Udah nonton film sekuelnya the Raid? The Raid 2 : Berandal, itu film Indonesia pertama yang masuk ke daftar 250 film terbaik sepanjang masa versi IMDB loh. Kalo yang udah nonton pasti tau, film ini menggunakan gaya bela diri Silat di setiap adegan aksi-nya.
Nah, salah satu pemeran antagonis yang paling jago silatnya di film itu ternyata seniman Silat sungguhan loh. Dan lebih wah lagi, karena beliau berasal dari sebuah desa kecil di Garut, di Kecamatan Sucinaraja. Nama beliau adalah kang Cecep Arif Rahman, yang biasa disapa kang Cecep. Tim Jelajah Garut beruntung sekali bisa bersilaturahmi bersama beliau di Perguruan Silat yang juga dipimpin oleh beliau.
Walaupun di film-nya keliatan galak dan menyeramkan, ternyata kang Cecep ini sosok guru yang ramah dan baik hati lho. Hehe… yuk disimak hasil wawancara kita bersama beliau!
Gimana sih ceritanya Kang Cecep bisa main di Film The Raid?
Awalnya mulanya ketika Festival Bela Diri, Bercy di Prancis. Saya mengikuti Festival Bercy dari tahun 2005-2008. Iko (Iko Uwais –red) dan Kang Yayan ikutan pada tahun 2006. Mungkin karena ada keterikatan karena waktu tahun 2006 itu sering jalan sama-sama mereka. Waktu tahun 2008, Iko membuat film pertamanya “Merantau”. Dia mengontak saya dan Kang Yayan. Tapi saya gak bisa karena baru diangkat jadi Guru PNS. Apalagi harus bolos 3 bulan. Bukannya gak mau. Untuk saat itu saya fokus dulu kerja.
Kemarin yang 2013, Iko kembali menghubungi saya. Soalnya film itu membutuhkan pemain karimbit. Saya usahakan dan mudah-mudahan bisa singkron dengan jadwal libur. Jadi saya syuting dari hari Jumat sampai Minggu, Alhamdulillah diizinin oleh sekolah. Haha…
Pas liburan semester, saya full syuting. Alhamdulillah saya ikut film ini tanpa di casting. Mungkin karena sudah ada kecocokan dengan Iko Uwais. Karena scene berantem itu harus ada kesinkronan dan chemistry antar pemain. Ditambah saya juga bisa memainkan karimbit sedikit.
Kang Cecep kan udah melanglang buana ngajar pencak silat diluar negeri, negara mana sih yang paling antusias mempelajari pencak silat?
Sebelum adanya film The Raid, Prancis lah yang paling antusias mempelajari silat karena acara Festival Bercy. Namun setelah adanya film The Raid, Negara Amerika lah yang paling antusias untuk sekarang ini. Dulu anggapan orang tentang pencak silat hanyalah sebatas seni beladiri yang tidak ada nilainya. Namun setelah adanya film The Raid, maka prediksi orang tentang seni bela diri pun berubah.
Pencak silat itu merupakan paduan beberapa aspek. Silat itu ada silat bela diri, silat untuk kesenian, silat untuk kesehatan, dan silat untuk kekuatan. Mungkin itulah yang selama ini belum diketahui orang luar. Nah sekarang di Prancis saja sudah ada 30 perguruan pencak. Sekarang Italia pun mulai tertarik mempelajari pencak silat, dan akan mendirikan perguruan.
Pernah gak suatu saat tiba-tiba ada yang ngajak “mecak elmu” (tanding adu ilmu)?
Kalau di jalan, tiba-tiba gitu aja ngajak, ya tidak pernah. Tapi kalo di Seminar, (Seminar Silat –red) pernah ada. Di seminar itu banyak peserta dari berbagai negara dan berbagai aliran seni bela diri. Mengajak mecak elmu-nya secara halus.
Ada yang pernah bilang begini, “percayalah kalo masalah kecepatan tangan, Kang Cecep ahlinya. Tapi kalo dikunci dibawah gimana?”, (yang mengajak berlatar belakang Jiu Jitsu –red) lalu kita coba.
Ada lagi ketika melatih, saya suka berkeliling untuk membenarkan para peserta pelatihan di seminar. Dari sana juga terlihat mana yang ingin mencoba adu ilmu dengan saya. Kalau di Amerika, lagi seminar, jika ada orang yang terkena pukulan dari saya terus tangannya bengkak itu bangga karena itu dianggapnya oleh-oleh dari seminar. Haha…
Kenapa Kang Cecep memilih pencak silat sebagai seni bela diri untuk Kang Cecep?
Dikampung dulu memang sudah ada banyak olah raga. Namun olah raga yang rame itu ada 2. Yaitu sepakbola dan pencak silat. Ditambah lagi kakek saya merupakan tokoh silat juga. Ketika kecil saya sering melihat 2 perguruan saling beradu pangabisa. Itu juga yang menjadi daya Tarik saya terhadap pencak silat.
Sudah beres SMA, saya belum bisa melanjutkan pendidikan. Jadi pencak silat lah yang menjadi pelampiasan saya. Saya tinggal sama Ibu Eny, lalu dikenalkan dengan beberapa guru silat sambil menjaga rumah di Bandung. Jadi ada faktor keluarga juga yang menjadikan saya memilih mendalami pencak silat.
Harapan Kang Cecep berkaitan dengan Pariwisata Garut?
Seringkali kesini pun saya nerima orang-orang dari mancanegara yang ingin mempelajari silat, namun di sesi-sesi istirahat, ada baiknya jika orang-orang ini bisa menikmati keindahan Garut dan melihat pentas seni dan budaya.
Saya berharap Garut maju dari seni dan budayanya. Garut sangat kaya dengan seni dan budaya. Saya berharap pemerintah bisa mengembangkan asset dari seni dan budaya. Jangan sampai hilang. Apalagi ditambah suatu wadah yang membawahi dan memfasilitasi seni dan budaya.
Sumber Foto : www.cbme.nl dan FB Kang Cecep.
sumber: http://www.jelajahgarut.com