Campusnesia.co.id - Tiap kali ditanya teman apa klub bola favoritmu? jawabanku selalu sama Nankatsu!
Iya tim sepak bolanya Tsubasa saat masih SD yang jerseynya warna putih ada garis biru dan logonya huruf N.
Setiap kali bermain sepak bola di lapangan tegalan bekas tanaman singkong, posisi favorit saya adalah kiper, simple alasannya karena tak perlu banyak effort mengejar bola, cukup menunggu bola datang di depan gawang berpatokan dua sendal jempit di kiri dan kanan.
Mungkin pembaca akan bereaksi seperti kebanyakan teman saya juga, "ah lemah, mosok cah lanang gak punya tim bola favorit".
Iya gak apa-apa dikatain lemah, tapi jujur beneran saya suka sepak bola tapi terlalu takut untuk menjadi fans dan suporter bola, apalagi tim bola Indonesia.
Ratusan berita dan kejadian nyaris kita temui setiap selesai sebuah pertandingan bola Indonesia, sweeping plat nomer kota asal pendukung, tawuran di stadion, rombongan yang dilempar batu, tak hanya korban luka bahkan sering kali merenggut nyawa.
Ini olahraga apa? ini fans dan suporter apa? kenapa gara-gara pertandingan bola harus berakibat saling mengejek, caci maki, kekerasan hingga hilangnya nyawa, iya jujur saya takut.
Ngomongin kaos, jersey dengan jenis kainya yang adem dan lemes adalah salah satu jenis pakaian casual yang nyaman dipake untuk banyak aktifitas harian bahkan saat tak berolahraga, tapi saya lebih memilih pake seragam futsal dan badminton kw daripada beli jersey bola baik tim dunia maupun lokal.
Ada kesan horor, bayangin lagi sepeda motoran santai tiba-tiba kena sweeping hanya karena pake jersey bola di waktu dan tempat yang tak tepat.
Aku Suka Sepak Bola, Tapi Takut jadi Suporter Bola, kesukaanku pada permainan 11 vs 11 manusia dalam 2 kali 45 menit ini mungkin tak sefanatik kalian, cukup menikmati hype saat timnas main lawan tim negara lain, atau piala dunia dan eropa. Dengan sadar saya membatasi rasa cintaku pada sepak bola, beda ketika suka motogp misalnya yang rela ngulik lebih jauh tentang seluk beluknya.
Tentu saja ini adalah pilihan pribadi, opini personal yang ingin saya sampaikan, pembaca bisa saja akan terpecah jadi dua, mereka yang nyinyir karena menganggap saya cupu tak punya tim sepakbola bahkan takut jadi suporter klub bola indonesia.
Sebagian lagi semoga bisa memahami, jadi suporter bola di Indonesia begitu mengerikan tak cukup saling ejek, saling hate speech tapi juga banyak yang sudah mati sia-sia hanya karena bola.
Mestinya olahraga jadi ajang sportifitas, mengedepankan sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, memperlihatkan semangat kompetitif yang positif serta memberi inspirasi.
Sebagai penutup, pagi ini lewat akun twitter mas A. Ainur Rohman @ainurohman beliau mengabarkan "Via Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, Korban Tragedi Kanjuruhan, TOTAL 127 orang meninggal. *2 di antaranya anggota Polri. *34 meninggal di stadion Kanjuruhan. *93 meninggal di rumah sakit. Innalillahi wa innailaihi rojiun.."
Berita duka, sebuah tragedi yang tak seharusnya terjadi, membuat saya kaget, sedih sekaligus marah dan sangat menyayangkan kejadian ini.
Dari hati yang terdalam kami mengucapkan bela sungkawa, turut berduka cita yang sedalam-dalamnya untuk semua korban jiwa tragedi Kanjuruhan selepas laga Arema - Persebaya tadi malam.
Aku Suka Sepak Bola, Tapi Takut jadi Suporter Bola, Tak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa.
Penulis
Achmad Munandar