Aktivasi Sosial Media Desa Sebagai Sarana Komunikasi dan Promisi Desa

0

Pendampingan Aktivasi Sosial Media Desa 
oleh Mahasiswa Undip, Rabu (14/8)
 Dok. Pribadi


Campusnesia.co.id - Temanggung, 14 Agustus 2024 – Nalendro Adi Wardana, Mahasiswa Program Studi S1 Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro melakukan pendampingan perangkat desa Tegarejo dalam rangka aktivasi sosial media desa. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tim II Universitas Diponegoro. Program Pengaktivasian sosial media ini dilaksanakan dengan melibatkan perangkat desa dan dilaksanakan di kantor desa Tegalrejo.

Kegiatan ini bertujuan untuk media promosi potensi desa seperti wisata dan pemasaran UMKM lokal. Selain itu, sosial media desa Tegalrejo akan menjadi wadah informasi mengenai kesehatan, program bantuan untuk masyarakat desa, dan informasi lainnya yang ingin disebarkan dari perangkat desa kepada masyarakat sekitar. Aktivasi sosial media ini menjadi strategi yang tepay untuk memkuat komunikasi ditengah era yang serba digital. Adanya media ini diharapkan mampu memuat potensi dan keunikan desa yang dipromosikan secara lebih luas untuk menarik minat wisatawan dan mendukung ekonomi lokal, serta wadah komunikasi kepada perangkay desa yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Platform Instagram dan YouTube merupakan wadah yang dipilih untuk diaktivasi. Pemilihan ini didasari oleh popularitas penggunaan oleh warga setempat. Penting bagi tim sosial media yang terdiri dari perangkat desa tersebut untuk aktif merespons pertanyaan dan masukan dari masyakat. Selain itu, perangkat desa juga dapat melakukan kolaborasi dengan masyarakat terkait konten yang ingin dipublikasi. Ini akan mendorong partisipasi masyarakat dalam pemajuan desa.



Editor:
Achmad Munandar

Mendekati 17 Agustus, Mahasiswa Sejarah Undip Lakukan Edukasi Pahlawan Nasional Kepada Anak Sekolah Dasar

0
Nalendro bersama salah satu siswa SD Negeri Tegalrejo, 
Kamis (8/8) Dok. Pribadi



Campusnesia.co.idTemanggung, 8 Agustus 2024 - Nalendro Adi Wardana, Mahasiswa Program Studi S1 Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro melakukan edukasi pengenalan pahlawan nasional dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia ke 79, tepatnya pada 17 Agustus 2024. Kegiatan ini adalah bagian dari Kuliah Kerja Nyata Tim II Universitas Diponegoro.  Program edukasi ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tegalrejo, Kec. Bulu, Kab. Temanggung yang berlangsung pada pukul 08.45-10.30 WIB. 

Kegiatan ini bertujuan untuk memahami sejarah sejak Sekolah Dasar, khususnya kisah-kisah pahlawan. Hal ini karena kisah perjuangan memiliki nilai-nilai moral dan etika yang merepresentasikan pengorbanan dan tanggung jawab. Sejalan dengan itu, belajar mengenai pahlawan dapat membuat siswa mengapresiasi proses menuju kemerdekaan yang saat ini dirasakan dan meningkatkan rasa nasionalisme sejak dini. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa sebagai generasi penerus bangsa tidak hanya mengetahui peristiwa sejarah namun juga menanamkan kesadaran pentingnya sejarah bagi bangsa dan negara.

Kegiatan edukasi sejarah dilakukan melalui pembagian booklet pahlawan yang dilengkapi dengan visual menarik. Hal ini bertujuan agar siswa Sekolah Dasar Negeri Tegalrejo menikmati proses pengajaran yang dilaksanakan dan memudahkan siswa untuk meningkatkan antusias siswa dalam melihat dan mempelajari isi booklet tersebut. Siswa Sekolah Dasar cenderung lebih mudah mengingat informasi dalam bentuk gambar daripada teks. Disamping itu, visual yang menarik akan merangsang rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk bertanya agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran.




Editor:
Achmad Munandar

Jamu Tradisional Angkat Potensi Desa Pondok: Dari TOGA ke Pasar

0
Foto bersama

Campusnesia.co.id - Klaten, 7 Agustus 2024 - Tim 2 KKN Universitas Diponegoro mengadakan pelatihan pemberdayaan masyarakat Desa Pondok melalui program "Healthy Choice, Healthy Body: Pemberdayaan Masyarakat Sehat melalui Pemanfaatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) sebagai Minuman Tradisional (Jamu)". Program yang berlangsung di Balai Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, ini diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan PKK Desa. Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi lokal Desa Pondok, terutama dalam pengolahan TOGA menjadi minuman tradisional jamu yang bernilai ekonomi.

Desa Pondok dikenal memiliki kekayaan alam berupa TOGA yang melimpah, tetapi keterbatasan pemasaran membuat produk-produk jamu desa ini hanya dikenal di kalangan lokal. Program ini dirancang untuk memberdayakan ibu-ibu anggota Tim Penggerak PKK desa agar mampu mengolah TOGA menjadi produk jamu yang tidak hanya sehat tetapi juga memiliki nilai jual lebih tinggi. Selain meningkatkan ekonomi keluarga, pelatihan ini juga bertujuan untuk memperluas pasar jamu tradisional di luar wilayah desa.

Program ini diawali dengan pemaparan manfaat jamu tradisional, seperti beras kencur dan kunir asem, serta pentingnya sanitasi dalam proses pengolahan. Para peserta kemudian mengikuti demonstrasi langsung cara membuat jamu dari TOGA yang ada di sekitar desa. Setelah itu, pelatihan berlanjut dengan materi strategi pemasaran dan branding produk, termasuk teknik penentuan harga jual yang kompetitif, desain logo, dan pemanfaatan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar.


Sesi penyampaian materi

Antusiasme peserta terlihat jelas selama pelatihan berlangsung. Tiga peserta bahkan turut aktif dalam demonstrasi pembuatan jamu beras kencur dan kunir asem. Tidak hanya itu, peserta lain juga aktif bertanya terkait kemasan dan pemasaran produk jamu yang tepat. Diskusi hangat terjadi mengenai desain kemasan yang sesuai dengan identitas merek, pemilihan warna, dan tips pemasaran melalui media digital.

 
Demonstrasi pembuatan jamu secara 
langsung diikuti oleh ibu-ibu TP PKK

Program ini membawa dampak positif bagi masyarakat Desa Pondok. Peserta tidak hanya memahami proses pembuatan jamu yang sehat dengan bahan alami, tetapi juga mulai menyadari pentingnya sanitasi dalam pengolahan. Selain itu, mereka mendapatkan pengetahuan baru tentang teknik pemasaran, branding, dan desain kemasan yang dapat meningkatkan daya jual produk. Harapan masyarakat adalah agar program ini berkelanjutan, sehingga mereka dapat lebih mandiri dalam memproduksi dan memasarkan jamu ke pasar yang lebih luas.
 
Program kerja ini menjadi langkah awal yang signifikan bagi Desa Pondok dalam meningkatkan pendapatan keluarga melalui pemanfaatan TOGA sebagai produk olahan jamu. Dengan pelatihan ini, warga desa diharapkan semakin mampu memanfaatkan potensi alam mereka secara optimal dan berdaya saing di pasar yang lebih luas.

 
Sampel produk jamu




Editor:
Achmad Munandar

Makeup Class di Desa Pondok: Rahasia Cantik dan Peluang Bisnis

0

Sesi penyampaian materi


Campusnesia.co.id - Klaten, 12 Agustus 2024 – Tim 2 KKN Universitas Diponegoro berhasil menyelenggarakan program "Secrets of Beauty: Make Up Class untuk Memaksimalkan Keindahan Sejati" dengan sukses. Kegiatan ini diadakan bersamaan dengan kegiatan rutin PKK setempat dan dirancang untuk memberikan edukasi dan pelatihan dasar mengenai makeup kepada ibu-ibu di Desa Pondok.

Program ini dimulai dengan pemaparan materi mengenai kualitas dan keamanan produk skincare, sanitasi, serta kesesuaian jenis kulit dengan produk makeup. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi makeup oleh para narasumber. Peserta, yang merupakan ibu-ibu dari desa setempat, aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan praktik.

Pentingnya program ini muncul dari kebutuhan mendasar ibu-ibu untuk meningkatkan rasa percaya diri melalui keterampilan makeup. Makeup seringkali dikaitkan dengan kemampuan menutupi kekurangan dan meningkatkan penampilan, sehingga memberikan dampak positif pada kesehatan mental dan rasa percaya diri. Program ini bertujuan untuk menjawab tantangan tersebut dengan menyediakan pelatihan yang praktis dan aplikatif.

Selama kegiatan, para peserta menunjukkan antusiasme tinggi terhadap pelatihan makeup dan aktif bertanya mengenai produk yang sesuai dengan kondisi kulit mereka. Para peserta juga memperoleh pengetahuan yang berguna tentang bagaimana memilih produk makeup yang tepat dan mempraktikannya untuk acara formal maupun non-formal. Selain itu, ide untuk memulai bisnis sebagai Makeup Artist (MuA) menarik perhatian dan minat peserta.
 
Demonstrasi makeup di depan para audien

Harapan dari masyarakat setelah mengikuti kegiatan ini adalah mereka dapat lebih percaya diri dan merasa positif mengenai penampilan mereka. Selain itu, mereka berharap dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk kesempatan bisnis baru sebagai Makeup Artist, yang juga menjadi salah satu manfaat tambahan dari program ini.


Kegiatan ini menunjukkan hasil yang memuaskan, dengan peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan praktis tetapi juga ide bisnis yang bermanfaat. Dengan demikian, program ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Desa Pondok.
 

Foto bersama Ibu-Ibu anggota PKK




Editor:
Achmad Munandar

Waspadai Dampak Gadget, Orang Tua Desa Pondok Dibekali Psikoedukasi Pola Asuh

0
Sesi penyampaian materi


Campusnesia.co.id - Klaten, 14 Agustus 2024 - Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan penggunaan gadget yang berlebihan di kalangan remaja, mahasiswa Tim 2 KKN Universitas Diponegoro menggelar program psikoedukasi dengan tema Cerdas Mengasuh di Era Digital: Psikoedukasi Pola Asuh untuk Mengatasi Juvenile Delinquency Akibat Kecanduan Gadget. Kegiatan ini berlangsung pada 14 Agustus 2024 di Posyandu Dahlia 3, Desa Pondok, Karanganom, Kabupaten Klaten, bersamaan dengan kegiatan Posbindu.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang dampak buruk penggunaan gadget yang tidak terkontrol pada anak-anak, serta strategi pola asuh yang tepat guna mencegah terjadinya juvenile delinquency. Hal ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus kenakalan remaja yang berkaitan dengan kecanduan gadget serta rendahnya pengetahuan orang tua mengenai pola asuh yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

Muhammad Fathurrahman Al-Farabie Chombetra, mahasiswa Fakultas Psikologi yang memimpin kegiatan ini, mengawali dengan sesi psikoedukasi. Dalam sesi ini, ia memaparkan tentang apa itu juvenile delinquency, hubungan antara gadget dan perilaku delinquency pada remaja, serta pentingnya peran orang tua dalam mencegah dan menangani permasalahan tersebut. "Banyak orang tua yang kurang menyadari betapa besar dampak negatif gadget terhadap anak-anak mereka, terutama dalam hal pengaruhnya terhadap perilaku mereka," ungkap Fathurrahman saat menjelaskan kepada para peserta, yang mayoritas merupakan ibu-ibu dengan anak remaja.

Selain memberikan teori dan pemahaman mendalam, kegiatan ini juga dilengkapi dengan simulasi kasus yang mengangkat contoh nyata dari permasalahan juvenile delinquency yang diakibatkan oleh penggunaan gadget. Peserta tampak antusias mengikuti simulasi ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan serta diskusi yang aktif selama sesi berlangsung. Beberapa peserta bahkan menyatakan bahwa kasus yang dibahas dalam simulasi tersebut sangat relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

"Saya jadi lebih tahu bagaimana harus bersikap ketika anak saya mulai kecanduan gadget. Ternyata ini masalah yang bisa memengaruhi perkembangan psikologis anak dengan serius," ujar salah satu peserta. Antusiasme dari masyarakat terlihat nyata, di mana mereka merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan dalam mengasuh anak di era digital ini.

Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi para orang tua di Desa Pondok, khususnya dalam menghadapi masalah juvenile delinquency yang semakin marak terjadi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran mereka sebagai orang tua, diharapkan orang tua dapat mengontrol penggunaan gadget pada anak-anak mereka dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi perkembangan psikologis remaja.
 
Foto bersama Posbindu Dahlia

Lebih lanjut, masyarakat berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan untuk membantu mereka menghadapi tantangan dalam mendidik anak di era modern. "Semoga ada kelanjutan dari program ini, karena kami butuh panduan dalam mendidik anak di tengah derasnya arus teknologi," tambah salah satu peserta dengan penuh harapan.



Editor:
Achmad Munandar

Pelatihan Meditasi di Posyandu: Lansia Pondok Rasakan Manfaat Relaksasi

0
Sesi penyampaian materi


Campusnesia.co.id - Klaten, 13 Juli 2024 - Sebuah program kerja bertajuk Relaksasi Hidup Sehat: Psikoedukasi dan Pelatihan Meditasi untuk Lansia dalam Mengelola Stres dan Hipertensi sukses dilaksanakan oleh Muhammad Fathurrahman Al-Farabie Chombetra, mahasiswa Tim 2 KKN Universitas Diponegoro. Bertempat di Posyandu Dahlia 4, Desa Pondok, Karanganom, Kabupaten Klaten, program ini berlangsung berbarengan dengan kegiatan Posyandu Lansia dan menarik antusiasme tinggi dari para peserta lansia.

Program ini diawali dengan sesi psikoedukasi tentang stres dan dampaknya terhadap kesehatan, khususnya hipertensi yang banyak diderita oleh kalangan lansia. Disampaikan bahwa stres yang tidak dikelola dengan baik dapat memperparah kondisi hipertensi, sehingga diperlukan langkah-langkah pencegahan, termasuk penerapan mekanisme coping stress yang efektif. Banyak lansia di Desa Pondok yang belum memahami pentingnya manajemen stres dan minim akses terhadap pelatihan kesehatan mental serta teknik relaksasi. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk memberikan solusi sederhana berupa pelatihan meditasi ringan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sesi dilanjutkan dengan pelatihan meditasi yang dipandu secara sederhana namun efektif. Peserta diajarkan teknik pernapasan dan meditasi ringan selama 5 menit sebagai salah satu cara untuk menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Audiens yang mayoritas adalah lansia usia 60 tahun ke atas, mengikuti seluruh sesi dengan penuh perhatian. Mereka juga tampak aktif berpartisipasi dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait materi yang diberikan, mulai dari definisi stres hingga teknik relaksasi.

Keterlibatan masyarakat sangat terasa selama pelaksanaan program ini. Lansia di Desa Pondok yang hadir tidak hanya menerima materi dengan baik, tetapi juga merasakan langsung manfaat dari sesi meditasi. Beberapa peserta mengaku merasa lebih rileks dan tenang setelah mempraktikkan teknik meditasi yang diajarkan. Antusiasme peserta mencerminkan tingginya kebutuhan akan program-program serupa yang berfokus pada peningkatan kesehatan mental dan fisik para lansia.

Harapan masyarakat terhadap program ini pun cukup besar. Mereka berharap agar program seperti ini dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan ke depannya, sehingga lebih banyak lansia di Desa Pondok dan sekitarnya dapat memperoleh akses ke pelatihan kesehatan mental yang sederhana namun bermanfaat. Program ini juga diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam mencegah dampak buruk stres dan hipertensi bagi kalangan lansia di desa tersebut.
 
Program Relaksasi Hidup Sehat menjadi wujud nyata dari kontribusi mahasiswa KKN dalam meningkatkan kualitas hidup lansia di Desa Pondok, terutama dalam mengelola stres dan hipertensi melalui pendekatan kesehatan mental yang sederhana dan aplikatif.



Editor:
Achmad Munandar

Kesehatan Dasar yang Sering Diabaikan: Mahasiswa Tim II KKN Undip Paparkan Jamban Sehat sebagai Upaya Pencegahan Stunting

0


Campusnesia.co.id -  Klaten (13/08). Pada hari Selasa, 13 Agustus 2024, Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Semarang mengadakan sosialisasi penting terkait sanitasi dasar di Masjid Sadikan, Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini merupakan bagian dari acara rutin PKK yang diikuti oleh ibu-ibu dari RW 05. Sebanyak 30 orang ibu-ibu turut hadir dalam acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan jamban sehat sebagai upaya pencegahan stunting di masyarakat.

Sosialisasi ini dibawakan oleh Alamanda Sekar Nooringtyas, seorang mahasiswi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat yang juga merupakan pemateri utama dalam acara tersebut. Alamanda memaparkan berbagai materi terkait pentingnya sanitasi dasar dan bagaimana penggunaan jamban sehat dapat mencegah penyebaran penyakit yang dapat berkontribusi pada kasus stunting khususnya pada anak-anak.
 


Dalam presentasinya, Alamanda menjelaskan bahwa stunting adalah masalah kesehatan serius yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan anak-anak. Salah satu faktor yang memperburuk kondisi ini adalah lingkungan yang tidak bersih dan sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, penggunaan jamban sehat menjadi salah satu langkah efektif untuk mencegah stunting.

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program kerja monodisiplin yang diusung oleh Tim II KKN Universitas Diponegoro, dengan tujuan utama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Pondok mengenai pentingnya kebersihan lingkungan dan sanitasi dalam menjaga kesehatan keluarga, terutama anak-anak.

Para peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait penerapan praktik-praktik kebersihan di rumah masing-masing. Acara ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi dasar dan peranannya dalam mencegah stunting, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Desa Pondok.



Editor:
Achmad Munandar

Kesehatan Anak-anak Desa Pondok Terancam: Mahasiswa Tim II KKN Undip Edukasikan tentang Penyakit Demam Berdarah (DB) yang Kian Merajalela

0


Campusnesia.co.idKlaten (24/07). Pada hari Rabu, 24 Juli 2024, Sekolah Dasar Negeri Pondok yang terletak di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, menjadi sasaran kegiatan sosialisasi mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah (DB). Acara ini diselenggarakan oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro Semarang dan dihadiri oleh 24 siswa/siswi sekolah tersebut.

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja monodisiplin yang digagas oleh Alamanda Sekar Nooringtyas, seorang mahasiswi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa/siswi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi vektor utama penyebaran penyakit Demam Berdarah (DB).

Dalam sosialisasi ini, para siswa/siswi diberikan penjelasan mengenai tanda-tanda gejala Demam Berdarah (DB), serta cara-cara yang efektif untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, seperti menguras, menutup, dan mengubur (3M). Selain itu, siswa/siswi juga diajarkan pentingnya menjaga pola hidup sehat dan lingkungan bersih guna mencegah penyakit tersebut.
 

Acara berlangsung interaktif dengan banyaknya siswa/siswi yang antusias dalam berdiskusi. Alamanda juga menyampaikan materi dengan menggunakan metode yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak, seperti menggunakan papan gabus bertuliskan “Yes/No” mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit Demam Berdarah (DB).

Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa/siswi dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka masing-masing dengan menerapkan dan menyebarkan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Program sosialisasi ini juga mendapat apresiasi dari pihak sekolah yang menilai bahwa kegiatan semacam ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan siswa/siswi sejak dini.

Kegiatan ini berakhir dengan penempelan poster berisi informasi terkait pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah (DB) di setiap papan majalah dinding (mading) sekolah dan ajakan kepada para siswa/siswi untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah utama dalam mencegah penyakit Demam Berdarah (DB).



Editor:
Achmad Munandar

Untung Besar dari TikTok! Ibu-Ibu dan Pemuda Desa Ini Raup Cuan Lewat Sosialisasi Kreatif Mahasiswa UNDIP

0



Campusnesia.co.id - Klaten, 4 Agustus 2024 - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) kembali berinovasi dengan mengadakan program sosialisasi bertajuk “Sosialisasi TikTok Afiliasi: Cerdas Gunakan Gadget, Raih Penghasilan,” yang diprakarsai oleh Angelica Priscilia Maharani dari Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Program ini bertujuan untuk memberdayakan pemuda dan ibu-ibu di Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Klaten, agar dapat memanfaatkan platform TikTok secara produktif sebagai sumber penghasilan tambahan.

Kegiatan ini dihadiri oleh 20 peserta yang terdiri dari gabungan pemuda dan ibu-ibu setempat. Dalam pelatihan ini, Angelica mempresentasikan langkah-langkah praktis dalam memanfaatkan TikTok Affiliate, mulai dari cara membuat akun, baik dengan maupun tanpa minimal followers, hingga memasukkan produk ke keranjang kuning yang ikonik di platform tersebut. Para peserta juga mendapatkan fasilitas wifi gratis untuk mendownload aplikasi TikTok Shop khusus affiliator, serta panduan langsung dalam mendaftarkan diri sebagai TikTok Affiliate. 


Selain itu, untuk memotivasi para peserta, Angelica juga menyelenggarakan lomba pembuatan konten TikTok dengan hadiah menarik bagi dua pemenang yang berhasil membuat video TikTok dengan keranjang kuning dan menggunakan beberapa hashtag, yaitu #JadiKreatifRaihCuan, #PondokKreatif, dan #KKNPondok. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian edukasi mengenai keuntungan bergabung dalam program TikTok Affiliate, terutama dalam konteks Desa Pondok yang warganya memiliki ketertarikan tinggi pada gadget namun belum memanfaatkan platform TikTok secara optimal sebagai sumber penghasilan.

Program ini mendapat respon positif dari para peserta, yang berharap bisa mempraktikkan ilmu yang telah mereka dapatkan untuk mendukung perekonomian keluarga. Dengan sosialisasi ini, Angelica Priscilia Maharani berharap masyarakat Desa Pondok bisa lebih cerdas dalam menggunakan gadget dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.



Editor:
Achmad Munandar

Tas Rajut Bisa Bikin Tajir?! Mahasiswa KKN UNDIP Bongkar Rahasia Crocheting Ibu-Ibu Desa Pondok

0



Campusnesia.co.id - Klaten, 9 Agustus 2024 - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP), Angelica Priscilia Maharani, dari Program Studi Administrasi Bisnis, FISIP, mengadakan pelatihan bertajuk "Sosialisasi Pembuatan UMKM Baru Crocheting Kreatif: Peluang Usaha bagi Ibu-Ibu PKK" di Balai Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Klaten. Program ini diselenggarakan dengan kolaborasi bersama POKJA 2 dan dihadiri oleh 12 ibu-ibu PKK yang dibagi dalam tiga kelompok, masing-masing terdiri dari empat orang.

Pelatihan dimulai dengan pemaparan singkat mengenai potensi usaha crocheting sebagai alternatif penghasilan tambahan bagi ibu-ibu rumah tangga. Angelica menjelaskan bahwa crocheting, atau merajut, adalah kerajinan tangan yang membutuhkan ketelatenan dan bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan jika dikelola dengan baik.

Setelah pemaparan teori, Angelica membagikan masing-masing satu benang chunky yarn kepada setiap kelompok, yang kemudian digunakan sebagai bahan praktik. Dengan telaten, Angelica memandu para peserta untuk membuat simpul awal, diikuti dengan langkah-langkah dasar dalam pembuatan tas rajut sederhana berukuran 20 cm x 5 cm x 15 cm. 

"Simpul pertama yang kita buat adalah chain stitch, di mana kita memulai dengan satu lingkaran kecil dan kemudian menarik benang melalui lingkaran tersebut berulang kali hingga membentuk rantai," jelas Angelica sambil menunjukkan teknik tersebut kepada para peserta. Setelah rantai terbentuk, Angelica melanjutkan dengan teknik single crochet, yaitu dengan memasukkan hakpen ke dalam lubang rantai, menarik benang, dan kemudian mengaitkan kedua benang yang ada di hakpen. Proses ini diulang hingga membentuk dasar tas.


Ibu-ibu tampak antusias mengikuti setiap langkah yang ditunjukkan oleh Angelica. Suasana pelatihan menjadi semakin hidup ketika para peserta mulai bisa melihat hasil dari rajutan mereka yang mulai terbentuk. Selain praktik membuat tas, Angelica juga memberikan arahan tentang pentingnya branding dalam membangun UMKM. Ia memperkenalkan konsep brand label dan memberikan contoh label nama yang bisa digunakan oleh ibu-ibu untuk produk crocheting mereka di masa depan.

"Dengan adanya label nama ini, ibu-ibu bisa mulai memikirkan identitas produk yang akan dibuat. Branding adalah salah satu elemen penting dalam usaha karena bisa memberikan nilai tambah pada produk yang dijual," kata Angelica.

Pelatihan ini diakhiri dengan diskusi singkat dan sesi tanya jawab seputar peluang usaha crocheting di Desa Pondok. Ibu-ibu peserta mengaku mendapatkan banyak ilmu baru dan merasa lebih termotivasi untuk mencoba merintis usaha rajut sebagai bagian dari UMKM di desa mereka.

Angelica berharap bahwa dengan adanya pelatihan ini, ibu-ibu PKK di Desa Pondok dapat lebih mandiri secara ekonomi dan mampu mengembangkan usaha kreatif berbasis kerajinan tangan yang potensial di pasar lokal.




Editor:
Achmad Munandar