Campusnesia.co.id - Beberapa hari ini Dailysocial.id sebagai media yang fokus pada pemberitaan seputar dunia start up mulai memberlakukan konten berbayar. Pembaca harus membayar Rp 7.000 untuk akses konten premium dan Rp 150.000 untuk sebulan, hal serupa sudah dilakukan oleh id.techinasia.com yang juga menghadirkan konten serupa. Techinasia menyediakan 4 artikel gratis setiap bulan bagi yang login dan untuk langganan mulai Rp 47.000 per bulan.
Tren Subscription untuk akses konten di media online ini bukan hal baru, media besar seperti Kompas.id koran online, Majalah Tempo dan The Jakarta Post sudah dari jauh hari melakukannya mengikuti jejak koran luar negeri yang beralih ke online seperti New York Time, Washington Post dan The Times.
Subscription disebut sebagai solusi bagi media agar tetap mampu bertahan membiayai operasional dan menjaga independensi sehingga tidak mengandalkan peasukan dari iklan. Pembaca pasti mahfum beberapa media online di atas juga seperti Kompas.com yang mengandalkan pemasukan dari iklan kontenya berbeda dengan Kompas.id yang versi berbayar demikian juga dengan Tempo.co dan Tempo.id.
Kalau merunut sejarah bagaimana masyarakat mendapatkan konten informas era media cetak, kita memang harus membayar untuk bisa membaca koran dan majalah. Dengan demikian perusahaan bisa membiayai opersional dari penjualan dan untung dari iklan.
Kalau dipikir-pikir sebelum era media digital menyerang, kita merasa wajar membayar untuk baca koran dan majalah yang harganya tidak murah karena yakin dengan kredibilitas media, wartawan dan konten mendalam yang dihadirkan.
Sedikit banyak tren media online gratis membuat mereka berlomba menghadirkan berita yang cepat, sering kali informasinya tipis-tipis, click bait dan berkualitas rendah dengan tujuan mendatangkan sebanyak muncul pengunjung website dan mendapatkan klik lebih banyak.
Perbedaan media berbayar dan gratis juga terletak pada kenyamanan experience saat membaca yang mana portal berita gratis sering kali iklannya terlalu banyak hingga menutup konten dan bikin males baca.
Mengutip laman usedata.com, Tren Subscription Media masuk dalam istilah “subscription economy” mendeskripsikan bisnis yang menerapkan sistem subscription atau berlangganan kepada pelanggannya.
Sejumlah perusahaan mengandalkan metode subscription sepenuhnya. Perusahaan besar dengan sistem subscription contohnya Spotify, youtube dan twitter. Sementara, perusahaan lainnya menawarkan subscription sebagai layanan tambahan untuk metode bisnis pay-per-product mereka.
Sekarang, semakin banyak perusahaan yang menerapkan strategi subscription ini. Jadi, model bisnis masa kini mulai mengubah fokus mereka dari product economy menjadi subscription economy.
Twitter blue, youtube premium juga bagian dari Subscription Media dengan membayar sejumlah uang langganan pengguna bisa dapat fitur lebih dan kenyamanan dalam menggunakan platformnya. Twitter Blue yang mengaharuskan pengguna membayar untuk dapat centang biru disebut-sebut sebagai strategi Elon Musk untuk mendapatkan revenue dari sosial medianya itu.
Oke demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Tren Subscription Media, Pembaca Harus Bayar untuk Akses Konten dan Pergeseran Peran Iklan Sebagai Pemasukan. Bakal jadi opsi juga untuk kami tapi tidak dalam waktu dekat. Semoga bermanfaat sampai jumpa.
Penulis
Nandar