Campusnesia.co.id – Membaca kisah sejarah perjuangan sebuah negara selalu menarik dan banyak pelajaran yang bisa diambil, paling tidak tentang semangat patriotisme. Apalagi jika lembaran sejarah itu disajikan dalam bentuk sinematografi. Terlepas dari sudut pandang benar dan salah, dan dramatisasi kita jadi bisa belajar tentang sejarah sebuah negara dengan cara yang asyik.
Genre film perang atau War Movie seperti Saving Private Ryan tayang tahun 1998 besutan Steven Spielberg, Pearl Harbor tahun 2001 yang disutradari oleh Michael Bay, film Dunkirk tahun 2017 yang disutradarai Christopher Nolan, dan yang terbaru 1917 yang rilis tahun 2019 karya Sam Mendes.
Kali ini kita akan review salah satu film perang juga yang diangkat dari sejarah perjuangan rakyat Korea Selatan semasa masa pendudukan jepang tahun 1920. Judul filmnya The Battle: Roar to Victory versi Hangul: 봉오동 전투; Hanja: 鳳梧洞戰鬪(凤梧洞战斗)rilis 7 Agustus 2019 berurasi 134 menit, emngambil setting Pertempuran Fengwudong atau Pertempuran Bongo-dong.
Pemeran
Sederet aktor ternama ikut ambil bagian dalam film yang disutradarai oleh Won Shin-yun, sebut saja Yoo Hae-jin yang kita kenal dalam film A Taxi Driver dan Woochi berperan sebagai Hwang Hae-cheol pemimpin gerilyawan korea.
Jo Woo-jin yang kita kenal di drama Pegasus Market dan Sky Castel di film ini ia berperan sebagai Byeong-gu, penembak jitu dalam pasukan gerilyawan yang dipimpin Hwang Hae Cheol.
Ryu Jun-yeol wajahnya familiar sebagai salah satu aktor dalam drama korea Replay 1988, kali ini ia berperan sebagai Jang-ha, seorang kapten pasukan perjuangan korea.
Kazuki Kitamura orang indonesia pasti pernah lihat aktor satu ini dalam film Killers tahun 2014 kolaborasi Indonesia-Jepang yang disutradari oleh The Mo Brothers. Dalam film The Battle: Roar to Victory ia berperan sebagai Letnan satu Jepang.
Hiroyuki Ikeuchi sebagai Jenderal Jepang, penggemar film donnie yen pasti tidak asing karena Hitoyuki Ikeuchi menjadi musuh Ip Man pertama. Dan Go Min-si sebagai Narator.
Jalan Cerita
Pada tahun 1920, saat Korea berada di bawah kekuasaan Jepang, pasukan berpedang Korea merdeka Hwang Hae-cheol (Yoo Hae-jin) dan bawahannya seorang penembak jitu Byeong-gu (Jo Woo-jin) melakukan operasi untuk memberikan dana kepada Pemerintah Sementara Korea di Shanghai.
Selama operasi, Hwang Hae-chul bertemu kembali dengan Jang-ha (Ryu Jun-yeol), seorang komandan pasukan muda yang memiliki misi bunuh diri untuk memancing pasukan Jepang yang dipimpin oleh seorang jenderal (Hiroyuki Ikeuchi) dan letnan satu (Kazuki Kitamura) menuju ke Bongo-dong.
Review
Adegan dibuka dengan masa muda Hwang Hae-cheol, adiknya menjadi korban sebuah granat pasukan jepang. Sejak saat itu ia mendidikasikan hidupnya berjuang dengan sekelompok kecil gerilyawan korea melawan pasukan jepang.
Yang menarik dari film bagaimana event dalam sebuah penggalan sejarah dapat disajikan dengan sangat baik. Pesannya tersampaikan tentang nasionalisme, memperjuangkan kemerdekaan dan semangat dalam perjuangan. Secara capaian box office juga bagus dengan meraih 3 juta penonton.
Sisi sinematografi sudah tidak diragukan lagi, celah pertarungan dan adegan laga juga berhasil disajikan dalam sangat baik. Isi yang kadang “cringe” dalam beberapa film, karena memang memvisualisasikan adegan pertempuran, desing peluru, ledakan meriam bukanlah hal yang mudah. Jika gagal maka akan terlihat amatiran, tapi karena ini film korea hal tersebut bisa kita hindari tersaji dalam film.
Surprise ada aktris favorit saya yaitu Choi Yu-hwa, sejak penampilan di drama korea Life 2018 jadi penasaran saja dengan akting-aktingnya, sayangnya penampilannya dalam film The Battle: Roar to Victory minim sekali dialog, ia berperan sebagai salah satu gerilyawan wanita. Rekomended buat tontonan saat libur lebaran, selamat menonton guys.
Penulis: Nandar
Baca artikel review film lainnya di sini.