Campusnesia.co.id - Minggu, 11 April 2021 yang lalu, saya menyempatkan diri main ke objek wisata lokal bernama Pantai Kertomulyo yang terletak di desa Kertomulyo, kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Objek wisata ini sebenarnya adalah kawasan konservasi hutan mangrove yang berbatasan langsung dengan bibir pantai. Dalam perkembangannya penggerak wisata lokal menambahkan beberapa fasilitas umum sehingga bisa menjadi destinasi wisata lokal untuk refresing serta menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Saya datang dengan rekan yang bersepeda karena tidak jauh dari tempat tinggal, untuk bisa masuk dan menikmati suasana hutan mangrove dan bibir pantai kita harus membayar tiket masuk yang juga semacam biaya parkir sebesar 3.000 untuk sepeda motor dan 2.000 untuk sepeda.
Akses jalan menuju lokasi cukup mudah dan sudah full aspal dengan pemandangan kanan kiri sawah dilanjutkan dengan hamparan tambak milik warga, hanya saja sayang tidak terlalu lebar sehingga ketika ada mobil yang berpapasan lebih baik salah satu mengalah bergantian jalan.
Memasuki kawasan wisata kita akan disambut dengan beberapa wahana permainan sederhana seperti ayunan, mainan kereta anak, bebek sepeda air dan jembatan serta gimmic spot foto yang instagram-able, cocok buat kalian yang ingin datang untuk ngisi konten.
Ada pula beberapa walking track dengan pemandangan kanan kiri tambak dan hutan mangrove nan asri, jika terus berjalan menuju arah utara akan sampai di bibir pantai dengan suguhan pemandangan bibir pantai nampak beberapa kapal nelayan sedang mencari ikan.
Sayang di sini pantainya lumpur, bukan pasir sehingga kita tidak bisa turun dan bermain ombak layaknya di beberapa objek wisata pantai daerah lain, namun hal tersebut tidak mengurangi kesan fresh dari views yang disajikan.
Sebagai obat lapar dan haus setelah berjalan-jalan dan foto, pengunjung bisa menikmati makanan dan minuman dari pedagang kaki lima sepanjang walking track, beberapa menu cukup otentik seperti olahan ikan dan kerang, beberapa diantarnya adalah makanan khas tempat wisata serpti mie instan cup, kali ini saya dan rekan-rekan mencoba menjajal menu pecel dengan lauk sate ayam, beberapa bakwan jagung serta es teh yang dibanderol dengan harga 21.000, terbilang murah dengan rasa yang ditawarkan.
Oh ya adapula deretan gasebo yang bisa disewa untuk keluarga atau rombongan, saya tidak tahu berapa tarifnya tapi bisa jadi pilihan tempat istirahat atau gathering jika datang bersama kelompok besar.
Sejauh pengamatan saya, belum ada pedagang yang menjual cinderamata jadi mungkin ini bisa jadi masukan dan peluang bisnis untuk pengelola dan penggerak wisata setempat.
Rute Perjalanan ke Pantai Kertomulyo
Dari alun-alun simpang lima pati ke arah utara di jalan Raya Pantura. Kemudian sampai pertigaan belok kiri Pati-Tayu. Lurus terus di jalan Pati-Tayu sampai monumen bambu runcing di jalan Wedarijaksa belok kanan. Lurus terus di Jalan Wedarijaksa sampai bertemu pertigaan belok kiri sampai ke desa Keertomulyo.
Sejarah Singkat Pantai Kertomulyo
Berawal dari keprihatinan dan kepedulian warga sekitar desa kertomulyo terhadap erosi yang semakin mengikis daerah mereka lalu bersama-sama menanami bibir pantai dengan tanaman Mangrove dibantu dengan relawan.
Di pantai kertommulyo terdapat semacam jalur aliran air yang digunakan warga untuk mengisi tambak mereka. Aliran air yang cukup luas mengganggu warga menanam mangrove di sekitar tempat aliran air.
Akhirnya warga membuat jembatan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, banyak warga dari daerah lain mulai datang dan mengambil gambar di atas jembatan tersebut. Muncul ide dari warga untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi tempat wisata. Akhirnya hingga sekarang tempat tersebut menjadi salah satu wisata yang mampu menarik minat pengunjung.
Kami kutip dari betanews.id, penanaman mangrove di Pantai Kertomulyo sebenarnya sudah dilakukan sejak 2009 lalu, namun perkembangannya belum maksimal. Beberapa kali pula mengalami kegagalan karena diterjang ombak.
Dalam penanaman mangrove tersebut, pihak desa setempat, katanya juga mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, di antaranya adalah Organization for Industry, Spiritual, Culture and Advancement (OISCA) dari Jepang.
Lalu Karang Taruna Desa Kertomulyo berinisiatif mendirikan komunitas Peduli Pantai Utara Pati (PPUP), yang bertujuan untuk merawat tanaman mangrove.
Sejak tahun 2016 Pantai Kertomulyo dibuka untuk wisatawan. Tujuan utamanya adalah, untuk mengedukasi kepada pengunjung, agar mereka mengerti betapa pentingnya merawat tanaman mangrove
Tiket Masuk
Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, hanya saja pengunjung harus membayar biaya parkir Rp.2000 untuk sepeda dan Rp 3.000 untuk sepeda motor. Nantinya uang yang di dapatkan dari pengunjung akan digunakan untuk perbaikan fasilitas-fasiitas di kawasan pantai kertomulyo. Sehingga wisata ini bisa lebih maju dan makin diminati oleh masyarakat. (sumber: Wikipedia)
Keren ya guys, sekarang eranya memang menciptkan wisata-wisata lokal di setiap daerah dengan mengangkat potensi lokal, di daerahmu ada wisata apa nih? share di kolom kementar ya, siapa tahu nanti kami bisa main dan traveling ke wisata desamu.
Penulis: Nandar