Campusnesia.co.id - Selain warteg dan burjo, angkringan atau yang juga sering disebut sebagai warung sego kucing atau nasi kucing adalah alternatif tempat makan bagi mahasiswa yang ramah kantong.
Memang dari sisi porsi tak seberapa, namun pilihan aneka rasa dan topingnya cukup variatif sebagai pengobat lapar setelah seharian berkutat dengan kuliah, praktikum atau proker organisasi.
Di Tembalang sebagai daerah banyak mahasiswa pendatang, warung angkringan atau nasi kucing sangat mudah di temukan di pinggir jalan.
Sebagian sengaja buka dari pagi hingga malam, sebagian lagi baru mulai menjajakan dagangan selepas ashar hingga dini hari.
Salah satunya adalah warung angkringan mas Saidul yang berada di jalan Banjarsari nomer 44 Tembalang Semarang atau tepatnya di teras bengkel Anugrah Jaya Motor.
Pria asal Kecamatan Wedung Demak ini mulai membuka warung kucingannya sendiri beberapa tahun yang lalu sebelum corona melanda.
Beliau termasuk yang merasakan bagaimana sulitnya berjualan makanan di Tembalang dalam penerapan PPKM yang ketat.
Kini setelah pelonggaran diberikan dan sebagian mahasiswa sudah kembali ke Tembalang wajah sumringah terlihat, karena warungnya mulai kembali ramai dengan datang perginya pembeli.
Menu nasi kucing yang di sediakan sangat beragam dan patut dicicipi semua, dari Teri Bawang, Ayam Lombok Ijo, Rica Ayam, Nasi Pedo, Ayam Balado, Ayam Bawang, Sambel Goreng Ati, Orak-arik telur, Nasi Goreng, Nasi Cumi dll.
Toping atau pilihan lauknya juga banyak sekali, dari sate telur puyuh, sate kulit ayam, sate ati ampela, sate usus, bakso, tempura, sosis, tahu bacem, bakwan, mendoan, tahu isi dan tentu saja kerupuk.
Bagi yang suka cemilan manis ada pisang coklat dan pisang goreng kalau beruntung kadang ada arem-arem, kerupuk kulit, kacang dan tahu petis.
Selain menu wajib di atas, mas Saidul juga menyediakan mie instan baik rebus maupun goreng, sangat nikmat disajikan dengan telur dan irisan cabe rawit saat gerimis mengundang.
Tak usah khawatir kehausan atau kepedesan, jumlah menu minumannya hampir puluhan dari yang iconik yaitu Jahe panas, jahe susu, teh, jeruk sampai minuman instan seperti nutrisari, coffemix, good day dan kawan-kawanya.
Mas Saidul berkisah tidak semua barang dagangannya dibuat sendiri, nasi, lauk sate dan aneka gorengan merupakan titipan, semacam sistem konsinyasi, pemilik warung menyediakan display, produsen menyediakan makanan, angkringan cukup membayar sejumlah makanan yang laku terjual, win win solution.
Satu bungkus nasi ia banderol Rp 3.000, demikian juga untuk aneka sate-satean juga Rp 3.000an, minumam beragam dari Rp 3.000an, gorengan Rp1.000an dan jajanan seperti piscok mulai dari Rp 1.500 an, sangat terjangkau dan ramah kantong mahasiswa.
Kadang jika ramai, buka dari jam lima sore tidak sampai jam dua belas malam sudah ludes terjual, namun pernah juga hingga dini hari jam dua atau tiga saat para pedagang pergi ke pasar masih saja ada nasi yang belum berhasil jadi cuan.
Suka duka sebagai penjual angkringan sego kucing tak membuat pemuda berambut ikal ini menyerah, ia optimis meski Tembalang belum seramai dulu dan persaingan antar warung angkringan semakin ketat.
Untuk sobat Campusnesia yang kebetulan lagi di Tembalang Semarang, jangan lupa mampir, nongkrong dan makan di warung angkringan mas Saidul Banjarsari.
Menu apa favorit kalian di warung kucingan? Jangan lupa share di kolom komentar ya.
Penulis
Nandar
===
Baca Juga: