterima pasti beda
25. Konsep pendidikan kita sebenarnya tak masalah amat. Tinggal duduk bareng. Konsen utk bangsa. Lantas cegah diri utk tak buat masalah
26. Maksudnya? Jangan merasa pejabat. Kekuasaan bisa jadi alat perusak. Tersinggung sedikit, persona non grata urusannya. Akhirnya mutas
27. Lalu jangan jadikan pendidikan itu ‘bancakan’. Soal percetakan buku, dimana yg tak jadikan itu bukan sebagai ‘sapi perah’?
28. Guru-guru kita dimiskinkan pemerintah. Pemegang kebijakan ingin bangsa maju. Tapi di tangannya nasib guru direndahkan. Guru dihinakan
29. Di zaman kakek nenek, hanya siswa terbaik bisa jadi guru. Kini utk jadi guru, kata ini tak lagi cukup gambarkan betapa kacaunya itu
30. Kerja tukang tak selesai, rumah terbengkalai. Kerja manajer tak selesai, target gagal. Pekerjaan guru tak selesai, bangsa taruhannya
31. Jumlah guru di Indonesia, puluhan ribu banyaknya. Jumlah siswa jutaan banyaknya. Semua itu tergantung kebijakan segelintir orang
32. Andai yang segelintir itu baik, masa depan negeri ini berada di lajurnya. Andai mereka buruk, inilah yang paling kita khawatirkan
33. Pertanyaannya: “Apakah sistem pendidikan kita buat perilaku siswa jadi baik, dan bisa antar siswa raih masa depan?” #PendidikanKita
34. Ini pertanyaan yang masih kita kupas di kultwit berikut. Ayo sama-sama kita renungkan. Apa pandangan anda, ayo kita diskusikan
oleh Bapak Erie Sudewo
Pendiri Character Building Indonesia
Pendiri dan Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Social Entrepreneur,
Penulis buku Best Practice Character Building Menuju Indonesia Lebih Baik,
Innovators for the Public versi Ashoka
sumber: http://www.eriesudewoid.com/pendidikan-kita/