Campusnesia.co.id - Mahasiswa KKN Tim 1 program studi Gizi Angkatan 19 Universitas Diponegoro (Undip) sampaikan pentingnya status gizi pada masa remaja melalui kegiatan Posyandu Remaja di Balai Desa, Desa Gumalar, Kecamatan Adiwerna, Tegal, beberapa waktu lalu.
Posyandu Remaja itu sendiri merupakan program yang dilaksanakan rutin setiap bulan oleh para kader remaja dan Bidan Desa. Oleh karena itu, pemberian edukasi terkait masalah gizi remaja dan betapa pentingnya memperhatikan status gizi pada masa remaja mendapatkan dukungan penuh dari Bidan Desa dan masyarakat setempat.
Masa remaja merupakan masa perkembangan untuk mejadi dewasa, sehingga perlu bimbingan dan pengalaman untuk menuju ke pematangan kedewasaan yang baik. Remaja kerap kali mengalami masalah gizi yang dapat mempengaruhi status gizi di siklus kehidupan selanjutnya.
Yang paling rentan ialah remaja putri, karena remaja putri merupakan calon ibu di masa depan. Remaja putri yang memiliki status gizi buruk dapat menyebabkan beberapa gangguan saat kehamilan dan dapat berdampak pada anak yang akan lahir.
Materi yang diberikan dalam kegiatan ini yaitu informasi terkait masalah gizi pada remaja seperti gangguan makan, anemia, KEK, dan obesitas. Yang paling ditekankan adalah anemia dan KEK karena dapat berisiko anak yang lahir di masa depan akan mengalami stunting. Selain itu, dilakukan juga simulasi perhitungan IMT berdasarkan hasil antropometri saat memulai kegiatan Posyandu Remaja untuk mengetahui status gizi remaja yang hadir.
“IMT nya dibawah <18,5, berat badannya kurang”, ungkap salah satu remaja yang membantu perhitungan IMT temannya. Tampak luar, temannya terlihat memiliki badan yang kurus. Remaja putri yang mengalami berat badan kurang atau underweight perlu diperhatikan lebih lanjut karena berhubungan dengan peningkatan risiko masalah gizi pada siklus kehidupan berikutnya.
Sebagai contoh, ketika remaja putri mengalami berat badan kurang dan KEK, maka saat kehamilan akan meningkatkan risiko berbagai komplikasi dan anak yang lahir dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Oleh karena itu, disampaikan juga materi terkait pemenuhan asupan zat gizi pada saat remaja melalui gizi seimbang. Disampaikan juga terkait aplikasi tumpeng gizi seimbang, isi piringku beserta pembatasan konsumsi GGL (Gula, Garam, dan Lemak). Batas untuk konsumsi gula 4 sdm per hari, konsumsi garam 1 sdt per hari, dan konsumsi minyak 5 sdm per hari.
Selain pemenuhan dari segi makanan, perlu juga melakukan aktivitas fisik supaya energi yang masuk dan energi yang keluar dari tubuh tetap seimbang. Kementerian Kesehatan RI menyarankan untuk melakukan latihan fisik selama 30 menit/hari dan minimal 3-5 hari/minggu.
Harapan dari diadakannya Edukasi Masalah Gizi pada Remaja ini dapat meningkatkan kesadaran para remaja untuk selalu memperhatikan status gizinya dan menerapkan pedoman gizi seimbang sehingga remaja di Desa Gumalar dapat terhindar dari masalah-masalah gizi yang dapat terjadi pada masa remaja maupun yang akan terjadi di masa yang akan datang.