Mahasiswa KKN Tim II Undip 2024 Luncurkan Kotak Aspirasi: Terobosan Baru untuk Meningkatkan Layanan Publik dan Partisipasi Masyarakat Secara Kritis dan Dinamis di Desa Ketundan

0


Campusnesia.co.id - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) yang dipelopori dan digerakkan oleh Ivana Tiara Purnama, mahasiswi Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Angkatan 2021, menghadirkan inovasi dan terobosan terbaru di Desa Ketundan dengan meluncurkan 2 Kotak Aspirasi, Kritik, dan Saran yang disertai dengan Poster SOP nya, yang merupakan sebuah inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan mendorong partisipasi aktif dan kritis masyarakat terhadap kualitas kinerja aparat internal desa. Peluncuran ini merupakan bagian dari komitmen mahasiswa Tim KKN II Undip dalam memperkuat hubungan antara masyarakat dan pemerintah desa serta mendorong keterlibatan aktif warga dalam proses pembangunan desa.

2 Kotak Aspirasi, yang terletak di balai desa, merupakan sebuah kotak kritik dan saran yang memungkinkan warga untuk menyampaikan aspirasi/ide, keluhan, atau permintaan langsung kepada pihak internal perangkat desa tanpa harus menghadapi hambatan birokrasi yang seringkali menghalangi partisipasi mereka. Masyarakat dapat dengan mudah memberikan aspirasi dengan cara membaca poster SOP yang terletak di dekat kotak aspirasi tersebut dan langsung mengisi form aspirasi yang tersedia di samping kotak aspirasi serta langsung memasukkan form tersebut ke dalam kotak aspirasi. Inisiatif ini muncul dari pengamatan mahasiswa terhadap kebutuhan mendesak akan saluran komunikasi yang lebih efisien dan responsif di tingkat desa. Peluncuran ini merupakan salah satu dari berbagai inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat mereka, yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.

"Program kerja ini bertujuan untuk membuka saluran komunikasi yang lebih transparan dan langsung antara masyarakat dan pemerintah desa. Melalui hal ini diharapkan masyarakat dapat lebih memiliki wadah yang tepat untuk menyalurkan kritik, saran, hingga aspirasinya terhadap perangkat internal desa yang diharapkan pula dapat menjadi bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja pelayanan publik di Desa Ketundan" ujar Ivana Tiara Purnama, penggerak program kerja ini. "Dengan adanya Kotak Aspirasi, saya berharap warga tidak hanya lebih mudah untuk menyampaikan pendapat mereka tetapi juga merasa lebih terlibat dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka."
 

Inovasi 2 Kotak Aspirasi dan Poster SOP tersebut diluncurkan dan disertai dengan sosialisasi kepada aparat pelayanan desa pada Senin 12 Agustus 2024, mengenai edukasi SOP atau Standar Operasional Prosedur dalam mengelola aspirasi yang diterima melalui kotak tersebut. Kehadiran Kotak Aspirasi diharapkan akan menjadi langkah awal dalam transformasi menuju pemerintahan yang lebih inklusif dan responsif di Desa Ketundan. 

Program kerja ini mendapatkan respons positif dari perangkat Desa Ketundan, yang mengapresiasi langkah konkret untuk meningkatkan partisipasi publik melalui wadah baru secara tepat dan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan publik di Desa Ketundan. Dengan pendekatan yang kritis dan dinamis, diharapkan model ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pelayanan publik.




Editor:
Achmad Munandar

Katakan Tidak Pada Hipertensi, Ubah Pola Hidup dan Lakukan Senam Anti Hipertensi Sebagai Solusi!

0


Dokumentasi pelaksanaan program “Lansia Sehat Bebas Hipertensi: 
Penyuluhan Hipertensi dan Pengendaliannya Melalui Senam Anti Hipertensi”


Campusnesia.co.idSapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan. (06/08/2024) Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit yang tidak menular. Sesuai dengan namanya, Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah berada di atas normal. Normalnya, tekanan darah orang dewasa muda adalah 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg, sedangkan pada lansia normalnya adalah 130/80 mmHg sampai 140/90 mmHg. Adapun faktor risiko dari penyakit hipertensi ini terbagi menjadi dua, diantaranya adalah faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi tembakau serta alkohol berlebih, dan obesitas. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi adanya riwayat hipertensi dari keluarga, usia di atas 65 tahun, dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes ataupun ginjal. Oleh karena faktor-faktor tersebut, penyakit hipertensi ini sebenarnya dapat menyerang manusia dari semua usia, baik itu muda maupun tua. 

Pada lansia sendiri, hipertensi merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi bagi kehidupan mereka. Hal tersebut disebabkan oleh pertambahan usia yang membuat arteri kehilangan keelastisannya dan gaya hidup yang tidak teratur diiringi dengan kurangnya aktivitas fisik menjadi pemicu utama bagi lansia untuk rawan terkena hipertensi. Oleh karena hal itu, mahasiswi KKN Undip Kelurahan Sapugarut, Noor ‘Aini mengusung sebuah program kerja dengan tema “Lansia Sehat Bebas Hipertensi: Penyuluhan Hipertensi dan Pengendaliannya Melalui Senam Anti Hipertensi” dengan sasaran utama yaitu lansia di Kelurahan Sapugarut yang memiliki riwayat penyakit hipertensi. Program ini sebagai wujud usaha dalam meningkatkan manajemen diri pada lansia pengidap hipertensi untuk lebih sadar dan peduli akan kondisi mereka. Mengingat jumlah lansia yang memiliki riwayat hipertensi di Kelurahan Sapugarut ini tergolong cukup banyak, diharapkan dengan adanya program penyuluhan ini dapat membantu mereka dalam mengendalikan hipertensi yang dimiliki.

Pelaksanaan program kerja “Lansia Sehat Bebas Hipertensi: Penyuluhan Hipertensi dan Pengendaliannya Melalui Senam Anti Hipertensi” dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Agustus 2024 pukul 09.00 WIB berbarengan dengan kegiatan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Posko 3 Kelurahan Sapugarut. Karena pelaksanaannya yang berbarengan dengan kegiatan ILP, membuat peserta yang datang dan ikut serta dalam program ini tidak hanya dari kalangan lansia saja. Namun, mulai dari ibu-ibu batita yang datang untuk memeriksakan anakanya sampai dengan ibu-ibu kader kesehatan yang bertugas pun turut antusias dalam menyambut pelaksanaan program ini.


Kegiatan penyuluhan ini dimulai dengan pengukuran tekanan darah pada peserta lansia yang telah datang, diikuti dengan peserta ILP lainnya. Setelah dilakukan pengukuran tekanan darah, acara dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai penyakit hipertensi oleh Aini. Sebelum pemaparan materi, leaflet berisi rangkuman materi dan poster langkah-langkah senam anti hipertensi dibagikan kepada seluruh peserta penyuluhan. Setelah selesai pemaparan materi dan diskusi tanya jawab, acara dilanjutkan dengan senam anti hipertensi yang dipandu langsung oleh Aini. Terakhir, acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama para peserta penyuluhan.

Kegiatan pelaksanaan program “Lansia Sehat Bebas Hipertensi: Penyuluhan Hipertensi dan Pengendaliannya Melalui Senam Anti Hipertensi” di Kelurahan Sapugarut berjalan dengan lancar. Semua peserta mengikuti rangkaian acara dengan sangat tertib dan kondusif. Salah satu peserta juga menyampaikan kesan mereka terhadap kegiatan ini, “Senam anti hipertensi ini ternyata ngga susah ya mbak, saya mau tempel kertas ini di pintu kamar saya.” Ujar Ibu Yati selaku petugas kader kesehatan Kelurahan Sapugarut. 



Editor:
Achmad Munandar

Cegah Pergaulan Bebas, Jadilah Generasi Penerus Bangsa yang Bijak dan Cerdas!

0

Dokumentasi Pelaksanaan Program “Gerakan Remaja Sehat: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Penerus Bangsa”


Campusnesia.co.idSapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan. (02/08/2024). Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak menjadi dewasa. Perubahan fisik, emosi, dan psikis menjadi tanda seseorang telah memasuki masa ini. Perubahan-perubahan tersebut dapat membuat remaja menjadi lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Remaja yang memasuki masa peralihan, biasanya memiliki pengetahuan yang masih kurang mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Sehingga pada masa ini, remaja cenderung berpotensi besar untuk terpengaruh dalam melakukan pergaulan yang bebas sampai akhirnya berujung pada seks bebas sebelum menikah dan tindakan yang melanggar norma serta nilai lainnya. Oleh karena itu, di masa remaja yang krusial ini penting bagi remaja untuk memiliki bekal pengetahuan mengenai kesehatan reproduksinya agar remaja dapat menjalani proses reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab. 

Di Kelurahan Sapugarut sendiri, masih banyak remaja yang belum memiliki cukup pengetahuan terkait pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Berdasarkan fenomena tersebut, mahasiswi KKN Undip Kelurahan Sapugarut, Noor ‘Aini mengusung sebuah program kerja dengan tema “Gerakan Remaja Sehat: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Penerus Bangsa”. Program kerja ini bertujuan untuk membantu membangun kesadaran diri bagi remaja di Kelurahan Sapugarut untuk menjaga kesehatan reproduksi mereka agar terhindar dari dampak negatif pergaulan bebas. Program kerja ini berupa penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi yang didalamnya akan dipaparkan materi tentang cara menjaga dan merawat organ-organ reproduksi, pencegahan terhadap penyakit menular seksual, pergaulan bebas, dan pernikahan dini. Sasaran dari program ini adalah anak usia 12 tahun, yang mana usia tersebut merupakan usia awal dari masa remaja. Penyuluhan kesehatan reproduksi tersebut dilaksanakan di SD Negeri Sapugarut pada hari Jumat, 2 Agustus 2024 pukul 08.00 WIB dengan pesertanya yaitu seluruh siswa dan siswi kelas 6 baik perempuan maupun laki-laki.

Kegiatan Program “Gerakan Remaja Sehat: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Penerus Bangsa” ini dimulai dengan mini kuis terkait pergaulan bebas dan kesehatan reproduksi secara umum yang peserta ketahui. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian booklet berisi materi yang akan disampaikan oleh Aini. Selanjutnya masuk pada sesi pemaparan materi dan diskusi tanya jawab. Setelah sesi pemaparan materi dan diskusi, acara dilanjutkan dengan pengerjaan kuis yang soal-soalnya diambil dari materi yang telah dipaparkan. Terakhir, acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama seluruh peserta penyuluhan.

Program “Gerakan Remaja Sehat: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Generasi Penerus Bangsa” disambut dengan sangat antusias oleh para siswa dan siswi kelas 6 di SD Negeri Sapugarut. Mulai dari sesi awal sampai akhir penyuluhan, semangat mereka tidak pernah pudar. Bahkan pada saat sesi kuis setelah pemaparan materi, mereka dengan kompetitif bersaing untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Aini.



Editor:
Achmad Munandar

Herbarium Sederhana! Petualangan Menarik Mengenal Dunia Tumbuhan

0
 

Dokumentasi Program “Herbarium Sederhana! 
Petualangan Menarik Mengenal Dunia Tumbuhan”


Campusnesia.co.idSapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan. (27/08/2024). SD Negeri Sapugarut berhasil menambah karya siswa yang tertempel di dinding-dinding kelasnya. Mereka membuat karya hias dinding dengan awetan tumbuhan yang menakjubkan! Siswa-siswi SD dengan semangat membuat herbarium, awetan tumbuhan kering yang bisa jadi jendela untuk mengenal dunia tumbuhan lebih dekat. Selain itu, kegiatan pembuatan herbarium ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa-siswi supaya lebih mengenai klasifikasi tumbuhan, serta melatih keterampilan mereka dalam mengidentifikasi dan mengawetkan spesimen tumbuhan. Selain itu, herbarium ini juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar dan referensi bagi siswa-siswa lainnya.

Atha Wahyuning Utami mahasiswa Universitas Diponegoro program studi Biologi mengajak siswa-siswi SD Negeri Sapugarut untuk membuat herbarium sederhana. Bunga yang telah dikeringkan, dirangkai pada pigura tanpa kaca. Bahan yang digunakan yaitu kelopak bunga mawar dan daun tumbuhan paku. Kedua bahan tersebut dikeringkan dengan dipipihkan diantara dua karton selama beberapa hari hingga kering. Lalu dirangkai diatas kertas yang telah ditempelkan ke papan figura. Setelah itu diberi plastik mika diatasnya dan hasilnya herbarium sederhana ini sangat menarik!

 

Pembuatan herbarium ini dibawa ke dalam suasana yang seru, sehingga menarik minat siswa-siswi dalam belajar lebih mengenal dunia tumbuhan. Keberjalanan program diselingi juga dengan penjelasan tentang ilmu taksonomi seperti cara mengklasifikasikan makhluk hidup. Dengan membuat herbarium, anak-anak tidak hanya belajar tentang taksonomi, tetapi juga melatih keterampilan observasi, klasifikasi, dan dokumentasi. Selain itu, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa cinta terhadap alam dan lingkungan sekitar. 

Herbarium yang telah selesai dibuat akan disimpan di dinding kelas dan dapat diakses oleh seluruh siswa serta guru. Diharapkan herbarium ini tidak hanya menjadi karya seni yang menarik, tetapi juga dapat menjadi sumber belajar yang bermanfaat bagi generasi mendatang. 



Editor:
Achmad Munandar

Nugget Sayur Ayam! Makanan Tambahan Untuk Menarik Minat Anak Picky Eater

0

Dokumentasi Program “Nugget Sayur Ayam! Pembuatan makanan tambahan 
berisi sayur dan dada ayam filet dalam bentuk nugget untuk menarik minat anak”


Campusnesia.co.idSapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan. (05/08/20240) Pada zaman yang sudah cukup maju masih terdapat kasus stunting yang menjadi perhatian internasional. Stunting merupakan kasus dalam pertumbuhan anak yang terganggu sehingga memiliki tubuh kerdil. 

Kasus ini terjadi karena masalah gizi kronis pada bayi maupun ibu hamil. Berdasarkan hasil survei dan kader kesehatan di Sapugarut, angka stunting Sapugarut masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa Universitas Diponegoro membuat program penurunan angka stunting dengan makanan tambahan. 

Program stunting yang berjudul “Nugget Sayur Ayam! Pembuatan makanan tambahan berisi sayur dan dada ayam filet dalam bentuk nugget untuk menarik minat anak” merupakan program  Atha Wahyuning Utami salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro dari program studi Sarjana Biologi yang telah menyelesaikan KKN TIM II di Kelurahan Sapugarut.

Nugget sehat ini mengandung sayur bayam, dada ayam filet, telur, wortel, dan tahu. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang mengandung gizi tinggi. Sayur bayam dipilih karena merupakan sayur dengan zat besi paling tinggi. Adonan dihaluskan kemudian dicampur menjadi satu dan dikukus dengan api sedang. Setelah matang, dipotong-potong dan dilumuri tepung panir serta di goreng. Proses pembuatan yang sederhana ini membuat nugget mudah ditiru oleh masyarakat. Respon masyarakat pun sangat positif 
 

“Resepnya enak sudah saya coba tadi pagi” ujar salah satu warga yang bertemu di suatu pertemuan setelah pembuatan nugget.

Semangat warga Kelurahan Sapugarut untuk menurunkan angka stunting tercermin dari terbukanya terhadap kegiatan mengenai kesehatan. Program pembuatan makanan tambahan untuk anak menjadi kunci awal menurunkan angka stunting pada Kelurahan Sapugarut. Program ini diikuti oleh ibu kader kesehatan, ibu hamil, dan ibu yang memiliki anak batita. 

Keberhasilan program ini membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak yang besar. Nugget sayur ayam tidak hanya menjadi contoh nyata bagaimana pengetahuan dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Adakan Pelatihan dan Pendampingan Shopee Affiliate di Desa Hadiluwih

0


Campusnesia.co.idSragen, 20 Agustus 2024 - Di Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro menjalankan program yang bertujuan memberdayakan masyarakat melalui teknologi digital. Fokus utama kegiatan ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan terkait Shopee Affiliate, sebuah program afiliasi yang memungkinkan masyarakat menghasilkan pendapatan tambahan melalui promosi produk di platform e-commerce Shopee.


Pemaparan Shopee Affiliate secara Mendalam
Pelatihan diawali dengan presentasi mendetail yang disampaikan oleh Rhadiyyah Ariana Saraswati, mahasiswa KKN dengan latar belakang Informatika. Materi presentasi mencakup penjelasan dari Shopee Affiliate, cara kerja program, dan alasan mengapa program ini menjadi peluang berharga bagi pemuda - pemudi karang taruna Desa Hadiluwih dalam mendapatkan penghasilan tambahan.


Mekanisme Kerja dan Keuntungan Shopee Affiliate
Setelah pengenalan konsep dasar, pelatihan berlanjut ke penjelasan mengenai mekanisme kerja Shopee Affiliate. Peserta diberikan pemahaman tentang alur kerja, mulai dari pendaftaran sebagai affiliate, pemilihan produk yang akan dipromosikan, hingga cara membagikan link afiliasi melalui media sosial atau platform online lainnya. Berbagai keuntungan yang bisa diperoleh dari program Shopee Affiliate dijelaskan secara rinci, termasuk komisi yang diterima dari setiap transaksi yang berhasil dilakukan melalui link yang dibagikan, fleksibilitas waktu kerja, dan potensi penghasilan yang signifikan tanpa memerlukan modal awal.


Langkah-langkah Pendaftaran Shopee Affiliate
Setelah pemahaman dasar mengenai Shopee Affiliate, kemudian berfokus pada pendaftaran menjadi affiliate. Setiap peserta dibimbing secara langsung melalui tahapan pendaftaran, mulai dari pembuatan akun, memahami syarat dan ketentuan yang berlaku, hingga memilih kategori produk yang sesuai dengan minat dan target pasar masing-masing. Peserta yang mengalami kendala teknis mendapatkan bantuan langsung dari mahasiswa KKN, memastikan mereka dapat menyelesaikan proses pendaftaran dengan baik dan benar.


Pendampingan Menyeluruh hingga Sukses Menjadi Shopee Affiliate
Setelah proses pendaftaran, peserta tidak dibiarkan berjuang sendiri. Mahasiswa KKN melanjutkan dengan pendampingan intensif, memastikan setiap peserta memahami cara kerja Shopee Affiliate dan dapat menjalankannya secara mandiri. Dalam pendampingan ini, peserta dibantu memilih produk potensial, diberikan teknik pemasaran yang efektif, serta didorong untuk memaksimalkan penggunaan media sosial dalam mempromosikan produk. Mahasiswa KKN juga terus memberikan saran dan solusi untuk setiap kendala yang dihadapi.


Harapan dan Respons Masyarakat
Program pelatihan dan pendampingan ini disambut dengan antusiasme tinggi dari karang taruna Desa Hadiluwih. Harapannya, pelatihan Shopee Affiliate ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Hadiluwih untuk lebih mandiri secara ekonomi dengan memanfaatkan teknologi digital yang semakin berkembang.

Dengan selesainya program KKN ini, mahasiswa Universitas Diponegoro berharap pengetahuan dan keterampilan yang telah diberikan dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh masyarakat, sehingga Desa Hadiluwih bisa menjadi contoh desa yang sukses memanfaatkan ekonomi digital.




Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Gelar Pelatihan dan Pendampingan Pendaftaran UMKM Desa Hadiluwih di Google Maps

0


Campusnesia.co.idSragen, 20 Agustus 2024 - Dalam upaya memajukan ekonomi lokal dan meningkatkan visibilitas UMKM, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro telah melaksanakan program pelatihan dan pendampingan di Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Program ini berfokus pada pendaftaran titik lokasi UMKM milik warga desa di Google Maps, sebuah langkah strategis yang bertujuan agar UMKM lebih mudah dikenal dan diakses oleh masyarakat luas.


Manfaat Mendaftarkan Titik Lokasi UMKM di Google Maps
Pada awal kegiatan, mahasiswa KKN menyampaikan presentasi mengenai berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari pendaftaran UMKM di Google Maps. Dalam presentasi yang disampaikan oleh Rhadiyyah Ariana Sasraswati, dijelaskan bahwa dengan mendaftarkan lokasi UMKM di Google Maps, para pelaku usaha dapat meningkatkan visibilitas bisnis mereka, membuat usaha lebih mudah ditemukan oleh konsumen, serta memperluas jangkauan pasar hingga ke luar daerah. Dengan adanya informasi lokasi, jam operasional, dan ulasan pelanggan yang tersedia secara online, UMKM dapat menarik lebih banyak pelanggan potensial dan membangun reputasi bisnis yang lebih baik.

Manfaat lainnya termasuk kemudahan dalam berbagi lokasi usaha kepada calon pelanggan melalui link Google Maps, yang sangat membantu dalam strategi pemasaran digital. Dengan hadirnya UMKM di peta digital, pelanggan dapat dengan mudah menemukan rute menuju lokasi UMKM, yang pada akhirnya meningkatkan peluang transaksi.


Langkah-langkah Pendaftaran Titik Lokasi UMKM di Google Maps

Setelah pemaparan mengenai manfaat, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan praktis tentang tata cara mendaftarkan titik lokasi UMKM di Google Maps. Setiap peserta, yang merupakan pemilik UMKM di Desa Hadiluwih, didampingi oleh mahasiswa KKN dalam proses pendaftaran. Pelatihan ini meliputi beberapa langkah penting:

1. Pembuatan Akun Google: Langkah pertama yang dilakukan adalah memastikan setiap peserta memiliki akun Google, yang akan digunakan untuk mengakses Google My Business, platform yang digunakan untuk mendaftarkan lokasi bisnis di Google Maps.

2. Akses ke Akun Google Maps: Peserta kemudian diajari cara mengakses Google Maps melalui perangkat komputer atau smartphone. Panduan ini mencakup penjelasan mengenai antarmuka pengguna dan fitur-fitur yang tersedia di Google Maps.

3. Pendaftaran Lokasi UMKM: Langkah berikutnya adalah mengisi informasi dasar mengenai UMKM, seperti nama usaha, kategori bisnis, alamat lengkap, nomor telepon, dan jam operasional. Mahasiswa KKN memberikan pendampingan langsung dalam memastikan data yang dimasukkan akurat dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh Google Maps.

4. Pengunggahan Foto dan Deskripsi: Setelah data dasar diisi, peserta diajak untuk mengunggah foto-foto yang representatif dari produk atau layanan yang mereka tawarkan. Foto-foto ini, bersama dengan deskripsi singkat tentang UMKM, membantu dalam menarik perhatian calon pelanggan.

5. Verifikasi dan Penyelesaian Pendaftaran: Langkah terakhir adalah proses verifikasi oleh Google, di mana peserta akan menerima kode verifikasi melalui surat atau telepon yang digunakan untuk mengonfirmasi lokasi bisnis. Mahasiswa KKN memastikan setiap peserta memahami proses ini dan membantu dalam menyelesaikan pendaftaran hingga lokasi UMKM berhasil tampil di Google Maps.


Ketercapaian dan Dampak Positif
Hasil dari program ini sangat menggembirakan, dengan semua UMKM milik warga Desa Hadiluwih berhasil didaftarkan di Google Maps. Hal ini tidak hanya meningkatkan visibilitas UMKM di dunia digital, tetapi juga memberikan kepercayaan diri kepada para pemilik usaha untuk lebih aktif dalam mempromosikan bisnis mereka secara online.


Harapan Ke Depan
Dengan keberhasilan program ini, mahasiswa Universitas Diponegoro berharap Desa Hadiluwih bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan teknologi digital untuk memajukan ekonomi lokal. Kehadiran UMKM di Google Maps diharapkan dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi perkembangan usaha di desa ini.



Editor:
Achmad Munandar

Metode C3T Sebagai Ajang Pembelajaran Sejarah Kekinian di SDN Keditan

0



Campusnesia.co.idTim 2 Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro memberikan kontribusi nyata dan unik yang terfokus pada SDN Keditan tentang nonton bareng film dan diskusi sejarah. Adanya kegiatan ini bedasarkan problematika umum dari masyarakat Keditan dan Magelang khususnya tentang kurang melek akan pendidikan yang cukup rendah. Hal ini membuat mahasiswa Tim 2 KKN Undip Desa Keditan lebih fokus pada sekolah dasar yang bertujuan untuk meningkatkan iklim pembelajaran yang transformatif dan informatif bagi siswa SDN Keditan. 

Bedasarkan keresahan ini salah satu mahasiswa Tim 2 KKN Undip 2024 yakni Vava Ariella Aufa Azura dari Program Studi Sejarah melaksanakan program kerja berbasis pendidikan dengan judul “Pembinaan Gen-Alpha dalam upaya peningkatan SDGs Pendidikan dengan metode “Video Based Learning” dipadukan dengan model C3T”. Pembelajaran ini bedasarkan metode “kekinian” yang menekankan pada pengenalan sejarah dengan cara menonton film dan diskusi yang dilaksanakan pada 29 Juli 2024.

Apa itu metode C3T? Menurut Hermina dalam skripsinya “Metode C3T adalah model pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa untuk belajar mandiri di dalam maupun luar sekolah” Metode C3T adalah model pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa untuk belajar mandiri di dalam maupun luar sekolah. Metode ini sangat cocok diterapkan dalam siswa sekarang terlebih dibantu oleh kurikulum Merdeka yang menekankan hal tersebut. 

Kolaborasi nyata dengan nonton film “The Battle of Surabaya”  berupa animasi yang digemari oleh anak-anak khususnya pada sasaranya adalah siswa kelas 4-6. Pembelajaran yang inovatif ini juga berangkat dari mata Pelajaran Sejarah yang cenderung “membosankan dan hafalan”, karena pada dasarnya metode pembelajaran SDN harus disesuaikan dengan umur dan pola kemasyarakatan yang ada. Metode Video Based Learning  disesuaikan oleh Vava selaku pelaksana program kerja dengan melihat keadaan siswa yang sangat antusias dengan nonton film Sejarah ini. 

Film ini berisikan tentang seorang anak kecil Musa namanya, yang bekerja sebagai tukang semir Sepatu dan menjadi agen kurir surat dari pejuang arek-arek Surabaya. Hal ini selaras dengan Siswa SDN Keditan yang diharapkan oleh Vava agar bisa terimajimansi tentang film tersebut dan masuk sebgaai pembelajaran Sejarah yakni Pertempuran 10 November 1945. Vava juga menekankan tentang pentingnya Sejarah Indonesia yang harus disampaikan sedini mungkin terlebih pada siswa SDN Keditan terlebih menjelang bulan kemerdekaan.



Penulis:
Vava Ariella Aufa Azura

Editor:
Achmad Munandar

Menorehkan Tinta Untuk Legenda dan Sejarah Desa Keditan dengan Metodologi Ilmu Budaya dan Metode Sejarah Lisan

0


Campusnesia.co.id - Sejarah merupakan sumber ilmu yang mempelajari tentang masa lampau dimulai dari peristiwa dan juga kronologi dibuktikan dengan adanya sumber sejarah yang ada, sejarah sering disebut dalam bahasa inggris yakni History, dalam hal ini sejarah juga mengandung berbagai unsur dalam pembabakan dan penyusunanya, ada suatu metode untuk membuat rangkaian sejarah menjadi padu dan teratur demi tercapainya sejarah yang sistematis serta konsekuen. 

Dalam perumusan sejarah agar menjadi baik ada subjektifitas dalam pembuatan sejarah, tanpa ada subjektifitas dalam sejarah maka tidak ada semangat dalam merasakan bagi si pembaca untuk meresapi adanya perumusan sejarah tersebut. Membahas metodologi dalam sejarah, dalam sejarah juga ada tentang metodologi agar nantinya sistem sejarahnya dapat terarah dengan baik. Metodologi sejarah dimaksudkan agar sebagai seperangkat aturan untuk masalah pengumpulan data agar tidak salah nantinya dan juga sumber yang jelas serta pola pikir kritis agar nilai yang terkandung dalam sejarahnya sesuai.

Tim 2 Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro memberikan sumbangsi kepada Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Keditan dengan menuliskan Legenda dan Sejarah Desa Keditan. Penulisan ini berawal dari kurang validnya sejarah dan legenda dari Desa Keditan karena ada 2 versi sejarah yang ada di Desa Keditan. Maka dari itu perlu adanya metodologi sejarah yang mempertahankan orisinalitas dari legenda dan sejarah Desa Keditan dengan pendekatan metodologi ilmu budaya dan sejarah lisan.  

Karena problematika tersebut Mahasiswa TIM II KKN Undip yakni Vava Ariella Aufa dari Program Studi Sejarah mencoba memberikan tulisan tentang sejarah dan legenda Desa Keditan yang terjaga objektifikasinya karena metodologi sejarah yang ada. Sejarah dengan 2 versi tersebut, Vava selaku penulis sejarah mempertajam argumentasi dan validitas dengan pendekatan metodologi ilmu budaya, karena kurangnya sumber primer yang berupa dokumen. Adanya penulisan ini juga menggunakan sejarah lisan yang bertujuan memperkuat orisinilitas dari legenda dan sejarah Desa Keditan. Wawancara dilaksanakan dengan sesepuh desa yang merupakan warga asli dari Desa Keditan yang lebih faham terhadap sejarah lisan dari turun-temurun. Penyerahan tulisan tersebut dilaksanakan pada 6 Agustus 2024.




Penulis:
Vava Ariella Aufa Azura

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Ilpus Undip Memperkenalkan Pembelajaran Interaktif Melalui Permainan Papan

0



Campusnesia.co.id Soroyudan, 14 Agustus 2024 - Cristina Aprillia, seorang mahasiswa tim II KKN Universitas Diponegoro, telah memperkenalkan inovasi menarik dalam kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas 5 di SD Negeri Soroyudan. Inovasi ini berupa pengemasan ulang materi pembelajaran melalui permainan papan yang dirancang khusus untuk meningkatkan daya tarik dan efektivitas pembelajaran. Dalam inovasi ini, Cristina menciptakan dua jenis permainan papan, yaitu permainan ular tangga dan monopoli, yang diadaptasi secara kreatif agar lebih relevan dengan kebutuhan pendidikan anak-anak.

Permainan papan ini dirancang tidak hanya sebagai alat hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran yang interaktif. Pada permainan ular tangga, ia menambahkan elemen edukatif berupa pertanyaan dan tantangan yang berkaitan dengan pengetahuan umum. Sementara itu, permainan monopoli yang biasanya menggambarkan negara-negara di dunia, diubah menjadi representasi wilayah-wilayah di Jawa Tengah. Setiap wilayah dalam permainan tersebut dilengkapi dengan ikon-ikon khas dari kota atau kabupaten setempat, yang bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada geografi dan kebudayaan daerah mereka.

Selain itu, permainan monopoli ini juga dilengkapi dengan pertanyaan dan tantangan yang berfokus pada materi pelajaran IPA dan IPS kelas 5. Dengan cara ini, siswa tidak hanya bermain, tetapi juga aktif belajar dan memperdalam pemahaman mereka tentang materi pelajaran secara menyenangkan. Inovasi ini bertujuan untuk mengatasi kejenuhan dalam metode pembelajaran konvensional yang cenderung monoton, sehingga siswa lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian, permainan papan ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa, tetapi juga membantu mereka menyerap materi pelajaran dengan lebih efektif.

Pengemasan materi pembelajaran melalui permainan papan ini dirancang dengan tujuan ganda, yaitu memudahkan siswa dalam memahami materi sekaligus membangun interaksi yang positif baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru. Dalam konteks pembelajaran di kelas, metode ini diharapkan mampu mengatasi keterbatasan metode pengajaran konvensional yang cenderung bersifat satu arah, dimana guru mendominasi penyampaian materi sementara siswa hanya sebagai penerima. Dengan menggunakan permainan papan, siswa diajak untuk lebih aktif terlibat dalam proses belajar, tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan yang menstimulasi pemikiran kritis dan kerjasama.


Selain itu, pertanyaan dan tantangan yang terdapat dalam permainan papan ini dirancang agar dapat fleksibel sesuai dengan kebutuhan materi yang sedang dipelajari. Guru dapat dengan mudah menyesuaikan atau menambahkan pertanyaan dan tantangan dengan materi lain yang relevan, sehingga permainan ini dapat digunakan secara berulang kali untuk berbagai topik pelajaran. Hal ini memberikan nilai tambah karena permainan papan tersebut tidak hanya terbatas pada satu mata pelajaran, tetapi bisa menjadi alat bantu belajar yang komprehensif dan serbaguna.

Dengan adanya interaksi aktif melalui permainan, siswa juga dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka, seperti berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan bersikap sportif dalam permainan. Di sisi lain, guru juga dapat lebih mudah mengamati kemampuan siswa dalam memahami materi dan berinteraksi dengan siswa dalam suasana yang lebih santai dan menyenangkan. Kombinasi antara pembelajaran yang menyenangkan dan interaksi yang baik diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, serta menjadikan pengalaman belajar di kelas lebih bermakna bagi para siswa.

Permainan papan ini telah berhasil diuji coba di kelas 5, dan para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi saat memainkannya. Inovasi ini mendapat sambutan positif dari para guru di SD Soroyudan. Melihat keberhasilan tersebut, guru-guru dari kelas lain juga tertarik untuk mengadopsi konsep permainan papan ini. Mereka berencana untuk membuat versi permainan yang serupa dengan menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan. Dengan cara ini, diharapkan pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan bagi para siswa, sehingga dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan.




Editor:
Achmad Munandar