Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri yayan ruhiyan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri yayan ruhiyan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Review Film Hit and Run, Akhirnya Indonesia punya Film Aksi Komedi yang Mumpuni

0

 



Campusnesia.co.id -- Salah satu film komedi aksi yang kami tunggu tayang di video on demand atau tv nasional, karena trailernya yang cukup menjanjikan melihat rematch antara Joe Taslim dengan Mad Dog aka Yayan Ruhiyan.

Sebelum lanjut review, for disclaimer kami menonton di aplikasi video on demand iflix ya, jadi legal dan buat kamu yang khawatir harus bayar atau langganan dulu, tenang film Hit & Run sudah bisa ditonton versi gratis tentu saja akan ada iklan.
Film ini disutradarai oleh Ody C Harahap yang juga sutradara film Sweet 20 dan Orang kaya Baru untuk naskah ditulis oleh Upi, dikerjakan oleh rumah produksi Screenplay, Legacy Picture bekerjasama dengan Bukalapak Picture dan CJ Entertainment. Jajaran rumah produksi ini juga menjanjikan berharap filmnya keren.

Tayang di bioskop 6 Juni tahun 2019 lalu dengan perolehan penonton sebanyak  509.173. Line Up para pemain tak tanggung-tanggung, ada Joe Taslim, Tatjana Saphira, Yayan Ruhiyan, Jefri Nicole, Matias Mucus dan Chandra Liaw.

Premis ceritanya sederhana, Tegar (Joe Taslim) adalah polisi yang memiliki program reality show semacam 86 Net tv. Dalam memberantas kejahatan, ia ditemani 2 kru kameramen dan digambarkan sebagai polisi yang narsis. Suatu hari mendapat tugas menangkap gembong narkoba yang kabur dari penjara bernama Choki (Yayan Ruhiyan).

Upaya penangkapan itu dibumbui drama dengan bertemunya Tegar dengan Liaw dan Jefri yang tadinya diduga sebagai kaki tangan coki.

Dari sisi jalan cerita bagus, hanya akting beberapa aktor terasa cringe, sinematografi bagus teringat bagaimana Screenplay dan Legacy Picture menggarap film Gundala dan film-film CJ di Indonesia macam Bebas dan Sweet 20. Buat yang belum tahu CJ Entertaiment ini rumah produksi dari Korea Selatan ya guys.

Nilai plus film ini jelas Aksinya, walau berlabel film komedi laga, tetapi sisi laga tidak digarap main-main jauh lebih baik dibanding film Comic 8 misalnya, bahkan bila dibanding Wiro Sableng sekalipun yang berada di genre yang sama kualitas laganya lebih bagus film Hit & Run.

Kita bisa menyaksikan pertarungan ulang antara Joe Taslim dan Mad Dog jika sobat pernah nonton film The Raid pertama. Kali ini joe taslim benar-benar menghajar mad dog. Saya penasaran siapa dibalik tim koreografinya, dan ternyata Uwais Team milik Iko Uwais, tidak diragukan kualitas dan selalu ada signaturenya sendiri, joe taslim yang basic bela dirinya taekwondo benar-benar terekspos maksimal.

Bicara film komedi laga, sebagai pecinta film saya sudah menunggu lama ada film indonesia yang serius dalam menggarap sisi komedi dan laganya, kalau komedi sudah banyak lah ya, tapi dari sisi laga ini awal yang bagus dengan konsep serius, berharap suatu saat ada film komedi laga sekualitas film-film jacky chan atau steven chow.

Skore 8/10 untuk sinematografi dan laganya dan ada Twicenya. Buat yang belum nonton di bioskop segera instal iflix saja biar bisa menikmati secara legal atau ya nunggu saja tayang di SCTV, seperti yang kita tahu ini buatan Screenplay dan BukaLapak which is satu group di bawah emtek. Sampai jumpa.

Penulis: Nandar

Biografi Iko Uwais Aktor Laga Indonesia yang Sudah Mendunia



Campusnesia.co.id - Sobat apa kabar? selamat datang di konten baru Campusnesia yang akan membahas biografi tokoh-tokoh penuh prestasi yang membanggakan Indonesia. Kali ini kita akan kenal lebih dekat dengan sosok aktor laga asli Indonesia yang sudah mendunia dengan membintangi berbagai film baik lokal maupun internasional dengan ciri khas bela diri seilat, siapa dia? yup Iko Uwais.

1. Masa Kecil dan Pertama Kenal Silat
Dari berbagai sumber yang kami himpun, Iko Uwais yang asli betawi-jakarta mulai serius belajar Silat sejak usia 10 tahun di perguruan silat Tiga Berantai yang merupakan perguruan silat milik pamannya dengan warisan jurus-jurus khas kakeknya.

Lahir di Jakarta, 12 Februari 1983, anak ke tiga dari 3 bersaudara. Selain belajar silat juga hobi olahraga sepak bola, tercatat pernah tergabung dalam tim liga divisi 2 sebagai play maker.

Berkat silat ia mendapat kesempatan untuk mengikuti berbagai lomba, Pada tahun 2003, ia meraih peringkat ketiga pada turnamen pencak silat tingkat DKI Jakarta. Pada tahun 2005, ia menjadi pesilat terbaik dalam kategori demonstrasi pada Kejuaraan Silat Nasional.

Berbagai kegiatan internationalpun ia ikuti sebagai wakil dari Indonesia untuk memperkanalkan Bela Diri Silat di Inggris, Rusia, Laos, Kamboja dan Prancis.


2. Pertemuan dengan Gareth Evan
Tahun 2007 seorang sutradara bernama Gareth Evan sedang membuat film Dokumenter tentang seni bela diri silat di Indonesia, dari sekian perguruan yang ia datangi salah satunya adalah perguruan silat Tiga Berantai tempat Iko Belajar. Dalam kesempatan itu gareth juga menyampaikan ada keinginan suatu saat ingin mengjak iko untuk memproduksi film aksi dengan gaya bela diri silat.


Iko berfikir ia hanya akan terlibat sebagai stunt atau membantu membuat koreografi untuk film gareth evan, siapa sangka justru ia dipercaya sebagai aktor utama bernama Yuda di film Merantau 2009. 



Walau perolehan penontonya tidak mencapai jutaan, film Merantau menjadi penanda kebangkita film aksi asal Indonesia yang sudah lama vakum dan dikemudian hari aktor laga yang terlibat di dalamnya akan dikenal publik dalam dan luar negeri. 


3. The Raid dan Titik Balik
Merantau Film, sebuah peruhaan yang memproduksi film Merantau 2009 menyiapkan film laga selanjutnya dengan judul awal "Berandal" masih akan dibintangi oleh Iko Uwais, Yayan Ruhiyan dan Donny Alamsyah.

Karena keterbatasan dana, film "Berandal" ditunda, dan untuk mengisi waktu serta mencari pendanaan Gareth Evan memproduksi film The Raid atau dalam judul versi Indonesia "Serbuan Maut". FIlm aksi yang akan menjadi titik balik untuk sutradara dan aktor yang terlibat. 

Jalan cerita sederhana, sekelompok pasukan khusus menyerbu sebuah gedung yang isinya para penjahat. Pasukan khusus yang dipimpin oleh Joe Taslim harus melawan para penjahat dari lantai ke lantai dan di final akan ada pertarungan seru hidup dan mati anatara Mad Dog (Yayan Ruhiyan) dengan Duet Rama (Iko Uwais) dan Donny Alamsyah yang ternyata kakaknya.



Film ini menuai banyak pujian dari dalam dan luar negeri dari sisi cerita dan aksi laga yang realistis, full body kontak dan koreografi yang apik. 

Berhasil membawa nama besar Joe Taslim ke film Fast Furious 6 dan Star Trek, membawa Iko dan Yayan ke film hollywood juga.

Kesuksesan The Raid 1 akhirnya dilanjutkan dengan The Raid 2 "Berandal" proyek film inti yang harusnya tayang lebih dulu. Kali ini budget lebih besar dan makin apik sebagai salah satu master piece film laga Indonesia.



4. Daftar Film dan Serial yang dibintangi Iko Uwais.
Berikut akan kami hadirkan daftar film dan serial yang dibintangi oleh Iko Uwais selama karirnya, apa saja yuk simak.

- Merantau tahun 2009 
- The Raid tahun 2011
- Man of Tai Chi  tahun 2013
- The Raid 2: Berandal tahun 2014
- Headshot tahun 2016
- Beyond Skyline tahun 2017
- Mile 22 tahun 2018
- The Night Come From Us tahun 2018
- Triple Threat tahun 2019
- Stubber tahun 2019
- Wu Assasins (Serial Netflix) tahun 2019

5. Penghargaan
Selama karirnya sebagai aktor Iko Uwais juga berhasil menyabet berbagai penghargaan, diantaranya Indonesian Movie Awards 2010 sebagai Aktor Pendatang Baru Terbaik, Indonesian Movie Awards 2010 sebagai Aktor Pendatang Baru Terfavorit. dll


6. Uwais Team
Selain sebagai aktor, Iko juga mendirikan sebuah tim konsultan koreografi dalam film laga yang diberi nama Uwais Team. Dalam film headshot dan Wu Assasin sobat bisa melihat kredit title yang menyebutkan itu. Wah keren ya, sebagaimana kita tahu Jacky Chan juga selain sebagai aktor laga memiliki tim serupa.

Itu tadi biografi tentang Iko Uwais, dari sekian banyak film dan serial yang sudah ia bintangi, mana saja yang sudah sobat tonton? mana film favorit sobat campusnesia? share di Kolom komentar ya. Sampai jumpa.

penulis: Nandar
diolah dari bebagai sumber

All About Bumi Langit Cinematic Universe




Campusnesia.co.id -- Sobat pembaca campusnesia, siapa nih penggemar Marvel Cinematic Universe? siapa juga fan berat DC Universe? dunia film superhero 10 tahun terakhir ini memanjakan penggemarnya dengan rentetan film layar lebar yang diangkat dari komik dan kartun populer, puncaknya Avenger End Game film dengan prestasi terlaris sepanjang masa mengalahkan rekor Avatar.



Kabar gembira datang dari tanah air, bak tak mau kalah dengan industri film super hero Hollywood, Indonesia juga bakal punya Cinematic Universe sendiri yang kita harap bisa jadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.

Minggu, 18 Agustus lalu, Bumi Langit sebuah perusahaan yang memiliki Intelektial Property dari tokoh-tokoh superhero berasal dari komik era 80-90an mengumumkan akan mem-film-kan karakter-karakter superhero yang moncer di masanya.

Akan diawali dengan film perdana Gundala, digarap oleh sutradara Joko Anwar dan bisa disaksikan mulai 29 Agustus 2019 ini. Apa saja film-film yang akan menyusul Gundala dalam Bumi Langit Cinematic Universe. Ini daftarnya.

1. Urutan Time Line Film

A. Gundala 
Sancaka akan diperankan Abimana dan sederet bintang ternama lainnya, sebut saja Tara Basro, Lukman Sardi, Ario Bayu dll. Dari trailernya sangat menjanjikan dengan koreo dari kang Cecep Arif Rahman yang baru saja muncul bersama knag Yayan Ruhiyan di John Wick 3. Banyak yang berteori tentang Gundala pertama ini, dengan banyaknya easter egg dalam trailernya, sebut saja sosok awang yang di masa depan akan jadi Godham.

Trailer FIlm Gundala (Play)


Seorang insinyur jenius, Sancaka bertekad untuk menemukan serum anti petir. Pada suatu kejadian yang aneh, Sancaka tersambar petir. Ternyata Sancaka dijadikan putra angkat Kronz, Raja dari Kerajaan Petir. Kronz memberi Sancaka sebuah kalung ajaib yang dapat mengubah dirinya menjadi seorang manusia super, Gundala. Gundala juga dikenal karena intuisinya dalam memecahkan kasus kejahatan yang rumit.

Karakter karya Hasmi (HARYA SURAMINATA) Memiliki kemampuan mengeluarkan petir dengan berbagai macam intensitas dari tangannya; Memiliki tinju petir dan dapat berlari secepat angin taufan.


B. Sri Asih
Nani Wijaya, putri dari keluarga berada, merupakan titisan Dewi Sri dari kahyangan. Setelah dewasa, Nani bekerja di Biro Penyelidikan Kriminal sebagai pembela kebenaran yang berani. Namun, saat ia kesulitan, Nani dapat mengubah dirinya menjadi Sri Asih dengan mengucapkan “Dewi Asih!”

Diciptakan oleh RA Kosasih, Kekuatan: Memiliki kekuatan setara dengan tenaga 250 pria dewasa, keahlian bela diri dan kemampuan terbang. Menguasai ilmu pamungkas (namun jarang digunakan) bertriwikarma menjadi raksasa yang dapat menggandakan diri.


C. Godam dan Tirta
Seorang bayi dibuang oleh orang tuanya, panglima perang yang gagal kudeta, karena khawatir akan dibunuh oleh sang penguasa. Bayi itu ditemukan oleh sekelompok perampok dan diberi nama Godam. Setelah dewasa, Godam berpetualang sampai mendapatkan baju, jubah dan cincin sakti. Namun karena melanggar sumpah, Godam dihukum dengan dimasukkan ke dalam cincin sakti. Bapa Kebenaran kemudian memberikan cincin itu kepada Awang, seorang manusia bumi yang sederhana. Setiap kali Awang menggunakan cincin tersebut, ia akan berubah wujud menjadi Godam.

Diciptakan oleh WID NS, kekuatan Memiliki kekuatan yang luar biasa dan dapat terbang secepat suara; Kebal terhadap senjata apapun (Namun akan hilang jika ia melanggar sumpah).


D. Si Buta dari Gua Hantu
Demi membalas kematian ayah dan tunangannya, Barda Mandrawata terpaksa membutakan kedua matanya untuk dapat mengalahkan Mata Malaikat, penjahat buta yang sakti mandraguna. Barda kemudian dikenal sebagai pendekar perkasa dan legendaris, Si Buta dari Gua Hantu. Di dalam kisahnya, Si Buta adalah seorang petualang, berkelana ke berbagai pelosok nusantara ditemani oleh Wanara, monyetnya yang setia.

Hasil kreasi Ganes TH, Kekuatan Memiliki ilmu silat yang tinggi dengan menggunakan pedang atau tongkat. Menguasai ilmu Membedakan Suara, senjata pamungkas yang mampu membedakan setiap benda berdasarkan gesekan udara.


E. Patriot Taruna
Ini ibarat Avenger di Marvel Cinematic Universe, yang membuat penulis penasaran adalah, bagaimana membawa Si Buta dari Gua Hantu yang notabene berasal dari masa lalu bisa relatable ke masa Gundala, Godam dll. Menarik untuk di tunggu.


F. Gundala Putra Petir
Bagi yang bertanya mengapa di Gundala pertama hanya Gundala saja tanpa embel-embel putra petir? yang bisa saya simpulkan dari berbagai keterangan Joko Anwar sang Sutrdara ingin membuat Gundala lebih manusiawi, kuat di cerita layaknya Trilogi Batman nya Christopher Nolan. 

Mungkin di Gundala ke 2 ini akan mulai nampak seperti di komik dengan perubahan kostum juga, mari kita tunggu.


G. Mandala: Golok Setan
Akan diperankan oleh Joe Taslim, wah mantab. Mandala semenjak kecil dibesarkan oleh Nyi Nara Sati, Ratu Siluman Buaya Putih. Setelah dewasa, Mandala melarikan diri dari Negeri Siluman. Dengan bimbingan pamannya, Batara Si Pendekar Lengan Tunggal, Mandala menjadi seorang pendekar sakti dan sosok yang disegani serta dihormati.

Kekuatan Memiliki jurus tenaga dalam Gelombang Batu Karang yang dapat menghancurkan batu karang berkeping-keping. Menguasai ilmu silat dan pedang yang tinggi; Sukar dicari tandingannya.



2. Daftar Nama-nama Artis dalam Bumi Langit Cinematic Universe

Line up nya menarik sekali, seperti tak mau ketinggalan dengan produsen film lain dalam hal bintang film, jauh-jauh hari Bumi Langit sudah menentukan aktor dan artis untuk daftar panjang film di universenya, siapa saja? yuk simak.






iklan































Merinding ya sobat campusnesia, mari kita tunggu satu demi satu film dari Cinematic Universe Super Hero Asli Indonesia. Semoga kita sehat selalu sehingga bisa nonton, mau ajak siapa nanti? he he sampai jumpa.

penulis: Nandar
sumber: Bumilangit.com 







Review Foxtrot Six, Film Sci-fi Action Thriller Indonesia yang Futuristik Habis!




Campusnesia.co.id - Ngomongin kualitas film Indonesia, beberapa tahun sepuluh tahun terakhir ini sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, bukan hanya dari sisi kuantitas tetapi juga kualitas. Beberapa film indonesia bisa diterima oleh masyarakat international dan membawa berkah bagi para pelaku industrinya, sebut saja alumni The Raid nama-nama Iko Uwais, Joe Taslim, Yayan Ruhiyan dan Cecep Arif Rahman yang sering kita lihat akhir-akhir ini terlibat dalam film-film Hollywood.

Demikian juga film yang akan kita bahas kali ini, dengan semangat yang sama sengaja diproduksi untuk kualitas dan pasar international, walau untuk ukuran Indonesia temanya bisa dibilang terlalu futuristik sesuatu yang baru. Judul filmnya Foxtrot Six debut penyatradaraan Randy Korompis dengan naskah yang juga ditulis olehnya. Jajaran produser Mario Kassar, Randy Korompis, Guillaume Catala, Henry Djunaedi, Wanyi Hindrawan Pratiknyo dan Andreas Ian Tika membawa embel-embel produser hollywod film Terminator 2: Judgment Day dan Manoj Punjabi dibawah naungan rumah produksi MD Entertainment dan Rapid Eye Pictures. 

ads


Pemeran
Tak tanggung-tanggung dengan buget yang kabarnya hingga 70 milyar, film dengan latar Indonesia 2031 ini dibintangi nama-nama besar aktor dan aktris di tanah air. Diantaranya Oka Antara sebagai Angga, Verdi Solaiman sebagai Oggi, Chicco Jerikho sebagai Spec, Rio Dewanto sebagai Bara, Arifin, Putra sebagai Tino, Mike Lewis sebagai Ethan, Miller Khan sebagai Indra, Edward Akbar sebagai Wisnu, Julie Estelle sebagai Sari Nirmala, Norman R. Akyuwen sebagai Aula, Cok Simbara sebagai Soeganda, Godfred Orindeod sebagai Gecko, Willem Bevers sebagai Presiden Barona, Aurélie Moeremans sebagai Sersan Raya, Ario Prabowo sebagai Hengky.

Jalan Cerita
Di masa depan distopia futuristik yang tidak jauh, perubahan iklim global telah membuat ekonomi dunia kacau. Hampir seluruh negara di Bumi mengalami kekacauan, tidak hanya negara-negara Eropa dan Amerika, Indonesia pun terkena imbasnya. Kekacauan ekonomi tersebut membuat bahan pangan semakin susah didapatkan karena harga yang tinggi dan makanan dianggap sebagai komoditas yang sangat berharga. Adanya krisis ini menyebabkan maraknya kriminal dan gerakan pemberontakan terhadap pemerintahan Presiden Barona (Willem Bevers) dari golongan rakyat kecil. 

Parlemen dan Presiden Indonesia ada dalam cengkeraman partai politik korup dan jahat bernama Piranas yang membuat keadaan makin tidak terkendali. Piranas lewat elite-elite oligarkisnya berusaha memanfaatkan keadaan global yang sedang memanas dan kacau tersebut demi keuntungan politik mereka dan memonopoli distribusi pangan di Indonesia.

Seorang eks pasukan komando marinir bernama Angga Saputra (Oka Antara) yang kini juga menjadi anggota parlemen di Piranas ditugaskan untuk menjaga moral dan kepatuhan rakyat Indonesia. Karena pengalaman militernya, Angga ditugaskan Piranas untuk menyusup ke kelompok pemberontak bawah tanah yang menjuluki diri mereka sebagai Reform. Saat bertugas, 




Angga tiba-tiba disergap dan ditawan oleh kelompok Reform. Ketika ditawan, Angga bertemu kembali dengan Sari Nirmala (Julie Estelle), tunangannya yang dikiranya sudah meninggal namun kini tergabung dalam Reform. Angga akhirnya mengetahui bahwa Piranas telah membohongi dan memanipulasi rakyat lewat cara-cara kotor, mengekspor bahan makanan ke luar negeri demi keuntungan sepihak dan mengorbankan kesejahteraan rakyat. Ketika markas Reform diserbu tentara bayaran Piranas yang dipimpin pembunuh misterius yang berteknologi tinggi (Godfred Orindeod), Angga memilih untuk melarikan diri dan menyelamatkan Sari beserta orang-orang lainnya. Kini diburu oleh tentara bayaran Piranas sebagai pengkhianat, 

Angga kembali menjalin hubungan dengan Sari dan mengetahui bahwa ternyata Angga mempunyai seorang putri dari Sari. Demi melindungi Sari dan putrinya, Angga mengumpulkan empat mantan rekan tim komando lamanya yaitu Oggi (Verdi Solaiman), Bara (Rio Dewanto), Ethan (Mike Lewis), Tino (Arifin Putra), ditambah seorang pemburu misterius bernama Spec (Chicco Jerikho). Mereka berenam bekerja sama untuk membongkar rencana jahat kelompok Piranas yang berusaha mengendalikan rakyat Indonesia dengan kemiskinan dan kelaparan. (Wikipedia)

Review
Sebuah tema baaru di film indonesia, walau kalau dilihat dari kategori film aksi The Raid, The Night Come for Us atau Headshoot masih lebih bagus dari sisi aksi, tapi tenang saja koreografinya tetap menjanjikan untuk ditonton.

Menggunakan bahasa Inggris sepanjang film karena memang direncanakan akan tayang untuk pasar global, itu sebabnya hingga setahun sejak penayangan di bioskop indonesa yaitu 21 Februari 2019 kita belum bisa menikmatinya di aplikasi video on demand atau televisi nasional. 

Dan alasan review ini ditulis sekarang, karena berbarengan dengan rilis secara internasional dari berbagai poster yang berseliweran di Twitter akan rilis di Amerika tanggal 14 April 2020 dan ada pula poster versi Korea dan Jepang, keren. 




Dengan budget yang besar, rumornya 70 milyar produser dan tim CGI dari Hollywood efek-efek visual yang disajikan tidak terlalu kasar. Sinematografi Ical Tanjung juga cukup enak dinikmati, hanya saja kadang beberapa transisi adegan ujuk-ujuk saja dan kurang greget.

Hal yang mencuri perhatian saya sejak awal adalah koregrafi pertarungannya, bagaimanapun ini adalah film aksi tentu point koreo pertarungan salah satu kunci. Signatur perkelahiannya familiar banget dan benar saja di credit title saya menemukan tim koreografi by Uwais Team, iya tim koreo Iko Uwais jadi wajar jika pergerakan-pergerakan yang ditampilkan tidak asing dan tetap asyik dinikmati dengan pengalaman mereka di 22 Miles, Wu Assasin, Headshoot dan Hit & Run.

Secara keseluruhan film ini bagus dan potensial mendobrak tema film laga di Indonesia, semoga ada sekuelnya atau bisa juga prekuel yang menceritakan masa-masa team six ini saat masih bersama menjadi tentara khusus karena capaian jumlah penontonnya cukup bagus 557 ribu selama tayang di bioskop indonesia februari tahun 2019 lalu.

Kesimpulan oke untuk ditonton, bagi kamu yang ketinggalan nonton di Bioskop tunggu saja rilis di aplikasi video on demand atau tv nasional ya. Nanti kita update kalau sudah ada infonya. Semoga bermanfaat sampai jumpa.

penulis: Nandar

Alur Cerita dan Review Film The Big 4 Karya Terbaru dari Timo Tjahjanto Tayang di Netflix

0
 


Campusnesia.co.idSutradara Timo Tjahjanto yang kita kenal lewat film Rumah Dara dan The Night Come for Us mengumumkan judul Film  terbarunya yitu The Big 4 Karya, Film ini akan tayang di platform streaming Netflix.

The Big 4 adalah sebuah film aksi laga komedi Indonesia mendatang yang disutradarai oleh Timo Tjahjanto. Film ini merupakan film orisinal yang diproduksi oleh Netflix Indonesia. 

The Big 4 dibintangi oleh Abimana Aryasatya, Putri Marino, Lutesha, Arie Kriting, dan Kristo Immanuel. Film ini akan tayang secara global di Netflix pada akhir tahun 2022.


Sinopsis Film The Big 4
Seorang detektif yang dikenal lurus menyelidiki kematian ayahnya dan mengikuti jejak hingga ke sebuah pulau tropis. 

Di sana, ia menemukan jati diri sesungguhnya sang ayah sebagai pemimpin kelompok pembunuh bayaran. 

Kini, ia dikejar musuh ayahnya, sehingga ia terpaksa bekerja sama dengan murid ayahnya terdahulu—empat mantan pembunuh bayaran yang siap kembali membasmi musuh.


Pemeran Film The Big 4
Abimana Aryasatya sebagai Topan
Putri Marino
Lutesha
Arie Kriting
Kristo Immanuel
Marthino Lio
Donny Damara
Gilbert Pattiruhu
Michelle Tahalea
Michael Kho
Budi Ros


Produksi Film The Big 4
Pada acara Sundance Film Festival: On Tiktok yang ditayangkan pada 26 September 2021, Timo mengumumkan bahwa ia bekerja sama dengan Netflix Indonesia untuk proyek filmnya yang berjudul The Big Four. 

Film ini adalah pengalaman pertama bagi Timo untuk menggarap film dengan genre yang berbeda. Biasanya, ia dikenal dengan film-film yang bertema horor, menegangkan, dan sadis. Film ini memulai syuting pada 21 November 2021 sampai 14 Februari 2022.


Review Film The Big 4 Netflix
Sebagai film penutup akhir tahun cocok nih jadi tontonan saat libur kuliah, natal dan tahun baru.

Tapi ingat, karenan banyak adegan kekerasan dan sadis, gak cccok untuk semua umur ya.

Actionnya dapat, sadisnya khas Timo, bagi sobat yang sudah nonton Night Come for Us, Headshot dan Rumah Dara, ya begitulah gambaran brutalisme yang dihadirkan.

Pilihan genre action komedi jadi warna baru dalam perfilman indonesia, walau tidak tayang di bioskop karena eksklusif produksi Netflix namun tetap saja, jadi warna baru.

Seingat saya, action komedi sebelum The Big 4 adalah Hit and Run yang diperanlan Joe Taslim dan Kang Yayan Ruhiyan, maaf film Comic 8 tidak saya masukan genre ini.

Sebagai penikmat film-film action komedi ala Jacky Chen dan Stephen Chow, The Big 4 sudah mirip-mirip dan menyenangkan.

Urusan akting dan celetukan jadi poin khusus, Topan yang diperankan Abimana membuat ia menampilkan sisi lain yang biasanya dikenal aktor serius atau preman dalam Srigala Terakhir.

Komedinya ringan, alur cerita ya udah lah ya gak usah dianggap serius, tetap menarik tapi menu utamanya adalah aksi dar der dor dan hand combat yang seru.

Sebagai penutup, The Big 4 rekomended ditonton apalagi untuk sobat penggemar film action Comedy.


Sinopsis dan Review Film Jepang Mr. Long Pembunuh Bayaran yang Jago Masak




Campusnesia.co.id – Jika kamu penikmat film-film jepang seperti  Midnight Diner 2009, Sweet Bean 2015 atau  Survival Family 2016 kemungkinan besar kamu juga akan suka film yang akan kita bahas kali ini. Judulnya Mr. Long film garapan sutradara Sabu yang bernama asli Hiroyuki Tanaka tayang tahun 2017 dan masuk nominasi Golden Bear dalam ajang Berlin International Film Festival ke-67.

Film ini dibintangi oleh aktor jepang dan mandarin, peran utama dimainkan oleh aktor kenamaan asal taiwan Chang Chen sebagai Mr. Long bagi penikmat film mandarin pasti familiar dengan wajahnya, kita mengenalnya sebagai salah satu pemeran dalam film kolosal Red Cliff 2008 dan 2009, The Grandmaster 2013 dan The Assassin 2015. Nama besar lain ada aktor asal jepang Sho Aoyagi yang berperan sebagai Kenji kita kenal dalam film Yakuza Apocalypse 2015 beradu akting dengan kang Yayan Ruhiyan serta film High & Low: The Movie 2016, Yao Yiti sebagai Lily, penampilan memukau aktor cilik Bai Runyin yang berperan sebagai Jun.

Selain itu ada Masashi Arifuku sebagai Heisuke, Taro Suwa sebagai Tadao, Ritsuko Okusa sebagai Kumiko, Shiiko Utagawa sebagai Machiko, Yusuke Fukuchi sebagai Jiang dan Tetsuya Chiba sebagai Sakata.

Trailer Film mr. Long


Jalan Cerita Film mr. Long
Long (diperankan oleh Chang Chen) adalah pembunuh bayaran asal Taiwan dengan kemampuan menggunakan senjata pisau yang sangat mahir. Suatu hari mendapat “order” membunuh seorang geng Yakusa di jepang. Setelah aksi yang kesekian kalinya, ia apes karena targetnya menggunakan pelindung tubuh dari tusukan. Naas ia justru tertangkap dan nyaris dibunuh di sebuah pinggiran kota jepang yang daerahnya antah barantah alias tidak dijelaskan.

Beruntung sesaat sebelum eksekusi, “seorang tidak dikenal” tiba-tiba datang, meracau dan menusuk bos Yakusa tadi, Long menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri dalam kondisi terluka dan berhasil lolos dari kawana Yakusa yang hendak membunuhnya.

Scene berlanjut, Long yang terluka berjalan hingga sebuah pemukiman yang kumuh dan sudah banyak ditinggalkan penghuninya. Datanglah seorang anak kecil yang kemdian diketahui bernama Jun diperankan oleh Bai Runyin, yang datang menolong membawakan obat-obatan dan baju layak pakai.

Jun ternyata memiliki ibu yang seorang pecandu narkoba, bahkan diperlihatkan ia disuruh ibunya membeli narkoba dari seorang bandar, tahu keadaan itu Long ikut campur dengan menyadarkan ibu Jun dan mengikatnya agar sembuh dari kondisi sakaw.

Mr. Long yang tersesat diperkampungan kecil orang-orang jepang tadi mendadak akrab setelah salah seorang dari warga memintanya untuk memasak dalam pertemuan tetangga. Terungkap ternyata Long punya bakat memasak yang setara dengan Koki. 

Tetangga baru orang-orang jepang ini baik banget, mereka membantu memperbaiki rumah kosong yang Long tempati, memberi peralatan dan perabotan rumah tangga, hingga membuatkan gerobak agar Long bisa berjualan di pinggir kuil.

Review Film Mr. Long
Adegan pembuka terbilang sangat sadis, saya sarangkan untuk yang belum 18+ jangan nonton. Realistik tapi tidak mengurangi estetik. Long diperlihatkan sangat mahir menggunakan pisau untuk menghabisi targetnya.

Sebagaimana yang saya singgung di awal, film Mr. Long layaknya film-film jepang lainnya jangan harap ada scorring dramatis apalagi original sountrack, yang ada adalah adegan yang hening, percakapan yang minim apalagi dikisahkan Long tidak bisa berbahasa jepang, jadi sedikit sekali dialognya tapi tidak mengurangi pesan yang ingin disampaikan.

Hubungan emosional yang dibangun antara Mr. Long dan Jun sangat terasa, bagaimana antar satu dengan yang lain awalnya tidak saling peduli dan berada dititik terendah masing-masing hingga bisa terjalin relasi yang kuat dan sebagai penonton terbawa suasana berharap akan berkahir bahagia.

Selama durasi 129 menit kita disajikan bagaimana keramahan orang-orang jepang, namun tersirat juga betapa populasi dan kawasannya mulai sepi dan jarang penduduk ini sesuai reaitas bahwa penduduk jepang dari tahun-ke tahun mulai berkurang.

10 menit menjelang akhir film adalah puncak, Mr. Long yang dianggap orang pendiam dan pandai memasak oleh warga sekitarnya ternyata adalah seorang pembunuh bayaran, hanya dengan sebilah pisau belati berhasil menghabisi pulihan Yakuza yang menyebabkan ibu Jun bunuh diri akibat mengetahui kekasihnya (ayahnya Jun) telah dibunuh oleh Yakuza. Twistnya orang yang menusuk Bos Yakuza saat hendak menghabisi nyawa Long adalah ayah Jun, penyebab berpisahnya Ayah dan Ibu Jun adalah Yakuza yang dihajar habis oleh mr. Long, sadisnya minta ampun, realistis dan dilematisnya seakan penonton membenarkan tindakan mr. Long.

Akibat kejadian brutal tersebut, mr.Long disuir oleh warga pemukiman jepang dan ia kembali ke taiwan menjalani pekerjaan lamanya sebagai pembunuh bayaran. Hingga suatu hari, tetangga semasa di jepang tadi mendatangi Long hingga ke Taiwan mengantarkan Jun yang ingin bertemu. Akhirnya mr. Long merawat Jun dan mensekolahkannya.

Alur cerita dan pembawaan filmnya memang bikin ngantuk, tapi begitulah tipikal film drama jepang. Hening dan kalem, ceritanya sangat menarik dan emosional serta adegan laga yang walau sedikit tetapi sangat realistis, tapi ya itu karena ini film kategori dewasa sarat adegan kekerasan yang belum cukup umur jangan nonton dulu.

Penulis